Buku SMA di Era Digital
6 Des 2020
Berikut ini adalah berkas Buku SMA di Era Digital. Download file format PDF.
Buku SMA di Era Digital |
Buku SMA di Era Digital
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku SMA di Era Digital:
Buku SMA di Era Digital ini diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019.
PENGANTAR
Buku yang berjudul “SMA di Era Digital” ini merupakan salah satu buku yang ditulis untuk menjadi inspirasi bagi seluruh stakeholder dalam memotret SMA di masa yang akan datang. Kondisi SMA di masa yang akan datang tentu mengalami banyak perubahan akibat perkembangan teknologi. Oleh karena itu, perlu sebuah buku yang dapat memberi inspirasi tentang bagaimana potret SMA di masa yang akan datang.
Berbagai perubahan mendasar dalam dunia pendidikan terjadi. Sumber dan bahan ajar tersedia di mana saja dan kapan saja. Akses terhadap bahan ajar dapat dilakukan kapas saja dan dari mana saja. Demikian pula informasi proses pembelajaran dapat diperoleh secara lebih rinci melalui sumber berupa big data yang tersedia secara real time. Ketersediaan big data ini dapat memberi informasi yang lengkap tentang ketercapaian kompetensi. Hal ini membawa perubahan pada teknis penilaian.
Dalam tata kelola pendidikan, pun akan terdampak luas oleh perkembangan teknologi. Teknis perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, pengawasan dan lain sebagainya akan mengalami perubahan. Seluruh stakeholder pendidikan, selayaknya memahami perkembangan ini guna mengantisipasi perkembangan sekolah, khususnya SMA di masa yang akan datang.
Semoga kehadiran buku ini, dapat memberi insiprasi bagi seluruh stakeholder pendidikan dalam memandang perubahan yang terjadi di sekolah. Juga untuk membuka peluang inovasi yang luas bagi dunia pendidikan dalam memasuki zaman baru yang membutuhkan kreativitas dan inovasi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. TANTANGAN PERUBAHAN
B. SMA YANG BERUBAH
BAB II. POTRET ZAMAN DI ERA DIGITAL
A. KEHIDUPAN DI ERA DIGITAL
B. KOMPETENSI DI ERA DIGITAL
C. PEKERJAAN DI ERA DIGITAL
D. SOCIETY 5.0
BAB III. PENDIDIKAN SMA MENGHADAPI ERA DIGITAL
A. HAKIKAT PENDIDIKAN SMA
B. KONDISI RIIL MAKRO PENDIDIKAN SMA
C. PENGELOLAAN PENDIDIKAN BERBASIS DIGITAL
D. SUASANA PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL
E. PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL
BAB IV. KESIAPAN SMA MENUJU ERA DIGITAL
BAB V. PENUTUP
REFERENSI
PENDAHULUAN
Didiklah Anak-anakmu Sesuai dengan Zamannya, Karena Mereka Hidup bukan di Zamanmu. Perkataan Ali bin Abi Thalib lebih dari satu abad silam ini, sangatlah relevan dalam dunia pendidikan pada saat ini. Makna yang terkandung dalam ungkapan tersebut adalah bahwa yang utama dari pendidik- an adalah menyiapkan diri anak untuk hidup di zamannya, yang tidak sama dengan zaman kini.
Berdasarkan hal tersebut, dunia pendidikan haruslah berorientasi ke depan. Harus menyiapkan jiwa dan raga anak untuk bisa hidup di masa depan yang tentunya sangat berbeda dengan zaman kini, apalagi masa lalu. Karena yang akan menghadapi masa depan adalah anak, maka, pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk mengembangkan potensi diri unggul setiap anak agar individu tersebut dapat menjalani kehidupan di zamannya dengan kemampuan yang ada di dalam dirinya. Melalui pendidikan, setiap individu diharapkan mampu menjadi penyelamat bagi dirinya secara pribadi baik dalam kehidupan di dunia dan kehidupan akhirat yang diyakininya.
Hal ini bermakna bahwa sebagai satuan pendidikan, sekolah harus selalu berpikir, bertindak, dan menyiapkan segala sesuatu yang menyiapkan anak untuk bisa menjalani hidup di masa datang. Sekolah tidak hanya berkisah tentang masa lalu, melainkan tentang proyeksi masa depan. Sekolah haruslah futuristik. Sekolah harus satu langkah di muka dari peradaban saat ini.
TANTANGAN PERUBAHAN
Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Perkembangan teknologi telah membawa dampak pada kehidupan masyarakat. Sekolah tentunya bukan institusi yang terbebas dari berbagai perubahan. Sekolah justru motor perubahan di tengah zaman yang berubah. Sekolah yang tidak berubah tidak akan memadai untuk menyiapkan anak hidup di zamannya.
Yang perlu ditelusuri lebih jauh, apa saja yang berubah dalam tatanan kehidupan? Bagaimana kehidupan di zaman yang akan dilalui anak? Potret masa depan ini harus menjadi perhatian sekolah.
Pada zaman kini, hampir semua aktivitas kehidupan mengalami perubahan. Dengan penggunaan mesin yang dikendalikan komputer dan internet, segala hal menjadi serba cepat, variasi beragam, jumlah besar, dan kualitas meningkat. Mesin-mesin produksi makin cerdas melampui perkiraan kita. Dia dapat berpoduksi otomatis karena permintaan meningkat. Bahkan perlengkapan di rumah pun seolah memiliki kecerdasan. Kulkas dapat memberikan notifikasi kepada si empunya, bahwa makanan yang tersimpan sudah busuk dan harus dibuang.
Interaksi antar orang menjadi makin luas. Tanpa sekat jarak, dan waktu. Seseorang di desa terpencil, bisa berdiskusi dengan seseorang di restoran besar di kota tentang sayuran yang dia tanam. Bahkan anak kampung yang tak pandai berbahasa asing, tiba-tiba punya kawan di negeri lain dengan bahasa berbeda. Setiap kalimat yang ia ucapkan sampai ke telinga pendengar dengan bahasa si pendengar. Cara berkomunikasi melalui media sosial meningkat cepat. Dan banyak hal yang tidak bisa dirinci satu per satu.
Informasi, data dan materi ilmu pengetahuan tersedia di dunia maya. Setiap orang dapat mengakses dari mana saja dan kapan saja. Setiap orang bisa mendapatkannya dengan mudah. Buku mengalami transformasi menjadi buku digital, yang bisa saja isinya hanya gambar kecil berbentuk kotak berbentuk QR Code.
Di zaman itu, pengertian buta huruf (illiterate) bukan orang yang tidak bisa baca tulis hitung, tapi yang tidak belajar tentang kehidupan yang dihadapi. Seperti diungkapkan Alvin Tofler, “The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relern.”
Hal ini tentu saja berdampak pada proses pembelajaran di sekolah. Bayangkan apabila sekolah tidak memperdulikan perubahan yang terjadi. Anak lah yang akan dirugikan karena tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi zamannya. Gambaran ini seperti yang dikemukakan Tom Hierick (2017), “Anak- anak abad ke-21 diajar oleh orang dewasa abad ke-20, menggunakan kurikulum dan teknik abad ke-19 pada kalender abad ke-18.”
Menghadapi perkembangan demikian, maka, dunia pendidikan mutlak harus berubah. Baik dalam pengelolaan maupun pembelajaran. Seperti apa gambaran sekolah, khususnya SMA di masa yang akan datang? Potret inilah yang dalam buku ini disebut sebagai SMA yang berubah.
SMA YANG BERUBAH
Sebagai sebuah organisasi, sekolah akan memanfaatkan teknologi informasi (TI) dalam semua aktivitas sekolah. Setidaknya terdapat tiga komponen terkait implementasi TI dalam organisasi sekolah, terutama SMA. Ketiga komponen tersebut, pertama, penggunaan TI dalam tata kelola dan layanan pendidikan yang dilakukan. Mulai dari teknis penerimaan peserta didik baru, penyusunan perencanaan strategis, anggaran, perencanaan pembelajaran, hingga evaluasi dan pelaporan. Seluruh aktivitas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, akan menggunakan platform TI dalam kegiatannya. Hal ini tentu tidak dapat dihindari.
Kedua, penggunaan TI dalam proses pembelajaran. termasuk di dalamnya penilaian dan pelaporan hasil pencapaian kompetensi kepada orang tua dan pemerintah. Termasuk di dalamnya penggunaan media pembelajaran berbasis TI dan menjadikan dunia maya sebagai sumber belajar. Dalam konteks ini termasuk penggunaan TI dalam administrasi pembelajaran. Pencapaian kompetensi oleh peserta didik dapat tersimpan sebagai big data yang dapat memberikan informasi yang lengkap.
Ketiga, TI sebagai konten pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Konten ini berupa kompetensi abad 21 yang harus dikuasai oleh peserta didik. Proses pembelajaran terkait kompetensi abad 21 ini, tentu akan mengikuti perkembangan zamannya, baik cara belajar, waktu belajar, tempat belajar, dengan siapa belajar, dan lainnya, akan mengikuti tren yang terjadi di abad 21.
Belajar pada prinsipnya dapat dilakukan di mana saja dan dari mana saja, tanpa sekat jarak, baik dari aspek permintaan maupun penawaran. Belajar bisa kapan saja, tanpa sekat hari, jam, dan waktu yang kaku. Belajar bisa dengan siapa saja, tanpa sekat pribadi dan keberadaan orang. Belajar bisa tentang apa saja yang dianggap menarik dan dibutuhkan, tanpa sekat pengelompokkan materi ajar yang kaku dan dipaksakan. Suasana itulah yang akan memberi warna sekolah di masa depan.
Model-model pembelajaran klasikal dalam sebuah pertemuan merupakan wahana interaksi sosial antarindividu. Namun selebihnya pembelajaran dapat dikemas dalam bentuk e-learning, mobile learning, Augmented Reality Learning (AR- Learning), atau Virtual Reality learning (VR Learning). Ponsel pintar (smartphones) yang selalu terkoneksi dengan dunia luar, akan menjadi alat bantu penting dalam proses pembelajaran dan sebagai sumber big data yang dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi dan memotret profil peserta didik.
Secara fisik, ruang-ruang kelas yang kaku, berbentuk kotak dengan ukuran standar, jumlah kursi meja yang ditetapkan bentuk, ukuran serta jumlahnya, serta berbagai sarana pendukung di dalamnya, sangatlah tidak lagi sinkron dengan suasana belajar seperti diurai di atas. Buku ajar dengan konten yang standar, bahkan cenderung sama, penampilan yang kaku menjadi pemandangan yang sangat tidak relevan lagi dengan zaman big data saat ini.
Oleh karena itu, perubahan dalam dunia pendidikan ke depan akan terjadi sangat mendasar. Jika tidak berubah, maka pendidikan tidak akan menemukan maknanya bagi kehidupan. Sebagaimana sebuah istilah yang mengatakan bahwa anak-anak adalah “penduduk asli” di era digital ini, sementara orang tua adalah “imigran”. Hal inilah yang menunjukkan bahwa orang tua harus melakukan proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak, dan menciptakan suasana pendidikan yang relevan dengan zamannya.
Secara organisasi, satuan pendidikan SMA juga dituntut memiliki adaptabilitas yang tinggi. Satuan pendidikan SMA harus dapat mengarungi perubahan yang terjadi. Penyederhanaan model organisasi sekolah di masa depan menuntut setiap individu memiliki kemampuan belajar dan adaptasi yang cepat di tengah kehadiran teknologi yang begitu pesat.
Konektivitas yang terus bertumbuh mengurai persoalan jarak dan waktu. Layanan Virtual Office, Teleconference, Web-online meeting, Internet of Things yang sepenuhnya memanfaatkan internet sudah biasa dilakukan. Benar-benar terkoneksi secara global, tidak lagi ada batas-batas negara/wilayah atau struktur. Hal ini akan membuat organisasi sekolah di era digital akan sangat dinamis dan adaptabel.
Download Buku SMA di Era Digital
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku SMA di Era Digital ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:[Download] Buku SMA di Era Digital.pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku SMA di Era Digital. Semoga bisa bermanfaat.