Buku Pelatihan Kemasan Flexible

Berikut ini adalah berkas Buku Pelatihan Kemasan Flexible. Download file format PDF.

Buku Pelatihan Kemasan Flexible
Buku Pelatihan Kemasan Flexible

Buku Pelatihan Kemasan Flexible

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Pelatihan Kemasan Flexible:

Buku Pelatihan Kemasan Flexible ini diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian Tahun 2017.

PELATIHAN KEMASAN

MAKSUD

Definisi pengemasan secara sederhana adalah sarana yang membawa produk dari produsen ke tempat pelanggan atau pemakai dalam keadaan yang memuaskan.

Bahan kemasan harus memiliki beberapa sifat komersial agar dapat difungsikan dengan baik, yang antara lain : (1) Harus dapat mewadahi produk; (2) Harus dapat melindungi produk; (3) Harus dapat menjual produk dan (4) Biaya-biaya bahan pengemasan tersebut ditinjau secara
kesluruhan adalah wajar dan otomatis


TUJUAN

Tujuan pelatihan ini adalah untuk :
  1. Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peserta tentang kemasan.
  2. Agar para peserta mengatahui fungsi, kegunaan dan jenis kemasan yang dapat diterapkan pada produknya.
  3. Dapat memilih dan menghitung biaya pengemasan sesuai dengan kebutuhaanya.
  4. Dapat menerapkan kemasan yang sesuai dengan produk, waktu, tempat dan biayanya. 

KEMASAN FLEXIBLE

Ruang Lingkup

Dalam pembahasan kemas flexible, akan mencakup definisi, klasifikasi, bahan yang digunakan, proses dalam bidang kemas flexible dan beberapa contoh popular dalam pengaplikasian kemas flexible.

Definisi :

Kemas fleksibel adalah suatu bentuk kemasan yang bersifat fleksibel yang dibentuk dari aluminium foil, film plastik, selopan, film plastik berlapis logam aluminium (metalized film) dan kertas dibuat satu lapis atau lebih dengan atau tanpa bahan thermoplastic maupun bahan perekat lainnya sebagai pengikat ataupun pelapis konstruksi kemasan dapat berbentuk lembaran, kantong, sachet maupun bentuk lainnya.

Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini menjadi popular untuk mengemas berbagai produk baik padat maupun cair. Dipakai sebagai pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan ekonomis kemudahan dalam handling.

Bahan baku yang digunakan :

Biasanya bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan kemas flexible adalah antara lain film plastic, selopan, aluminium foil dan kertas. Untuk memenuhi fungsinya dengan baik film plastik dan aluminium foil dan kertas dalam berbagai kombinasi dibentuk sebagai multi layer dan diextrusion dengan resin plastik, polyethilen, polypropylene, eva, dan lain sebagainya, sehingga menjadi satu kesatuan ataupun dilaminasi dengan adhesive tertentu.

Kombinasi dari berbagai material tersebut, akan memberikan kemasan yang lebih sempurna dari prosuk tersebut. Dapat disimpulkan bahwa bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Bahan Utama : film plastik, selopan, aluminium foil, metalized film, kertas dan sebagainya.
Bahan Pengikat : perekat/adhesive dan extrusion dari bahan Thermoplastic
Bahan Penolong : antara lain tinta dan solven

Bahan utama : 

Kertas

Bahan baku kertas cukup banyak digunakan dalam kemasan fleksibel, merupakan salah satu material essensial. Untuk masa mendatang, demi untuk orientasi akrab lingkungan, maka pemakaian kertas dibidang kemas fleksibel akan meningkat.

Ada berbagai macam jenis kertas yang dikenail, dengan sifat tertentu dan dengan aplikasi tertentu. Kertas dibagi dua dalam klasifikasi yang luas, ialah cultural papers atau fine paper dan industrial paper atau coarse papers.

Cultural paper : antara lain printing paper, litho paper, artpaper dan lain-lain.

Industrial paper : antara lain kraft paper, manila paper, glassine paper, grease-proof paper dan lain-lain.

Untuk keperluan kemas fleksible, selain menggunakan kertas industri seperti kraft paper dan glassine paper juga digunakan cultural paper, seperti litho paper dan art paper. Kraft paper, karena sifatnya yang kuat, banyak digunakan dibidang kemas fleksible, terutama sebagai shopping bag.

Kertas kraft digunakan juga pada pembuat multi wall shipping bag, kertas yang banyak juga digunakan untuk kemas fleksibel adalah glassine dan grease proof paper. Penampilan dan sifat yang khusus dari kertas ini, bukan karena penambahan aditif, tetapi karena sifat dari pulp yang dipakai.

Aluminium Foil

Aluminium foil menempati posisi yang penting dalam produk kemas fleksibel karena memiliki barriers yang memuaskan dan penampilan yang baik. Foil yang biasa digunakan dengan ketebalan antara 6 mikron sampai dengan 150 mikron baik soft temper maupun hard temper. Soft maupun hard temper, tergantung dari komposisi dari alloy dan treatment terhadap foil tersebut.

Umumnya untuk kepentingan kemas fleksibel foil yang digunakan tebalnya kurang dari 25 mikron. Namun demikian untuk keperluan tertentu dengan contoh yang lebih tebal aluminium foil yang soft temper akan mudah membentuk dead-fold, dan tidak mudah kembali, dan bisa dibentuk menurut keinginan.

Foil adalah tak berbau, tak ada rasa, tak berbahaya dan hygienis, tak mudah membuat pertumbuhan bakteri dan jamur. Karena harganya yang cukup mahal, maka aplikasi dari aluminium foil sekarang ini banyak disaingi oleh metalized aluminium film. Coating yang sangat tipis dari aluminium, yang dilaksanakan di ruang vacuum, hasilnya adalah suatu produk yang ekonomis dan kadang-kadang fungsinya dapat menyaingi aluminium foil, dalam aplikasi kemas fleksibel dan 
memiliki proteksi yang cukup baik terhadap cahaya, moisture dan oksigen.

Film

Pada umumnya dimaksud antara lain aplikasi kemas fleksibel adalah film plastik, tetapi selopan film walaupun tidak berbuat dari plastik dikelompokkan dalam film plastik. Foil didefinisikan sebagai bahan yang dibuat dari cellophane dan berbagai macam thermoplastic resin. Film dapat dibuat dari berbagai macam cara dan proses, yang kemudian dicoating, treatment atau laminasi untuk mendapatkan produk dengan berbagai sidat fisik, kimia, mekanis maupun elektrikal.

Sifat tertentu dari film seperti keuletannya dapat diperoleh memakai orientasi dan stretching. Film banyak digunakan, karena sifat barrier dan daya tahan terhadap bahan kimia. Moisture atau transimisi gas permeability adalah sifat yang utama yang menjadi pertimbangan dalam aplikasi packaging. Dalam aplikasi tertentu daya tahan minyak dan gemuk juga diperlukan beberapa produk terutama food, membutuhkan pengendalian transimisi dari gas oksigen dan karbondioksida.

Produk seperti kopi, the, potato chip mempersyaratkan gas barrier yang baik, sedang tomato segar, kubis dan lain-lain produk yang memerlukan kegiatan pernapasan, mensyaratkan film yang permeable yang bisa melepas gas karbondioksida ketika terjadi proses pernafasan.

Daya tahan terhadap perembesan uap air dan permeable gas dari suatu film dapat dikurangi dengan meningkatkan ketebalan film tersebut, atau dengan cara coating dengan bahan lain, atau dilaminasi dengan film lain atau foil.

Sifat fisik dan kimiawi yang penting dan diperhitungkan dalam menseleksi sesuatu produk ialah berat jenis, tensile strength, burst strength, impact strength dan stiffness.

Disamping sifat diatas, yang perlu diperhatikan juga adalah dimensional stability, resisten terhadap sinar UV, heat seal range flameability, machine ability, gloss dan transparansi. Dan printability adalah penting dalam aplikasi packaging. Selopan dalam bentuk nitro cellulose atau polymer coated dan coated lainnya agak mudah dicetak. Sedang yang lain memerlukan perlakuan khusus dalam proses printing.

Polyolefin agar mudah dicetak setelah diadakan proses corona treatment, nylon, dan polyester bisa dicetak dengan mudah tetapi memerlukan tinta khusus. Film yang digunakan dalam packaging disebut juga polymer, yang memiliki molekul yang panjang yang terkadang merupakan gabungan dari monometer antar 1.000 sampai dengan 2.000 unit.

Proses polymerisasi bisa terjadi diatas seperti proses pada pembuatan selopan. Sedang untuk film plastik disebut juga polymer sintesa. Dalam proses ini molekul kecil, yang disebut monometer bergabung bersama menjadi rantai panjang yang kemudian disebut polymerisasi.

Proses pembuatan film dari resin melalui beberapa tahap, ada yang sederhana ada yang agak kompleks. Langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

Polymer feeding – melting – mixing – metering – filtration. Proses pengerjaan berbeda-beda tergantung karakteristik dari tiap resin yang dipakai.
Produksi dari plastik film lebarnya biasanya adalah uniform, sifat fisik yang stabil, bebas dari gelembung dan warna yang tidak diinginkan. Proses bisa dilaksanakan dalam alat yang sederhana ataupun alat yang canggih. Beberapa contoh dalam pembuat film plastik dapat diuraikan sebagai berikut :

Calendaring
Proses ini banyak dipakai pada pembuatan PVC dan polyurethane film. Merupakan suatu proses yang continuous extrusion operation dilaksanakan melalui sepasang roll yang cylindris.

Blown-Bubble Extrusion Process
Merupakan suatu extrusion proses yang banyak digunakan pada pembuatan polyethylene dan polypropylene film. Film diextrude keatas melalui suatu tube, yang didinginkan oleh udara yang ditiupkan, tubulais film digulung dalam roll dislit dan dipisahkan.

Flat Film Extrusion Process
Polymer diextruder melalui suatu flat die, kesuatu chill roll yang kemudian secara cepat mendingin. Process ini disebut extrusion casting, dan film yang dihasilkan disebut cast film. Kekurangan film yang melalui proses ini hanya ditarik pada suatu arah, dan machine ability kurang baik terutama pada transverse direction.

Film Orientation
Film tertentu bisa diperbaiki sifatnya dengan cara orientasi pada temperature yang dikontrol. Hasilnya adalah film yang kualitasnya lebih baik. 

Selofan
Selofan adalah cellulose film yang dibuat dari pulp. Alkali cellulose direaksikan dengan carbon disulfide dan dilarutkan dalam caustic soda untuk mendapatkan viscose, dan kemudian melalui beberapa proses didapatkan selofan film.
Film bisa digunakan dalam bentuk plastik ataupun dicoated dengan berbagai macam bahan untuk mendapatkan beberapa sifat yang diperoleh untuk aplikasi tertentu. Selofan bisa melangsungkan sinar UV, oleh sebab itu untuk UV sensitive produk, menggunakan selofan yang berwarna. Selofan mempunyai sealing range yang lebar.

Polyethylene Film
Film ini banyak digunakan dalam pengemasan dibanding film lainnya, oleh karena harganya termurah dibandingkan transparan film lainnya, daya chemical resistantnya cukup baik, serta cukup memiliki daya tahan terhadap uap air, tetapi daya tahan terhadap penetrasi dari gas kurang baik.

Permukaan dari polyethylene adalah non polar, sehingga tidak mudah dicetak. Untuk ini sebelum dicetak diadakan corona treatment agar bisa tinta melekat, karena sifatnya tidak berwarna berbau, banyak digunakan untuk kemasan makanan dan obat. Dikenal adanya High Density Polyethylene – HDPE dan LDPE atau Low density Polyethylene.

Polypropylene Film
Dibuat melalui blown extrusion ataupun casting proses PP film dapat dibuat oriented ataupun tidak oriented. Biaxially oriented PP film memberikan yield yang terbesar dibanding film lainnya. Copolymer PP film bisa membuat film dengan heat sealability dan machineability yang baik. Coated film bisa dibuat dengan lapisan polyethylene atau laquer.

PP film mempunyai resistance atau yang lebih atas penetrasi gas dan uap air dibanding PE film. Disamping film yang tersebut diatas cukup banyak dikenal beberapa film lainnya dalam aplikasi dari kemas fleksibel. Polystyrene film, film dibuat melalui stretching dalam suatu suhu yang dikontrol untuk mendapatkan produk yang sesuai dalam aplikasi kemasan fleksibel.

Polivinil Chloride Film
PVC dapat dibuat melalui coating atau blown extrusion. Beberapa formulasi dari PVC bisa digunakan untuk aplikasi makanan, tetapi perlu testing yang teliti untuk mendapatkan food grade standard. 
Selain itu dikenal adanya nylon film, polyester film mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap temperatur. Banyak digunakan untuk boiling bag atau retort bag dalam aplikasi kemasan.

Peningkatan Kemas Fleksibel

Lembaran film yang akan digunakan sebagai bahan kemasan, diikat dengan jalan extrusion coating maupun laminasi. Lapisan dibaut menjadi heat sealable, dapat disatukan dengan bagian lain, kemudian ditutup dan terjadilah perlindungan terhadap produk yang terdapat didalamnya.

Proses penutupan/pengemasan bisa dilaksanakan secara manual, semi manual ataupun secara masinal. Film yang akan digunakan pengikatannya dibantu melalui coating ataupun laminasi.

Coating adalah proses untuk meningkatkan sifat proteksi dari film yang digunakan terhadap uap air, gas dan lain-lain sehingga bahan yang digunakan untuk coating bisa thermoplastic ataupun bahan sintetis seperti laquer.

Proses pengikatan yang terjadi pada dua permukaan secara bersama, memiliki dua prinsip mekanis yang berbeda. Bila permukaan film agak porous, maka media cair akan mengadakan penetrasi kepada substrat, dan terjadi pengisian oleh adhesive yang bermolekul panjang. Terjadi ikatan fisik antara kedua material tersebut. Cara ini disebut sebagai physical adhesive atau mechanical adhesive. Bila permukaan dari film adalah rata, dan permukaannya tidak dapat tembus, maka mekanisme pengikat agak berlainan. Maka kekuatan pengikat tergantung dari molekul adhesive dan biasanya disebut specific adhesive. Yang paling popular dalam aplikasi kemasan adalah extrusion coating dan hotmelt coating.

Extrusion proses adalah pengikatan thermoplastic material selaras dalam keadaan cair keatas substrate. Dalam proses ini yang banyak digunakan sebagai media adalah LDPE. Selain dengan coating proses, pengikat dilaksanakan proses laminasi. Dikenal adanya wet laminasi dan dry laminasi serta solven free process.

Dalam proses dry laminasi, maka bonding process diaplikasikan pada lembaran film dan dikeringkan sebelum disatukan melalui tekanan dan panas.

Yang perlu mendapat perhatian dalam proses pengikatan ini adalah heat seal strength. Kekuatan seal tersebut, bisa terjadi segera diikat selagi panas, atau bisa juga ditunggu beberapa saat sampai produk tersebut dingin. Kekuatan seal yang terjadi pada saat masih panas tersebut disebut hot tack. Hot Tack amat penting bila pengisian terhadap produk yang agak berat, ataupun pemakaian mesin  pengisian yang vertical. Ikatan antara lapisan dari multi layer film, kekuatannya disebut bonding strength.

Label dan Tape

Label dan tape merupakan produk dari kemas fleksibel. Label merupakan bagian penting dari sesuatu kemasan. Tujuan utama dari label adalah untuk identifikasi nama dari sesuatu produk kuantitas dari produk dan nama dari produsen. Sebagai tambahan dapat dijelaskan bahwa label dapat menjelaskan bahan penting yang terdapat dalam produk juga dapat dijelaskan handling terhadap produk supaya tidak mudah rusak.

Peran label sekaligus sebagai sarana iklan dan sales promosi. Nilai jual dari sesuatu produk dapat ditingkatkan beberapa kali lipat sebagai akibat dari disain yang tepat dari sesuatu label. Proses aplikasi dari label, berarti melaksanakan fungsi komunikasi dari kemasan, dimana isinya dapat diidentifikasi, dan konsumen dirangsang untuk membeli, serta melalui sarana ini dapat diadakan penalaran tentang ketentuan bahan dan perlindungan terhadap konsumen dipatuhi atau tidak.

Dalam beberapa kasus label dari sesuatu produk dapat dipalikasikan langsung pada wadahnya, melalui printing proses, screen printing, hot stamping maupun in mould label. Namun dalam pembahasan ini akan lebih dititik beratkan pada label yang lepas yang dalam segala bentuk kemudian diaplikasikan pada wadah ataupun kantong.

Label bisa diperoleh dalam beberapa bentuk tergantung dari kepentingan. Label dapat disupplai dalam bentuk cut atau rol, dan diaplikasikan secara manual atau dengan mesin. Sebagian bahan baku terbanyak yang digunakan adalah kertas, karena kualitas printing, fleksibilitas dan pertimbangan harga.

Berbagai macam type dari kertas serta coated atau tisak, bisa dipakai untuk berbagai macam aplikasi. Foil paper sering juga digunakan berhubungan dengan sifat proteksinya dan sales appeal dari foil. Film atau plastic label digunakan untuk kepentingan tertentu terutama pada produk kosmetik, gift item dan specialty item.

Label bisa dicetak oleh setiap basic printing proses, letterpress, offset dan flexography umumnya adalah proses yang banyak digunakan. Proses yang diatas memberikan harga yang ekonomis dan bisa dilakukan untuk produk short run. Process gravure ekonomis hanya untuk produk yang long run saja. Hot stamping dan screen printing hanya diaplikasikan untuk hal-hal yang khusus saja. 
Varnish atau synthetic coating digunakan sebagai overprint pada label, agar moisture resistant dan meningkatkan appearance.

Beberapa Type Label

Glued on label umumnya adlah label yang sederhana dan biasanya kertas, dipotong menurut ukuran yang dikehendaki, adhesive bisa diaplikasikan baik pada saat penggunaan ataupun saat pembuatan, dan adhesive diaktifkan dengan membilas air pada wadah yang akan digunakan.

Thermosensitive label, memiliki thermoplastic coating dan diaplikasikan oleh pembuat, dan diaktifkan dengan menggunakan panas saat digunakan. Pada umumnya produk ini lebih mahal dibanding glued label tetapi aplikasinya lebih sederhana, dan kecepatan tinggi bisa dicapai.

Self ahesive (pressure sensitive) label di supply dalam bentuk bahan baku untuk dicetak, dan digulung serta dilepas dengan bantuan release paper dan coating material. Bahan yang sudah tercetak bisa dilepas dari ikatannya segera setelah akan dipakai.

Di supply dalam bentuk lembaran maupun roll. Meskipun harganya lebih mahal biaya operasinya lebih ekonomis.

Shrink label : umumnya dicetak gravure pada bahan baku PVC Shrink. Setelah dicetak, dibentuk menjadi sleeve, lalu dimasukkan kedapalam botol dan dipanasi dalam Shrink tunnel.

Bentuk Kemasan Fleksibel

Suatu proses pengemasan adalah suatu kegiatan yang menggantikan pekerjaan tangan. Produk yang tadinya dipegang tangan, dibebankan dari aktivitas tersebut, diisolasi dari pengaruh luar dan dari diamankan dari kemungkinan tercecer. Hampir semua produk bisa cidera akibat pengaruh luar, dan proses perusakan ini bisa dihindarkan dengan menggunakan kemasan yang tepat.

Beberapa abad lalu kemas fleksibel, menjadi feasible dengan memungkinkan penggunaan kertas apalagi harganya menjadi cukup ekonomis.

Bahan pengemasan bisa diperoleh dalam bentuk rol atau lembaran, tergantung kebutuhan, dan bahkan extruded film dalam bentuk terbatas, kemudian dicut dan di seal dalam aplikasinya.

Dalam praktek kemas fleksibel yang banyak digunakan adalah bag/kantong untuk produk yang tidak mudah ditumpuk, atau mempunyai bentuk berbagai macam adalah tepat menggunakan bag sebagai pengemas. Produk ini adalah kemas prefabricated yang hanya meninggalkan satu sisi yang terbuka, untuk bisa ditutup setelah diisi. Kemasan ini diproduksi melalui mesin otomatis dalam bentuk terbatas reel, kemudian ditutup satu sisi dan dipotong dalam berbagai bentuk menurut aplikasinya. Untuk aplikasi yang banyak digunakan mesin otomatis.

Pengemasan di bidang farmasi
Strip packaging merupakan teknik pengemasan yang sudah berlangsung lebih dari seperempat abad. Semua solid form dibidang farmasi termasuk pill, tablet, capsul, lozenges, dikemas dengan system ini. Tetapi yang paling umum menggunakan cara ini adalah tablet dan capsul.

Metodenya adalah mengemas dengan dua lapisan atas/bawah, dan kemudian di seal dan di cut. Pemilihan dari material harus tepat, agar tidak ada migrasi dari produk keluar. Produk akan jatuh kedalam mold yang panas, kemudian dibentuk kemasan dan mewadahi produk tersebut. Size dan kedalaman dari mold tersebut harus cukup untuk menampung produk dan membentuk kantong, dan jangan sampai produk tertekan. Perlu dicek bahwa heat seal cukup efektif.

Blister pack : dalam proses ini lembar plastik yang tebal dilewatkan pada rol yang telah dipanaskan, hingga akan terbentu ruang untuk diisi produk. Produk yang akan dikemas kemudian dilepas melalui happer, kemudian lembar foil yang sudah dicoat dengan laquer dipakai untuk menutup lembar plastik yang sudah dibentuk dan berisi produk lalu di cut. Strip dibentuk dalam tray, dicut sesuai mold dan dimasukkan dalam karton box.

Pengemasan bulk produk
Untuk mengemas barang yang cukup banyak atau bulk material digunakan, multi wall paper sack. Heavy duty bag polyethylene, woven sack polipropylene dan jute bags, tetapi sekarang ini jute bags sudah kurang popular. Multiwall paper sack : terdiri dari beberapa lapisan kertas yang saling menunjang, dengan demikian maka beban yang didukung oleh kantong tersebut akan merata keseluruh lapisan. Jumlah lapisan bisa antara 2 sampai dengan 6 lapis. Dengan menggunakan beberapa lapisan kertas yang agak tipis adalah lebih fleksibel dan kuat daripada menggunakan satu atau dua lapisan kertas yang tebal. Multiwall paper bag dapat digunakan untuk berbagai produk terutama yang berbentuk bubuk. 

Heavyduty polyethylene Bag
Pertama kali penggunaan polyethylene bag secara komersial terjadi pada tahun 1958 untuk mengemas pupuk ukuran 25 Kg. Bahan yang digunakan tebal sekitar 250 mikron, tetapi dengan perkembangan teknologi, dengan kekuatan yang sama, maka ketebalan yang digunakan kurang dari 200 micron. Dan lagi grade yang digunakan tidak hanya C4 tetapi C6 dan C8, kelebihan produk ini adalah waterproof.

Woven plastik bag
Woven bag dibuat dari pita porylene yang kemudian dijahit dan terbentuk seperti kain, dan dibuat kantong dari kain tersebut, lalu digunakan PE linear, menyebabkan woven sack waterproof.

Kemas snack food
Pangsa pasar snack food di Amerika Serikat : US$ 25 miliar, sedang makanan yang gurih sekitar 40% atau US$ 10 miliar. Nilai kemas fleksibel yang digunakan sekitar 20% dari total production cost. Untuk makanan gurih potato chips memiliki pangsa sekitar 50%. Dalam rangka kompetisi snack producer yang besar menggunakan beberapa converter, dengan tugas masing-masing mencetak kreasi yang berlainan sebagai usaha promosi.

Animo dari konsumen, lebih bersifat regional karakter dan termasuk disain dari kertas yang digunakan. Meskipun beberapa pengusaha besar dibidang snack food, beroperasi dari beberapa regional plant di keseluruhan negeri, tetapi memelihara distribusi network relative pendek, dan memerlukan shelf life bisa mencapai enam bulan. Untuk pengusaha kecil dan menengah, memiliki pangsa pasar yang lebih besar, dengan shelf life antara 20 hari sampai dengan 40 hari. Pangsa pasar pengusaha besar +/- 20%.

Dalam pengembangan pasar snack food terkadang konsumen agak cepat jenuh. Oleh sebab itu diperlukan idea dan inovasi untuk memproduksi berbagai macam produk dalam lot yang kecil, untuk mengantisipasi permintaan pasar. Dan yang penting dalam usaha tersebut mengdiversifikasi kemasan tanpa merusak citra produk.

Berbagai macam fungsi harus memperbaiki, proteksi dan preservasi dari produk, packaging operasi, sanitasi dan ekonomi.

Pengemasan buah dan sayuran
Setelah panen fungsi physologi seperti pernafasan pada buah dan sayuran masih terus berlangsung. Salah satu cara untuk preservasi produk tersebut, adalah controlled atmosphere (CAJ) preservation method. Dengan cara ini, gas yang ada di lingkungan produk dapat dikontrol pada temperatur rendah, kurangi kadar O2 dan ditambah CO2, untuk mengendalikan pernafasan dan mempertahankan kualitas dari produk tersebut untuk jangka waktu yang lama.

Bila buah dikemas dalam kantong polyethylene, komposisi udara didalam kemasan akan mengubah pernafasan yang berlebihan, buah berkerut dan nilai buah tersebut sebagai produk akan menurun. Bila kadar O2 meningkat, maka warna buah berubah, dan bila kadar CO2 meningkat maka rasa akan berubah.

Low density polyethylene film dengan ketebalan kurang dari 20 micron agak lumayan untuk pengemasan sayuran, karena permeability yang tinggi terhadap gas dan uap air. Namun demikian sulit diaplikasikan, film tersebut agak rapuh dan mudah sobek.

Menurut penelitian high density polyethylene dengan ketebalan 10 micron sudah memberikan hasil yang memuaskan dalam pengemasan buah jeruk. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dalam aplikasi pengemasan buah dan sayuran sebagai metode CA, dengan menggunakan film LDPE maupun HDPE dihadapkan humidity yang cukup tinggi di Indonesia.

Pengemasan Kopi
Dewasa ini kemas fleksibel merupakan alternative utama dalam pengemasan bubuk kopi, ditinjau dari sei harga, berat maupun ruang yang dipakai. Pada saat dipanggang biji kopi masih tetap mengandung gas CO2 yang terperangkap didalamnya. Selama digiling menjadi bubuk segera sepertiga CO2 menguap, sedang sepertiga lagi selama kurang lebih 45 menit lagi terlepas dari ikatan bubuk kopi.

Dalam waktu tisak terlalu lama, produk tersebut harus segera dikemas dengan secara rapat, untuk menghindari intervensi dari gas oksigen yang akan bereaksi dengan konstituer dari aroma kopi yang akan menghasilkan rasa yang kurang enak.

Selama dalam proses sebelum dikemas, sebagian kecil dari aroma kopi ikut menguap bersamaan dengan gas CO2. yang perlu mendapat perhatian dalam pengemasan kopi adalah untuk menghindarkan masalah gas oksigen kedalam produk. Dan kemas yang dianjurkan heat sealed laminate, PET/PE/Aluminium foil/PE.

Polyethylene digunakan sebagai heat seal layer. Aluminium berperan gas barrier. Sedang polyester film selain sebagai tough outer layer, untuk menghindari kebocoran, juga berperan sebagai gas barrier. Sebelum dikemas sebaiknya didinginkan dalam aliran udara segar, untuk mengurangi jumlah gas CO2 yang terperangkap. 
Atas pertimbangan biaya, maka aluminium foil biasanya diganti dengan metalized PET sedangkan LDPE diganti dengan LLDPE agar diperoleh kemas yang lebih kuat,sedang heat seal yang baik, LLDPE dicampur LDPE.

Kemasan Retort
Manufaktur dari retort food, terdiri atas peralatan untuk mengucapkan produk, filling dan sealing machines dan retort equipment.

Penyiapan kemas retort pouches bisa dalam bentuk fabricated ataupun, pouches diisi dan dibentuk dalam mesin dari stock film. Basic material yang digunakan untuk produk ini harus merupakan packaging material yang heat resistance.

Material yang umumnya digunakan adalah berbagai macam antara lain variasi komposisi dari aluminium foil, polyester, polyprolylene, polyvinylidence chloride dan vinyl acetate copolymer. Untuk kemasan yang relatif besar, biasanya menggunakan empat lapis dan harus tahan terhadap drop test.

Standing pouches biasanya menggunakan aluminium foil tapi juga dengan empat lapis laminate. Standing pouches yang tidak menggunakan aluminium foil, menggunakan polyester film untuk lapisan luar untuk memperbaiki posisi self standingnya. Untuk adhesive dan lain-lain banyak kasus menggunakan polyurethane type adhesive. Wadah semi rigid menggunakan aluminium foil dilaminasi dengan polypropylene dan menggunakan epoxy resin sebagai lapisan pelindung. Sedang lid komposisinya sama dengan wadahnya. Lid ini harus dibuat easy-open.

Stabilitas produk dengan Kemasan Fleksibel

Pengaruh uap air terhadap kemasan
Oleh karena uap air berada diatas ini, setiap produk baik yang dikemas ataupun dialam bebas, mengandung kadar air didalamnya. Kadar uap air didefinisikan sebagai jumlah berat air yang terdapat dalam material tersebut dan dijelaskan dalam prosentase berat terhadap material tersebut dalam keadaan bebas air.

Kadar tiap air dari sesuatu material, bervariasi dengan keadaan humidity dari ruangan, dimana material tersebut sudah mempunyai keseimbangan. Udara pada suhu tertentu, akan mengandung air dalam bentuk uap air. Bila jumlah air yang dikandung adalah maksimum, dikatakan tekanan uapnya adalah jenuh. Tetapi bila kandungannya belum maksimum, maka uap airnya disebut relative humidity. Relative humidity mengandung kadar air, yang jumlahnya dibandingkan bila dalam keadaan jenuh lebih rendah dan dinyatakan dalam prosentase. Bila ruang tidak ada hubungan dengan sumber uap air lainnya, peningkatan temperatur akan menyebabkan humidity relative akan turun, karena pada temperatur yang meningkat ruangan mampu mengandung uap air yang lebih banyak, sebaliknya bila suhu menurun maka humidity relative akan meningkat. Bila udara berkontak dengan hygroscopis material, seperti kertas dan roti, maka peningkatan mutu yang mengakibatkan penurunan H.R. diatmosphere sekitar material, yang berakibat material melepaskan kandungan airnya, sedangkan akan tercapai keseimbangan baru antara material dan atmosphere.

Nilai keseimbangan untuk setiap material bervariasi dalam kandungan uap airnya, seperti contoh pada kertas akan mengandung 8% uap air dalam keseimbangan dengan udara pada H.R. 65%. Bila udara mendingin dan keseimbangan terjadi pada H.R. 80%, maka kertas akan menyerap uap air lebih lagi untuk terjadinya keseimbangan dan kandungan uang air dari kertas akan menjadi 12%.

Tetapi bila suhu naik sehingga keseimbangan terjadi pada 48% H.R. maka kertas akan mengandung uap air 7%. Bila diudara terbuka material akan menyerap atau melepas uap air, maka didalam ruang tertutup dalam ruang kemasan akan terjadi hal yang sama. Uap air akan menembus barrier yang terdapat pada kemasan, dan Relative Humadity yang terjadi pada kemasan tersebut, disebut Equilibrium Relative Humidity (EHR).

Bila kemasan dengan konsep EHR tersebut ditempatkan didalam atmosphere yang memiliki R.H. yang lebih tinggi dari ERH, maka kemasan tersebut akan menyerap uap air. Hal sebaliknya akan terjadi bila kemasan tersebut ditempatkan pada atmosphere yang kurang.

Proteksi terhadap uap air, salah satu factor yang berpengaruh atas shelf life dari suatu produk. Daya tahan kemasan terhadap proteksi uap air perlu diperhatikan : Dengan cara memperlambat uap air dari udara masuk kedalam kemasan, maka kerusakan produk bisa ditunda waktunya. Bila kualitas kemasan adalah sesuai, maka produk akan dapat digunakan pada tepat waktu. Barrier tidak harus sempurna sekali sejauh produk tersebut bisa dipertahankan sebatas waktu pemakaian yang diharapkan.

Jumlah air yang terdapat pada berbagai macam makanan akan berbeda sesuai kondisi dari lingkungan, dan kandungan air pada procentase tertentu tidak akan berpengaruh sesuatu produk. Misalnya pada sesuatu biscuit akan mengandung sebatas 2% air ketika selesai dimasak, dan tak akan pengaruh terhadap konsumen. 

Gula tak akan menyerap uap air dari udara bila kadar uap air lebih rendah dari 85%. Diatas kandungan tersebut gula akan menyerap air dari udaara hingga leleh.

Gas Oksigen

Penetrasi dari gas oksigen kedalam kemasan, akan memberi akibat yang tidak diinginkan pada produk yang dikemas, karena produk yang mengandung minyak akan teroksidasi. Adalah penting untuk menjaga agar penetrasi dari oksigen kedalam kemasan sekecil mungkin karena oksigen tersebut selain berperan dalam oksidasi terhadap bagian dari produk, juga akan membantu pengembangan bakteri dan jamur.

Lemak dan minyak yang berasal dari nabati yang terdapat dalam makanan, sangat peka terhadap pengaruh dari gas oksigen. Bila lemak nabati disensitif oleh pengaruh sinar matahari, bagian yang aktif akan terbentuk dengan menyerap gas oksigen. Akibatnya akan terbentuk peroksida yang tidak stabil dan berubah menjadi aldehyde yang lebih stabil, yang akan merubah sifat dan flavour dari lemak dan mnyak akan menjadi tengik.

    Download Buku Pelatihan Kemasan Flexible

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Pelatihan Kemasan Flexible ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    [Download] Buku Pelatihan Kemasan Flexible.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Pelatihan Kemasan Flexible. Semoga bisa bermanfaat.

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel