Modul Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013

Berikut ini adalah berkas Modul dan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013. Download file format PDF.

Modul Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013
Modul Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013

Modul Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Modul dan Silabus Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013:

Modul Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013 ini diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan - Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.

Modul Dinamis: Modul ini merupakan salah satu contoh bahan ajar pendidikan kesetaraan yang berbasis pada kompetensi inti dan kompetensi dasar dan didesain sesuai kurikulum 2013. Sehingga modul ini merupakan dokumen yang bersifat dinamis dan terbuka lebar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah masing-masing, namun merujuk pada tercapainya standar kompetensi dasar.

MODEL SILABUS KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C

PENGANTAR

Pembelajaran pada pendidikan kesetaraan dilaksanakan dalam berbagai strategi, sesuai dengan karakteristik peserta didik, oleh karena itu dalam rangka memberikan arah pencapaian kompetensi dari setiap mata pelajaran perlu adanya panduan bagi tutor untuk menjabarkan rencana pembelajaran dalam bentuk silabus. Silabus merupakan suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar.

Silabus ini adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran dan indikator dan kegiatan pembelajaran. Pada silabus ini tidak mencatumkan alokasi waktu, penilaian dan sumber belajar dengan harapan waktu belajar, penilaian serta sumber belajar ditentukan oleh tutor bersama peserta didik.

Pada model silabus ini juga memuat tentang kerangka pengembangan kurikulum, pembelajaran dan kontekstualisasi pada pendidikan kesetaraan, agar para penyelenggara pendidikan kesetaraan dan para tutor memahami dasar-dasar pengembangan pendidikan kesetaraan. Model silabus ini disajikan untuk tiap mata pelajaran pada setiap jenjang pendidikan kesetaraan, satuan pendidikan dapat mengembangkan lebih detail tiap tingkatan kompetensi atau bentuk lain yang seuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.

PENDAHULUAN

RASIONAL

Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Penyelenggaraan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan melalui perluasan akses yang merata untuk mendukung daya saing bangsa serta menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.

Pendidikan kesetaraan sebagai bagian tidak terpisahkan dari pelaksanaan pendidikan nasional memiliki peran penting dan strategis agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas dan berperan serta dalam pembangunan.

Rendahnya partisipasi penduduk dalam pendidikan yang disebabkan oleh masih adanya peserta didik putus sekolah, kesulitan dalam mengakses sekolah formal, dan sebab lainnya, menjadikan tantangan bagi pendidikan kesetaraan untuk mampu menampung warga bangsa yang belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. Selain itu, pendidikan kesetaraan dapat dijadikan alternatif yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan karakteristik pendidikan kesetaraan yang bersifat adaptif, fleksibel dan progresif mengikuti kebutuhan dan perkembangan zaman.

Untuk memastikan kesetaraan kualitas lulusan pendidikan kesetaraan dengan pendidikan formal, maka pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui kontekstualisasi kurikulum pendidikan formal yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta disesuaikan dengan masalah, tantangan, karakteristik, dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesetaraan, yaitu berorientasi pada pemberdayaan dan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, peluang dunia kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad 21 dalam mengisi ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktifitas sosial, ekonomi, dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. 

Mengingat peluangnya yang begitu terbuka itu, pendidikan kesetaraan dapat dimaknai bukan hanya sebagai pendidikan alternatif untuk mengatasi masalah, tetapi juga bersifat futuristik untuk meningkatkan kualitas hidup dan mendorong perkembangan kemajuan masyarakat.

Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional untuk berkomunikasi, berpikir dan bercita rasa secara internasional. Dengan demikian, peserta didik diharapkan apat beradaptasi dengan lingkungan yang semakin mengglobal serta berkembang menjadi individu-individu yang memiliki daya saing internasional. Karena dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari, konsep ‘genre’ telah ditetapkan sebagai dasar untuk merumuskan kompetensi dasar (KD).

Sesuai dengan definisi kompetensi yang digunakan untuk merumuskan Kurikulum 2013 secara umum, kompetensi mata pelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek ‘sikap’ terbagi ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial. Aspek sikap ini tidak dirumuskan secara rinci di mata pelajaran Bahasa Inggris, karena tidak menjadi bagian dari pembelajaran langsung dengan menggunakan sumber belajar tersendiri. Pembelajaran sikap secara tidak langsung terintegrasi ke dalam topik, proses, dan suasana pembelajaran yang dampaknya berupa penghayatan dan pengamalan nlai-nilai keagamaan, serta berbagai nilai luhur dan karakter positif lainnya. Aspek ‘pengetahuan’ mencakup pengetahuan faktual, prosedural, dan konseptual terkait penggunaan serta proses pembelajarannya, pada tataran berpikir memahami, menerapkan, dan menganalisis. Aspek ‘keterampilan’ mengacu pada keterampilan mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak maupun kongkrit dengan pengantar lisan maupun tertulis dalam bentuk tindakan menangkap makna dan menyusun teks.

Konsep genre dalam bahasa Inggris meliputi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang dijadikan sebagai
  1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran;
  2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk kompetensi tersebut; dan
  3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik.
Silabus merupakan pokok utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat dari silabus ini, di antaranya:
  1. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penyediaan sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian.
  2. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran.
  3. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran.
  4. Dokumentasi tertulis (written document) sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.

KOMPETENSI MATA PELAJARAN

Kurikulum Bahasa Inggris merupakan bagian dari Kurikulum 2013 yang ruang lingkup pengelolaannya dimulai dari merumuskan Kompetensi Dasar (KD), khususnya KD 3 dan KD 4, untuk mengejawantahkan KI 3 dan KI 4. Meskipun kompetensi sikap yang tercantum dalam rumusan KI 1 dan KI 2 tidak secara eksplisit diturunkan ke dalam KD 1 dan KD 2, kompetensi sikap dikembangkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris secara tidak langsung dan diintegrasikan ke dalam proses pembelajarannya.

Berikut ini adalah rumusan Kompetensi Inti Tingkatan V dan Tingkatan VI.

Tingkatan V
  1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 
  2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
  3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
  4. Mengolah, menalar, dan menyaji, dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di satuan pendidikan secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggu- nakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Tingkatan VI
  1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
  2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
  3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenom- ena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 
  4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di satuan pendidikan secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya satuan pendidikan, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Perumusan KD didasarkan pada beberapa asumsi tentang bahasa fungsional, termasuk konsep genre, sebagai berikut.
  • Bahasa Inggris perlu dipelajari untuk dapat berfungsi bagi kehidupan peserta didik sehari-hari, dalam berbagai bentuk teks.
  • Teks adalah alat komunikasi dan berpikir.
  • Teks memiliki sifat bermakna dan mempunyai tujuan untuk melaksanakan suatu fungsi sosial.
  • Berdasarkan rumusan KI 3 (pengetahuan), tujuan komunikatif adalah untuk mengomunikasikan informasi faktual (terkait dengan topik komunikasi), informasi prosedural (terkait dengan langkah-langkah melaksanakan suatu proses), dan informasi konseptual (terkait dengan pemahaman terhadap fungsi sosial, struktur, dan unsur kebahasaan teks)
  • Genre memberikan kerangka pembentukan teks yang terdiri atas tiga aspek: (1) tujuan atau fungsi sosial yang hendak dicapai, dengan menggunakan (2) struktur teks dan (3) unsur kebahasaan yang sesuai dengan tuntutan kontekstual.
  • Secara kontekstual, teks menyesuaikan fungsi, struktur teks, dan unsur kebahasaannya dengan (1) topik pembicaraan, (2) hubungan fungsional antarpeserta komunikasi, (3) moda komunikasi yang digunakan (misalnya lisan atau tulis).
  • Struktur teks dan unsur kebahasaan yang menjadi penciri dasar setiap jenis teks (genre) akan disesuaikan dengan keunikan setiap konteks yang dihadapi, sehingga teks yang termasuk dalam setiap genre akan beragam dari konteks ke konteks.
  • Pengguna bahasa akan terus menerus dihadapkan pada masalah untuk memilih dan menentukan isi dan bentuk teks yang sesuai dengan konteks yang dihadapi. Oleh karena itu, berkomuniasi merupakan rangkaian tindakan problem solving, eksplorasi dan discovery secara terus menerus.

Berdasarkan berbagai asumsi tersebut, KD kemudian dirumuskan untuk penggunaan bahasa Inggris pada tiga jenis teks yaitu (1) interpersonal, (2) transaksional, dan (3) fungsional. Dalam teks interpersonal teks berfungsi untuk menjaga hubungan interpersonal; dalam teks transaksional teks berfungsi untuk bertukar informasi, barang dan jasa; dalam teks fungsional teks berfungsi untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu.

Kompetensi untuk setiap jenis teks dirumuskan dengan acuan berbasis genre. Artinya, teks harus dipelajari sebagai alat untuk melaksanakan fungsi sosial secara kontekstual yang terkait langsung dengan kehidupan peserta didik sebagai remaja terpelajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, secara lisan maupun tertulis. Kualitas teks dilihat dari kesesuaian struktur teks dan unsur kebahasaan dengan fungsi teks dalam konteks penggunaannya tersebut. Ketiga aspek genre inilah yang
digunakan untuk menetapkan materi pembelajaran setiap jenis teks.

Pada jenjang Paket C pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dipelajari pada tataran berpikir ‘memahami’ (khususnya mengidentifikasi, membandingkan, dan menafsirkan) dan tataran ‘menerapkan’. Keterampilan menggunakan teks terwujud dalam tindakan komunikatif menangkap makna melalui menyimak dan membaca, dan menyusun teks melalui berbicara dan menulis, yang semuanya terintegrasi untuk melaksanakan fungsi sosial yang sama. Khusus untuk setiap teks transaksional, diberikan penekanan khusus untuk mengaitkan dengan pembelajaran kosa kata dan tata bahasa yang menjadi penciri dasar setiap jenis teks.

Berikut adalah dafar teks yang tercakup dalam kurikulum jenjang Paket C, Bahasa Inggris (Umum).

TEKS INTERAKSI INTERPERSONAL
Ucapan selamat dan memuji bersayap (), serta menanggapinya (V)

TEKS INTERAKSI TRANSAKSIONAL
Jati diri, dengan memperhatikan unsur kebahasaan (V)
Niat melakukan suatu tindakan/kegiatan, dengan memperhatikan unsur kebahasaan kata kerja bantu modal (V)
Keadaan/tindakan/kegiatan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau yang merujuk waktu terjadinya dan kesudahannya, dengan memperhatikan kata kerja dalam bentuk (V)
Saran dan tawaran, dengan memperhatikan kata kerja bantu modal dan (V)
Pendapat dan pikiran, dengan memperhatikan unsur kebahasaan (V)
Hubungan sebab akibat, dengan memperhatikan unsur kebahasaan (V)
Keadaan/tindakan/kegiatan/ kejadian tanpa perlu menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah, dengan memperhatikan kata kerja dalam bentuk (V)
Menawarkan jasa, dengan memperhatikan ungkapan (VI)
Pengandaian diikuti oleh perintah/saran, dengan memperhatikan unsur kebahasaan dengan , (VI) 

TEKS FUNGSIONAL KHUSUS
Pemberitahuan (), terkait kegiatan satuan pendidikan (V)

TEKS FUNGSIONAL KHUSUS
teks, yang menjadi dasar dari silabus ini, yang berdasarkan pada serangkaian konsep tentang bahasa, fungsi, serta penggunaannya seperti yang diuraikan sebelumnya. Pembelajaran diperlukan untuk mendorong peserta didik 
Lirik lagu terkait kehidupan remaja sma/ma/smk/mak /smk/mak (V)
Undangan resmi dengan memberi dan meminta informasi terkait kegiatan satuan pendidikan/tempat kerja (V)
Surat pribadi, terkait kegiatan diri sendiri dan orang sekitarnya (V)
Lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/SMK/MAK (V)
Surat lamaran kerja (VI)
Teks caption menyertai gambar/foto/tabel/grafik/bagan (VI)
Manual penggunaan teknologi dan kiat-kiat () (VI)
Lirik lagu terkait kehidupan remaja SMA/MA/SMK/MAK (VI)

TEKS FUNGSIONAL
Teks deskriptif, terkait tempat wisata dan bangunan bersejarah terkenal (V)
, terkait peristiwa bersejarah (V)
terkait legenda rakyat (V)
terkait isu aktual. (V)
terkait gejala alam atau sosial yang tercakup dalam mata pelajaran lain (V)
Prosedur dalam bentuk manual (VI)
terkait berita sederhana dari koran/radio/tv (VI)

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN MATA PELAJARAN

1. Pembelajaran
Pembelajaran program pendidikan kesetaraan dirancang agar peserta didik dapat aktif sebagai subjek pembelajaran dan memiliki inisiatif terhadap proses belajarnya. Oleh karena itu, ada beberapa karakteristik dari pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris Paket C ini, meliputi:

a. Menggunakan pendekatan yang merangsang inisiatif dan kreatifitas peserta didik
Pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris Paket C menggunakan berbagai pendekatan inovatif yang
membangkitkan inisiatif dan kreativitas peserta didik. Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan antara lain: scientific learning, problem-based learning, discovery learning, explorative learning, project-based learning, atau pendekatan lain yang dapat merangsang tumbuhnya kreativitas, wawasan, dan inisiatif pada diri peserta didik. Pendekatan-pendekatan tersebut selaras dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris berbasis genre atau teks, yang menjadi dasar dari silabus ini, yang berdasarkan pada serangkaian konsep tentang bahasa, fungsi, serta penggunaannya seperti yang diuraikan sebelumnya. Pembelajaran diperlukan untuk mendorong peserta didik bersikap mandiri, aktif terlibat dalam proses pembelajaran, bekerja sama dengan teman, berpikir eksploratif dan kritis, dan secara proaktif memperoleh bimbingan dan arahan dari pendidik.

b. Belajar mandiri
Belajar mandiri merupakan ciri khas dari pendidikan nonformal karena keterbatasan waktu yang tersedia untuk tatap muka antara pendidik dengan peserta didik. Untuk mendukung keberhasil belajar mandiri diperlukan fasilitas pendukung seperti modul, panduan belajar, dan toolkits pembelajaran lainnya yang dapat membantu peserta didik belajar secara mandiri.

c. Kontekstual
Pembelajaran Bahasa Inggris harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Contoh, penjelasan, kosa kata, dan unsur-unsur kebahasaan lain hendaknya dikaitkan dengan norma, budaya, kehidupan, mata pencaharian, dan hal-hal lain yang dikenal oleh peserta didik.

d. Menumbuhkan kesadaran wirausaha
Derajat/Tingkatan kompetensi Paket C adalah memiliki kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri atau berwirausaha, bersikap profesional, berpartisipasi aktif dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Inggris Paket C hendaknya mampu memfasilitasi peserta didik untuk memiliki keterampilan fungsional yang mendukung peserta didik untuk bekerja mandiri atau berwirausaha, bersikap profesional, berpartispasi aktif dan produktif dalam kehidupan masyarakat.

e. Wawasan global
Sebagai bahasa internasional, Bahasa Inggris akan dapat digunakan untuk berkomunikasi secara internasional dengan ragam budaya, teknologi, geografi yang sangat banyak. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Inggris Paket C hendaknya menumbuhkan wawasan global peserta didik sehingga mampu mengikuti perkembangan, bahkan kalau memungkinkan, mampu menjadi agen perubahan yang positif bagi jamannya. 

Pendekatan-pendekatan tersebut selaras dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris berbasis genre atau teks, yang menjadi dasar dari silabus ini, yang berdasarkan pada serangkaian konsep tentang bahasa, fungsi, serta penggunaannya seperti yang diuraikan sebelumnya. Pembelajaran diperlukan untuk mendorong peserta didik bersikap mandiri, aktif terlibat dalam proses pembelajaran, bekerja sama dengan teman, berpikir eksploratif dan kritis, dan secara proaktif memperoleh bimbingan dan arahan dari pendidik.

Berdasarkan berbagai pendekatan tersebut di atas, pembelajaran Bahasa Inggris perlu mencakup beberapa bentuk kegiatan berikut ini.
  • Tujuan untuk melaksanakan fungsi sosial. Teks-teks yang diucapkan, disimak, dibaca, dan ditulis peserta didik diarahkan untuk melaksanakan fungsi sosial secara autentik atau mendekati autentik dalam hal sumber maupun penggunannya. Melalui kegiatan inilah peserta didik akan menemui masalah atau kesulitan yang autentik juga.
  • Proses pembelajaran mencakup kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Dalam melaksanakan setiap kegiatan tidak menutup kemungkinan dilakukannya langkah- langkah lainnya. Misalnya, kegiatan menanya dapat langsung dilakukan pada tahap pengamatan, bahkan sampai pada kegiatan mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Ketika mengumpulkan informasi, bisa saja muncul hal-hal yang mengharuskan peserta didik untuk memperbaiki pengamatannya.
  • Proses pembelajaran dilakukan melalui proses pembiasaan dan pembudayaan, dengan menggunakan banyak contoh dan keteladanan dalam ketepatan dan keberterimaan isi makna maupun struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks yang diucapkan, disimak, dibaca, ditulis, termasuk perilaku dalam konteks penggunaannya.
  • Proses pembelajaran memadukan inisiatif dan keaktifan diri, kerja sama dalam kelompok, dan bimbingan profesional dari pendidik
  • Pembelajaran juga mencakup pengembangan kemampuan menyusun langkah kerja dalam melaksanakan setiap tugas, termasuk dalam menggunakan alat-alat seperti tabel, bagan, power point, peralatan audio/visual, dsb.
  • Pembelajaran juga mencakup pengembangan kemampuan menanya, termasuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui, mempertanyakan hal-hal yang sudah mapan, dsb.

2. Penilaian

Pembelajaran yang efektif dapat terwujud hanya apabila didukung oleh proses penilaian yang efektif juga. Penilaian merupakan bagian integral dengan pembelajaran, sehingga tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Tujuan melaksanakan penilaian pada dasarnya adalah membantu dan memberikan arahan dan balikan pada peserta didik selama dan setelah proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana diharapkan.
Penilaian proses dan hasil belajar dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini.
  • Penilaian dilakukan secara integratif, mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam menggunakan bahasa Inggris lisan dan tulis secara kontekstual sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya.
  • Penilaian sikap difokuskan pada sikap yang tampak dalam bentuk perilaku selama proses belajar berkomunikasi secara lisan dan tulis dengan bahasa Inggris di dalam kehidupan sehari-hari seperti kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, percaya diri, toleransi, kerja sama, dan kesantunan.

KONTEKTUALISASI PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN

Kontekstualisasi kompetensi dilakukan sesuai dengan tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal, agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktek penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.

Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan pengembangan pendidikan.

Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat.

    Download Modul Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Modul dan Silabus Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini: 

    [Download] Modul 1 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA - Who I Am.pdf
    [Download] Modul 2 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA - Thank You Im Flattered.pdf
    [Download]  Modul 3 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA - Having Fun at Historical Places.pdf
    [Download] Modul 4 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA - Announcements.pdf
    [Download] Modul 5 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA - Lets Sing A Song.pdf
    [Download] Modul 6 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XI - Thank Its Helpul.pdf
    [Download] Modul 7 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XI - I Think You're Right.pdf
    [Download] Modul 8 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XI - Don't Worry I'll Come.pdf
    [Download] Modul 9 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XI - Let Me Know.pdf
    [Download] Modul 10 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XI - My World.pdf
    [Download] Modul 11 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XII - With My Pleasure.pdf
    [Download]  Modul 12 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XII - It's A Good Job.pdf
    [Download] Modul 13 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XII - A Picture Speak Louder Than A Word.pdf
    [Download] Modul 14 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XII - Bad News is A Good News.pdf
    [Download] Modul 15 Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kelas XII - Manual and Tips.pdf
    [Download] Silabus Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA.pdf
    [Download] The 2013 Curriculum Equivalency Education Package C.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Modul dan Silabus Bahasa Inggris PAKET C Setara SMA MA Kurikulum 2013. Semoga bisa bermanfaat.

    Kami rekomendasikan juga berkas lainnya:

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel