Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural

Berikut ini adalah berkas Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural. Download file format PDF.

Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural

Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural:

Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Dalam studi linguistik umum (general linguistik), kajian secara internal disebut sebagai kajian bidang mikrolinguistik dan kajian secara eksternal disebut sebagai kajian bidang makrolinguistik. Kajian secara internal dilakukan dengan menggunakan teori-teori dan prosedur- prosedur yang ada dalam disiplin linguistik, seperti fonologi, morfologi, atau sintaksis. Sementara itu, kajian bahasa secara eksternal melibatkan dua disiplin ilmu atau lebih sehingga wujudnya berupa ilmu antardisiplin.

Kajian bahasa secara internal akan menghasilkan perian-perian bahasa secara objektif deskriptif dalam wujud sebuah buku tata bahasa. Buku-buku tata bahasa biasanya hanya menyajikan kaidah- kaidah bahasa tanpa mengaitkannya dengan kaidah-kaidah penggunaan bahasa. Tanpa ilmu sosiolinguistik, pengajaran ragam bahasa menggunakan buku tata bahasa ini akan mengalami kesulitan. Ragam bahasa yang diajarkan buku tata bahasa hanya berupa ragam bahasa baku. Padahal dalam buku tersebut sejatinya terekam juga hasil perian ragam nonbaku.

Contoh sederhana tampak pada penggunaan kata ganti orang kedua tunggal. Kata ganti orang kedua tunggal dalam bahasa Indonesia adalah engkau, kamu, Anda. Dalam percakapan sehari-hari, kita terbiasa juga menggunakan kata saudara, bapak, ibu, elu. Seseorang yang baru mempelajari bahasa Indonesia dan tidak mengenal kaidah sosial dalam menggunakan kata ganti tersebut bisa jadi akan membuat kesalahan dalam pemilihan kata saat berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Orang tersebut bisa saja menggunakan kata ganti berupa engkau ketika ia bertutur dengan seorang penjual sayur di pasar, atau seorang murid yang menggunakan kata ganti berupa kamu ketika berbicara dengan gurunya di kelas, dan tentu saja percakapan tersebut akan menarik perhatian orang-orang sekitar.

Bagi negara yang multilingual seperti Indonesia, keberadaan lingua franca menjadi sebuah hal yang penting. Pemilihan bahasa mana yang dijadikan bahasa persatuan berpotensi menimbulkan ketegangan sosial dan politik berbahasa dalam masyarakat. Namun agaknya bangsa Indonesia sudah dapat mengatasinya dengan menjadikan bahasa Indonesia, yang berakar dari bahasa Melayu, sebagai bahasa persatuan sejak 28 Oktober 1928 silam. Meskipun jumlah penutur asli bahasa Melayu jauh lebih sedikit dibanding penutur bahasa daerah yang lain, yakni Sunda dan Jawa, namun masyarakat kala itu menyadari bahwa secara sosiolinguistik bahasa Melayu mempunyai peranan yang lebih mungkin sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi bangsa Indonesia. Untuk itu, pemahaman akan prinsip-prinsip sosiolinguistik dapat memberi sumbangan dalam mengatasi ketegangan sosial dan politik akibat persoalan bahasa.

Pengertian Sosiolinguistik

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Apa sosiologi dan linguistik itu? Banyak batasan telah dibuat oleh para sosiolog mengenai sosiologi, tetapi intinya bahwa sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing di dalam masyarakat.

Linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat. Sosiolinguistik dapat didefinisikan sebagai kajian tentang bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat dan istilah inilah yang akan digunakan dalam buku ini.

Sosiolinguistik adalah ilmu yang interdisipliner. Istilahnya sendiri menunjukkan bahwa ia terdiri atas bidang sosiologi dan linguistik. Dalam istilah linguistik-sosial (sosiolinguistik) kata sosio adalah aspek utama dalam penelitian dan merupakan ciri umum bidang ilmu tersebut. Linguistik dalam hal ini juga berciri sosial sebab bahasa pun berciri sosial, yaitu bahasa dan strukturnya hanya dapat berkembang dalam suatu masyarakat tertentu. Aspek sosial dalam hal ini mempunyai ciri khusus, misalnya ciri sosial yang spesifik dan bunyi bahasa dalam kaitannya dengan fonem, morfem, kata, kata majemuk dan kalimat.

Selain istilah Sosiolinguistik ada juga digunakan istilah sosiologi bahasa. Dari kedua istilah tersebut ada yang menganggap itu sama, tetapi ada juga yang menganggap berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya sosiolinguistik karena penelitiannya dimasuki dari bidang linguistik; sedangkan istilah sosiologi bahasa digunakan kalau penelitian itu dimasuki dari bidang sosiologi. Fishman dalam mengkaji masalah ini menggunakan judul Sosiolinguistik (1970), kemudian menggantinya dengan sosiologi bahasa, Sociology of Language (1972). Artikel yang ditulis Fishman dalam Giglioli (ed. 1972:45-58) memang membahas Sosiolinguistik di bawah judul Sosiologi Bahasa. Dikatakannya bahwa ”ilmu ini meneliti interaksi antara dua aspek tingkah laku manusia: penggunaan bahasa dan organisasi tingkah laku sosial”. J.A. Fishman mengatakan kajian sosiolinguistik lebih bersifat kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa bersifat kuantitatif. Jadi sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa/dialek dalam budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa/dialek tertentu yang dilakukan penutur, topik, dan latar pembicaraan, sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor- faktor sosial, yang saling bertimbal-balik dengan bahasa/dialek.

Bram & Dickey, (ed. 1986:146) menyatakan bahwa Sosiolinguistik mengkhususkan kajiannya pada bagaimana bahasa berfungsi di tengah masyarakat. Mereka menyatakan pula bahwa sosiolinguistik berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi.

Sosiolinguistik juga menyangkut individu sebab unsur yang sering terlihat melibatkan individu sebagai akibat dari fungsi individu sebagai makhluk sosial. Hal itu merupakan peluang bagi linguistik yang bersifat sosial untuk melibatkan diri dengan pengaruh masyarakat terhadap bahasa dan pengaruh bahasa pada fungsi dan perkembangan masyarakat sebagai akibat timbal-balik dari unsur-unsur sosial dalam aspek-aspek yang berbeda, yaitu sinkronis, diakronis, prospektif -- yang dapat terjadi-- dan perbandingan. Hal tersebut memungkinkan sosiolinguistik membentuk landasan teoretis cabang-cabang linguistik seperti: linguistik umum, sosiolinguistik bandingan, antarlinguistik dan sosiolinguistik dalam arti sempit (sosiolinguistik yang konkret) (Deseriev, 1977:341-363).

Sosiolinguistik juga menyangkut individu sebab unsur yang sering terlihat melibatkan individu sebagai akibat dari fungsi individu sebagai makhluk sosial. Hal itu merupakan peluang bagi linguistik yang bersifat sosial untuk melibatkan diri dengan pengaruh masyarakat terhadap bahasa dan pengaruh bahasa pada fungsi dan perkembangan masyarakat sebagai akibat timbal-balik dari unsur-unsur sosial dalam aspek-aspek yang berbeda, yaitu sinkronis, diakronis, prospektif -- yang dapat terjadi-- dan perbandingan. Hal tersebut memungkinkan sosiolinguistik membentuk landasan teoretis cabang-cabang linguistik seperti: linguistik umum, sosiolinguistik bandingan, antarlinguistik dan sosiolinguistik dalam arti sempit (sosiolinguistik yang konkret) (Deseriev, 1977:341-363).

Daftar Isi Buku Sosiolinguistik : Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural

BAB I Konsep Dasar Sosiolinguistik
1.1 Pengertian Sosiolinguistik
1.2 Permasalahan Sosiolinguistik 
1.3 Relevansi Linguistik dengan Sosiolinguistik
1.4 Relevansi Sosiolinguistik, Sosiologi, dan Linguistik
1.5 Manfaat Sosiolinguistik

BAB II Masyarakat Bahasa
2.1 Konsep Masyarakat Bahasa
2. 2 Klasifikasi Masyarakat Bahasa
2.3 Masyarakat Bahasa sebagai Interpretasi Subjektif-Psikologis 
2.4 Masyarakat Bahasa di Indonesia

BAB III Ragam Bahasa
3.1 Pengertian Ragam Bahasa
3.2 Jenis Ragam Bahasa

BAB IV Kedwibahasaan dan Diglosia
4.1 Kedwibahasaan
4.2 Diglosia

BAB V Pemilihan Bahasa
5.1 Pengertian Pilihan Bahasa 
5.2 Faktor Penanda Pilihan Bahasa
5.3 Kompetensi Komunikatif dalam Pemilihan Bahasa
5.4 Strategi Pilihan Bahasa
5.5 Tiga Pendekatan Kajian Pemilihan Bahasa

BAB VI Alih Kode dan Campur Kode
6.1 Alih Kode
6.2 Campur Kode

BAB VII Sikap Bahasa
7.1 Pengertian Sikap Bahasa
7.2 Komponen Sikap Bahasa
7.3 Metode dan Teknik Pengukuran Sikap Bahasa 

BAB VIII Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa
8.1 Pergeseran Bahasa
8.2 Pemertahanan Bahasa 
8.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa

BAB IX Politik Bahasa
9.1 Urgensi Politik Bahasa
9.2 Kebijaksanaan Bahasa
9.3 Perencanaan Bahasa

BAB X Pembelajaran Bahasa Berbasis Konteks Sosiokultural
10.1 Urgensi Pembelajaran Konteks Sosiokultural
10.2 Materi Ajar
10.4 Prosedur dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Ajar
10.5 Kriteria Materi Ajar yang Baik
10.6 Paradigma Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa 
10.7 Panduan Pengembangan Materi Ajar Berbasis Konteks Sosiokultural
10.8 Panduan Model Pengembangan Proses Belajar Mengajar dalam pencapai Kompetensi Komunikatif Siswa

BAB XI  Pembelajaran Bahasa Berbasis Konteks Sosiokultural 
11.1 Urgensi Komunikasi Lintas Budaya
11.2 Realitas Multikultural di Indonesia 
11.3 Pengembangan Kesadaran Multilingual 
11.4 Pengembangan Komunikasi Lintas Budaya 
11.5 Implikasi Multikultural bagi Pembelajaran Bahasa

Penulis Fatur Rokhman
Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013

    Download Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:
    Download Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Sosiolinguistik (Konsep Dasar) Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa dalam Masyarakat Multikultural. Semoga bisa bermanfaat.

    Terkait dengan buku lainnya, kami rekomendasikan kepada Anda: Buku Sosiolinguistik (yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan  Kebudayaan RI).

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel