Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital

Berikut ini adalah berkas Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital. Download file format PDF.

Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital
Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital

Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital:

Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital ini diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Tahun 2019.

PENGANTAR

Master Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital ini diawali oleh hasil identifikasi permasalahan di lapangan. Bahwa adanya kebutuhan yang dapat mengefektifkan dan mengefesienkan waktu bagi pedidik dan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran tanpa mengurangi komptensi yang hendak dicapai dari kegiatan kursus tata busana pada lembaga penyelenggara kursus di jenjang level 2. Model ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta didik yang berhubungan dengan pembelajaran tata busana melalui pembelajaran secara berbasis digital sebagai pengembangan dari pembelajaran konvensional.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2016 tentang Rincian Tugas Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat disebutkan bahwa salah satu tugas pokok BP PAUD dan Dikmas adalah melakukan pengembangan model program pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat. Layanan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat melalui pengembangan model ini diharapkan dapat membantu masyarakat memecahkan permasalahannya melalui program pembelajaran inovatif serta adaptif, dapat meningkatkan mutu pengelolaan program dan pembelajaran serta mendorong kemandirian dan kreativitas masyarakat dalam mengelola program dan pembelajaran PAUD dan Dikmas. Oleh karena itu program - program yang dihasilkan antara lain dalam bentuk model diupayakan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, fleksibel dalam penyelenggaraannya, praktis materi pembelajarannya, dan dapat disesuaikan waktu dan tempat pendidikannya dengan kondisi masyarakat dimana program itu dilaksanakan.

“Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital” ini telah dikembangkan dengan melakukan serangkaian langkah-langkah pengembangan yang diuji secara akademik oleh para pakar dan praktisi maupun secara empirik melalui ujicoba terbatas dan uji coba operasional pada lembaga yang dipilih sebagai tempat penyelerenggarakan ujicoba model ini.

Semoga model ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pelaksanaan program pendidikan masyarakat dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai standar kelulusan dari program tata busana. Diharapkan nanti model ini bisa diadopsi oleh lembaga-lembaga lain yang menyelenggarakan kegiatan yang sama.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pesatnya Kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini sudah merambah semua lini kehidupan. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan yang dapat menembus batas waktu, jarak, tempat, dan ruang di seluruh dunia. Teknologi telah mempengaruhi dan mengubah manusia dalam kehidupannya sehari-hari, meningkatkan nilai tambah dari sesuatu pekerjaan atau produk yang dihasilkan, sehingga jika saat ini kita ‘gagap teknologi’ maka kita akan terlambat dalam menguasai informasi, dan akan tertinggal pula untuk memperoleh berbagai kesempatan maju, karena semua sektor saat ini hampir dikendalikan oleh teknologi digital. Pada hakekatnya teknologi adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkannya agar bermanfaat.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, mempengaruhi berbagai kehidupan dan memberikan perubahan terhadap cara hidup dan aktivitas manusia sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat pula, diantaranya dengan adanya pembelajaran digital (digital learning). Perubahan ini membawa dampak pada pembelajaran baik di pendidikan Formal maupun Pendidikan Nonformal. Pelaku pendidikan baik pendidik, tenaga kependidikan maupun peserta didik dituntut memiliki kemampuan memahami teknologi sesuai dengan kebutuhannya atau melek teknologi yang disebut juga memiliki literasi teknologi, karena teknologi ini akan berperan dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, dimana peran-peran industri yang menggunakan banyak tenaga manusia mulai digantikan oleh komputer yang akan menghasilkan berbagai informasi dan telekomunikasi. 

Salah satu perhatian pendidikan yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan adalah berkaitan dengan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan akan informasi dan komunikasi terkait dengan kompetensi yang hendak dicapai oleh peserta didik, dengan didukung oleh sarana teknologi yang sudah semakian canggih. Saat ini sedang berkembang jaringan tanpa kabel atau yang dikenal dengan istilah Wireless LAN (WLAN). WLAN semakin banyak digunakan untuk menghantar jalur komunikasi data sebagai alternatif lain dari Local Area Network (LAN). Dengan adanya WLAN beberapa penyedia jasa koneksi internet mulai menyediakan hotspot, yaitu sebuah area dimana pada pada area tersebut tersedia koneksi internet wireless yang dapat diakses melalui personal komputer (PC), notebook, tablet, smartphone maupun perangkat lainnya yang mendukung teknologi tersebut.

Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada yang sudah tersedia sebagaimana yang disebutkan di atas, maka pendidik/instruktur dapat melakukan peningkatan kualitas pembelajaran dengan mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dengan memanfaatkan teknologi digital yang tersedia. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya, terutama di era digitalisasi di Jaman Milenia ini, termasuk di dalamnya pendidikan non formal.

Salah satu satuan pendidikan pada Pendidikan Non formal adalah Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). LKP menyelenggarakan kursus bagi peserta didiknya. Kursus merupakan salah satu program kecakapan hidup vokasional yang ada di masyarakat untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan di dunia kerja maupun dunia industri. Dalam penjelasan pasal 26 ayat 5 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa kursus dan pelatihan adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan kepribadian professional.

Jenis kursus yang ada di selenggarakan masyarakat beragam, salah satunya adalah kurus menjahit atau tata busana. Kursus menjahit/ tata busana adalah proses pembelajaran tentang pengetahuan atau keterampilan menjahit serta memilih, mengatur dan memperbaiki sehingga diperoleh busana yang lebih serasi dan indah. Berdasarkan kurikulum kursus dan pelatihan tata busana jenjang 2 dan 3 berbasis yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Dirjen PAUD dan Dikmas tahun 2015 disebutkan bahwa Program kursus dan pelatihan tata busana merupakan program kursus dan pelatihan untuk menghasilkan penjahit busana. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta didik agar memiliki sikap dan tata nilai, penguasaan pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam:
  1. Mampu menjahit bagian-bagian potongan bahan menjadi sehelai pakaian yang dijahit dan diselesaikan sesuai gambar/desain.
  2. Mampu membaca sketsa mode/desain, mengukur tubuh, membuat pola, membuat perencanaan bahan, meletakkan pola di atas kain, memotong, menjahit dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan desain dan standar yang ditetapkan.

Pemberian keterampilan tersebut diselenggarakan dalam waktu singkat dalam jangka waktu tertentu berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan dunia usaha/industri” Kursus tersebut dilakukan oleh orang perorang (reguler) maupun sekumpulan warga masyarakat dengan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental tertentu dalam menjahit busana, baik yang mandiri maupun yang mendapatkan bantuan dana pemerintah melalui Program Kecakapan Wirausaha atau Program Keterampilan Kerja.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) diharapkan dapat membuat inovasi-inovasi baru dalam pembelajarannya. Salah satu bentuk pembelajaran yang mendukung kegiatan ini adalah melalui pembelajaran melalui media online dengan menggunakan aplikasi yang sudah disiapkan oleh jaringan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan BP PAUD & Dikmas pada tahun 2019 pada 18 lembaga Kursus dan Pelatihan di Kota Balikpapan dan Samarinda diperoleh data bahwa ke 18 lembaga kursus tersebut belum satupun yang melaksanakan pengembangan pembelajara tata busana berbasis digital. Belum ada yang memadukan antara pembelajaran tatap muka langsung dengan di kelas dengan pembelajaran yang menggunakan media berbasis aplikasi teknologi digital. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Lembaga Kursus dan Pelatihan. Menurut Jack Ma (CEO Alibaba Group) dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, menyatakan bahwa pendidikan adalah tantangan besar abad ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, maka 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar.

Hasil studi pendahuluan lainnya yaitu pada studi literatur dilakukan dengan melihat data pokok dan pendidik di manajemen data dapodik tahun 2018, diperoleh data bahwa kursus tata busana merupakaa program kursus dengan jumlah peserta didik terbanyak sebanyak 33.548 se Indonesia dan program kursus yang paling banyak diselenggarakan oleh LKP, Program Menjahit terbesar kedua sebanya 2.133 lembaga setelah bahasa inggris Bahasa Inggris 2.219 lembaga.

Melihat tantangan tersebut di atas, maka diharapkan ada model-model pembelajaran yang dapat membantu lembaga penyelenggara kursus tata busana agar mampu menyiapkan diri menghadapi era digital saat ini. Hal ini juga sekaligus menjadi peluang untuk meciptakan model pengembangan pembelajaran yang dapat dipakai oleh LKP mapun lembaga penyelenggara kursus lainnya.

Model ini merupakan model pengembangan yang dimodifikasi dari pembelajaran yang telah dilakukan di sekolah formal, yang disesuaikan dengan pembelajaran di non formal pada lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan.

Dasar Hukum

  1. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional.
  2. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
  3. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
  4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus.
  5. Peraturan Menteri Pendadayagunaan Aparatur Negara No. 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya.
  6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.
  7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 90 Tahun 2015 tentang Standar kualifikasi dan kompetensi instruktur pada kursus dan pelatihan
  9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

Tujuan

Tujuan Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital adalah:
  1. Memberikan panduan pada instruktur kursus dalam melaksanakan pengembangan model tata busana berbasis teknologi digital pada program kursus tata busana.
  2. Mengembangkan model pembelajaran tata busana dengan memadukan pembelajaran tatap muka dengan pemanfaatan teknologi digital melalui penggunaan aplikasi schoology dan webex cisco.
  3. Menambah khasana.
  4. Membantu lembaga kursus, khususnya kursus tata busana dalam menghadapi era digital melalui pengembangan pembelajaran berbasis digital.

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan

BAB II KONSEP MODEL YANG DIKEMBANGKAN
A. Pengertian
B. Tujuan Program
C. Karakteristik Program

BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM
A. Standar Kompetensi Lulusan
B. Muatan Kurikulum
C. Pembelajaran
D. Peserta Didik
E. Pendidik
F. Pengelolaan
G. Sarana dan Prasarana
H. Pembiayaan
I. Penilaian

BAB IV PENJAMINAN MUTU
A. Bentuk dan aspek pengendalian Mutu
B. Teknik pengendalian mutu
C. Tindak lanjut

BAB V PENUTUP
A. Kekuatan model
B. Peluang Model
C. Kelemahan Model

    Download Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    [Download] Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Model Pengembangan Pembelajaran Tata Busana Berbasis Teknologi Digital. Semoga bisa bermanfaat.

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel