Pembuatan Produk Pakan Bentuk Biskuit

Berikut ini adalah berkas mengenai Pembuatan Produk Pakan Bentuk Biskuit dalam Buku Proses Industri Pakan. Download file format PDF. Mudah-mudahan berkas mengenai inovasi Produk Pakan Bentuk Biskuit ini bisa menjadi referensi bagi para peternak dalam rangka pengadaan pakan yang berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi.

Pembuatan Produk Pakan Bentuk Biskuit
Pembuatan Produk Pakan Bentuk Biskuit

Pembuatan Produk Pakan Bentuk Biskuit

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas mengenai Pembuatan Produk Pakan Bentuk Biskuit dalam Buku Proses Industri Pakan:

Buku Proses Industri Pakan ini ditulis oleh Prof. Dr. Ir. Yuli Retnani, MSc. Diterbitkan oleh PT Penerbit IPB Press Kampus IPB Taman Kencana Bogor Tahun 2014.

Buku Diktat ini disusun sebagai pegangan bagi mahasiswa S-1 semester 6 yang mengambil mata kuliah NTP 313 Industri pakan, maupun untuk civitas akademika serta masyarakat umum.

Diktat ini merupakan cetakan kedua dari buku Proses Industri Pakan, cetakan pertama yang telah diterbitkan oleh IPB Press pada tahun 2014 dan telah mengalami beberapa revisi. Diktat ini disusun dengan harapan memberikan informasi yang berkaitan dengan industri pakan yang meliputi berbagai aspek di antaranya pemilihan dan pembeliaan bahan baku industri pakan, alur proses industri pakan, teknik dan proses produksi pakan, produk industri pakan, teknik pengemasan produk industri pakan, serta perubahan fisik dan nutrisi bahan selama processing.

Produk Pakan Bentuk Biskuit

Biskuit merupakan produk kering yang mempunyai daya awet yang relatif tinggi, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama dan mudah dibawa dalam perjalanan karena volume dan beratnya proses pengeringan (Whiteley 1971). Menurut Retnani et al. (2009) biskuit pakan dibuat menggunakan bantuan panas dan tekanan. Almond (1989) mengatakan bahwa secara umum pembuatan biskuit dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu pencampuran bahan, pembentukan adonan dan pencetakan, pembakaran, dan pendinginan.

Biskuit pakan sumber serat merupakan pakan alternatif untuk mengganti hijauan pakan pada saat musim kemarau. Bentuk pakan tersebut dibuat dengan memanfaatkan limbah pertanian sehingga harganya murah, salah satu di antaranya pemanfaatan limbah tanaman jagung.

Biskuit pakan adalah produk pengolahan pakan yang dibuat dengan menggunakan bantuan panas dan tekanan, sehingga menghasilkan produk pengolahan pakan yang berbentuk tipis, rata, dan kompak. Biskuit pakan dibuat dengan pemanasan pada suhu 900C selama 5 menit dan menggunakan tekanan sebesar 200–300 kg/cm2. 

Pembuatan biskuit pakan merupakan proses cooking yang melibatkan aplikasi panas pada bahan makanan. Teknik pemanasan bahan makanan dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu dry heating, moist heating, serta microwave heating (Winarno 2007).

Biskuit pakan menggunakan teknik pemanasan dry heating yang disebut baking. Menurut Winarno (2007) baking adalah teknik pemasakan dengan cara meletakkan bahan makanan ke dalam oven yang biasanya telah dilengkapi dengan elemen panas yang terletak di bagian bawah dari oven. Pemindahan panas yang terjadi dalam baking tersebut terdiri dari tiga mekanisme, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada awalnya udara bagian bawah oven dipanaskan, kemudian udara yang hangat dan panas bergerak ke atas, terjadilah perpindahan konveksi. Udara panas yang bergerak keatas dan kemana-mana tersebut akhirnya menyentuh bahan makanan, terjadilah perambatan panas secara konduksi. Radiasi panas yang dipancarkan oleh dasar oven membentur ke seluruh permukaan dinding oven, kemudian dipantulkan dan diserap, akhirnya membentur bahan makanan, sehingga bahan makanan menjadi panas.

Bentuk biskuit pakan yang tipis dan kompak diharapkan dapat (1) meningkatkan palatabilitas ternak karena bentuknya yang kompak, (2) memudahkan dalam penanganan, penyimpanan, dan transportasi, (3) memberikan nilai tambah karena dapat memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan, serta (4) menggunakan teknologi yang sederhana dengan proses operasi yang mudah. Biskuit limbah tanaman jagung adalah suatu produk pengolahan pakan ternak yang berbahan dasar limbah tanaman jagung yang dapat digunakan sebagai pakan alternatif pengganti hijauan pada musim kemarau atau saat panen jagung melimpah.

Biskuit termasuk produk yang mudah menyerap air dan oksigen. Oleh karena itu, bahan pengemasnya harus memenuhi beberapa syarat antara lain kedap air, kedap terhadap komponen volatile terutama bau-bauan, kedap terhadap sinar, dan mampu melindungi produk dari kerusakan mekanis (Manley 1983).

Warna biskuit pakan berbeda sesuai dengan bahan atau hijauan yang digunakan, tetapi pada umumnya biskuit pakan berwarna cokelat. Hal ini disebabkan adanya reaksi browning karena pemanasan mesin biskuit pakan.

Pembuatan biskuit pakan memiliki proses yang sama dengan wafer pakan, tetapi ukuran keduanya berbeda. Biskuit pakan memiliki diameter 7 cm dengan tebal 1 cm dibandingkan dengan wafer pakan yang berukuran 30 x 30 x 1 cm3. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali cetak sekitar 5–10 menit dengan produksi 42 biskuit pakan (Retnani et al. 2010a)

Saat pembuatan biskuit pakan, tercium aroma yang ditimbulkan biskuit, yaitu aroma gula terbakar, tetapi aroma tersebut tidak timbul karena adanya reaksi Maillard karena suhu pemanasan mesin biskuit pakan yaitu hanya 910C. Sementara suhu terjadinya reaksi Maillard berkisar antara 160–1700C. Aroma yang ditimbulkan disebabkan adanya molases dalam campuran formula biskuit pakan.

Pemanfaatan biskuit dalam bidang pakan ternak ini digunakan atas dasar prinsip bentuk menyerupai biskuit pangan yang dibuat dari bahan serat terutama hijauan sebagai pengganti hijauan segar agar ruminansia dapat memanfaatkan serat ketika jumlah dan kualitas hijauan menurun. Bahan yang digunakan untuk pembuatan pakan ternak berbentuk biskuit ini bisa berasal dari hijauan pakan berupa rumput, limbah pertanian, dan perkebunan serta konsentrat yang berasal dari biji-bijian. Biskuit pakan yang telah dikembangkan sejak tahun 2009 di Laboratorium Industri Pakan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB adalah biskuit pakan untuk pakan ternak kambing dan domba. Biskuit pakan terdiri dari hijauan sebagai sumber serat dan molases sebagai sumber karbohidrat dan perekat. Biskuit hijauan pakan yang telah dikembangkan adalah biskuit pakan limbah tanaman jagung. 

Biskuit Limbah Tanaman Jagung

Biskuit limbah tanaman jagung merupakan produk pakan dari laboratorium Industri Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang telah mendapatkan 102 inovasi di Indonesia pada tahun 2010 dan sudah didaftarkan paten tahun 2012 dengan nomor paten P00201201063.

Daun jagung memiliki palatabilitas yang baik sebagai pakan ternak, sehingga sering digunakan sebagai hijauan pakan untuk ternak ruminansia. Daun jagung memiliki nilai kecernaan bahan kering invitro sebesar 58% dengan kandungan protein kasar sekitar 10%. (Umiyasih dan Wina 2008).

Biskuit Daun Pepaya

Biskuit daun pepaya merupakan biskuit biosuplemen yang diperkaya dengan vitamin serta mineral sebagai suplemen yang kaya protein, energi, vitamin dan mineral, serta mengandung zat bioaktif daun papaya. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) dari Familia Caricaceae terbukti kemampuannya dalam menginduksi peningkatan sekresi air susu pada sekelompok ibu-ibu yang sedang menyusui (Tjahjadi 1989). Sebanyak 100 gram daun pepaya segar terdapat 90 kalori; 75,4 g air; 8,0 g protein; 2,O g lemak; 11,9 g karbohidrat; 2,7 g berbagai mineral; 333 mg kalsium; 63,0 mg fosfor; 0,8 mg besi; 5.475 mcg Retinol aktif; 0,15 mg thiamin; dan 140mg vitamin C (Oei KamNio 1987 dalam Thajadi 1989).

Biskuit Daun Katuk

Biskuit daun katuk merupakan biskuit biosuplemen yang diperkaya dengan vitamin serta mineral sebagai suplemen yang kaya protein, energi, vitamin dan mineral, serta mengandung zat bioaktif daun katuk. Tanaman katuk (Sauropus androgynus L. Merr) yang termasuk dalam Familia Euphorbiaceae telah terbukti mampu menginduksi peningkatan sekresi air susu baik pada hewan coba maupun pada sekelompok ibu-ibu yang sedang menyusui anaknya (Agil 1987; Tjahjadi 1989; dan Pidada 1999). Daun katuk segar seberat 100 gram mengandung 72 kalori; 70 g air; 4,8 g protein; 1,0 g lemak; 11,0 g karbohidrat; 2,2 g berbagai mineral; 204 mg kalsium; 83 mg fosfor; 2,7 mg besi; 3 I l l mcg retinol aktif; 0,10 mg thiamin; dan 200 mg Vitamin C (Oei KamNio 1987 dalam Thajadi 1989). Dari sumber lain dijelaskan bahwa daun katuk mengandung steroid, protein, berbagai mineral dan vitamin A, B, dan C (Mardisiswojo 1968, Suswini 1989).

Biskuit Indigofera sp.

Biskuit daun Indigofera sp merupakan biskuit biosuplemen yang diperkaya dengan vitamin serta mineral sebagai suplemen yang kaya protein, energi, vitamin, dan mineral. Indigofera sp. merupakan tanaman dari kelompok kacangan (family Fabaceae) dengan genus Indigofera dan memiliki 700 spesies yang tersebar di Benua Afrika, Asia, Australia, dan Amerika Utara, sekitar tahun 1900 Indigofera sp. Dibawa ke Indonesia oleh kolonial Eropa serta terus berkembang secara luas (Tjelele 2006). Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalsium.

Menurut Hassen et al. (2006) sekitar 50% dari spesies indigofera beracun dan hanya 30% yang palatable dapat digunakan sebagai pakan ternak. Jenis yang dapat digunakan sebagai pakan ternak tersebut memiliki potensi yang sangat baik sebagai sumber hijauan. Spesies Indigofera yang telah ditemukan dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, hijauan pakan ternak, dan pewarna tekstil untuk tujuan komersil (Nwachukwu dan Mbagwu 2007). Indigofera sp. 

Beberapa jenis Indigofera memiliki zat anti nutrisi. Salah satunya adalah Indigofera spicata memiliki zat anti nutrisi berupa hepatotoxic amino acid, yaitu indospicine yang mengganggu sistem metabolisme. Keracunan akibat indospicine pada ternak dapat menurunkan fungsi hati pada sapi dan domba terutama pada kuda bahkan dapat mengakibatkan keguguran pada ternak bunting.

Skerman (1982) menyebutkan bahwa Indigofera memiliki kandungan protein yang tinggi dan toleran terhadap kekeringan, genangan, dan salinitas, sehingga menyebabkan sifat agronominya sangat diinginkan. Kandungan protein kasar Indigofera umumnya lebih tingi dibandingkan dengan spesies legume lainnya, begitu juga kandungan fosfor. Menurut Hassen et al. (2007) komposisi Indigofera sp. Terdiri dari bahan kering 21,97%; lemak kasar 6,15%; protein kasar 24,17%; abu 6,14%; NDF 54,24%; ADF 44,69%; serat kasar 15,25%; kalsium 0,22%; fosfor 0,18%; dan data produksi tanaman 2,595 kg/ha; produksi daun 967,75 g/ha (36,43%); produksi batang 1.627,24 g/ha; serta tinggi tanaman 418 cm.

Uji Kualitas Produk Pakan Bentuk Biskuit

Aktivitas Air
Aktivitas air diperoleh dari hasil pengukuran biskuit pakan dengan menggunakan Aw meter selama satu jam pengamatan yang sebelumnya telah dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan Barium Klorida (BaCl2). Larutan dibiarkan selama tiga jam setelah jarum Aw meter ditera sampai menunjukkan angka 0,9 karena BaCl2 mempunyai kelembaban garam jenuh sebesar 90%. 

Kadar Air
Kadar air bahan merupakan pengukuran jumlah air total yang terkandung dalam bahan pakan, tanpa memperlihatkan kondisi atau derajat keterikatan air (Syarief, Halid 1993). Pengukuran sifat kadar air biskuit pakan diperlukan untuk mengetahui jumlah air total yang terkandung dalam biskuit. Kadar air sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan dan hal ini merupakan salah satu alasan pengolahan pangan air tersebut sering dikeluarkan atau dikurangi dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan. Selain untuk mengawetkan pakan, pengurangan air juga bertujuan untuk mengurangi besar dan berat bahan pangan, sehingga memudahkan dan menghemat pengepakan. Kadar air suatu bahan pangan dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu berdasarkan bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet basis). Kadar air secara bahan kering adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat bahan keringnya. Kadar air secara bahan basah adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat bahan mentah. Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap atau konstan (Wirakartakusumah et al. 1989).

Kadar air adalah kandungan air yang terdapat dalam partisi sewaktu digunakan atau diletakkan dalam lingkungan udara terbuka. Uap air yang berusaha masuk ke setiap benda yang ada di sekelilingnya dan akan mencapai kesetimbangan dengan kadar air di udara, tetapi kadar air akan sulit masuk melalui pori-pori partisi bilamana bahan tersebut sangat kedap air (Haroen et al. 2007).

Dasar pengeringan adalah adanya proses pemindahan atau pengeluaran kandungan air bahan hingga mencapai kandungan tertentu agar kecepatan kerusakan bahan dapat diperlambat, sehingga bahan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama (Suharto 1991). Kadar air selama penyimpanan harus dijaga serendah mungkin (kurang dari 10%) untuk menghindari terjadinya kebusukan, nilai kadar air kritis untuk sereal adalah 14%. Bila kadar air diatas 14% maka kerusakan akan terjadi sangat cepat (Supriyati et al. 1996). Pengeringan yang terlalu cepat dapat merusak bahan karena permukaan bahan terlalu cepat kering, sehingga kurang bisa diimbangi dengan kecepatan gerakan air bahan menuju permukaan. Pada akhirnya menyebabkan pengerasan pada bahan yang selanjutnya air dalam bahan tidak dapat lagi menguap karena terhambat.

Makanan yang dikeringkan mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan segarnya. Selama pengeringan juga terjadi perubahan antara lain warna, tekstur, dan aroma walaupun perubahan tersebut dapat dibatasi seminimal mungkin dengan jalan memberikan perlakuan pendahuluan terhadap bahan pangan yang akan dikeringkan. Perubahan warna umumnya berubah menjadi cokelat. Perubahan tersebut dikarenakan reaksi browning. Reaksi browning nonenzimatis yang sering terjadi, yaitu reaksi antara asam organik dengan gula pereduksi, serta asam-asam amino dengan gula pereduksi disebut dengan reaksi Maillard. 

Reaksi antara asam-asam amino dengan gula pereduksi dapat menurunkan nilai gizi protein yang terkandung di dalamnya (Adawyah 2007).

Daya Serap Air

Daya serap air biskuit hijauan pakan merupakan kemampuan biskuit untuk menyerap air di sekelilingnya agar berikatan dengan partikel bahan atau tertahan pada pori antarpartikel bahan. Daya serap air merupakan parameter yang menunjukkan kemampuan untuk menyerap air di sekelilingnya untuk berikatan dengan partikel bahan atau tertahan pada pori antara partikel bahan (Jayusmar 2000). Trisyulianti et al. (2003) menyatakan bahwa daya serap air merupakan parameter yang menunjukkan besarnya kemampuan biskuit pakan menarik air di sekelilingnya (kelembaban udara) untuk berikatan dengan partikel bahan atau tertahan pada pori antara partikel bahan. Daya serap air adalah kemampuan bahan ransum untuk menyerap air kembali setelah bahan atau ransum kering yang menyebabkan partikel bahan kering tidak terlarut menjadi jenuh, kemudian partikel tersebut mengembang dan akan lebih mudah didegradasi oleh mikroba rumen, sehingga meningkatkan laju pengosongan rumen (Siregar 2005).

Perbedaan daya mengikat air pada berbagai bahan pakan dapat memengaruhi volume dan laju aliran digesta dalam rumen (Siregar 2005). Pakan kaya serat mempunyai daya ikat air yang bervariasi (Toharmat et al. 2006). 

Menurut Haroen et al. (2007) daya serap air oleh partisi yang terbuat dari limbah padat berserat memiliki kecenderungan semakin tinggi dengan meningkatnya persentase limbah padat yang ditambahkan. Daya serap air yang rendah pada lumpur kelapa sawit disebabkan tingginya kandungan lemak atau minyak, sehingga air sulit masuk (meresap) ke dalam bahan tersebut karena permukaan partikel bahan ini diselaputi oleh minyak (Siregar 2005).

Kerapatan

Kerapatan adalah suatu ukuran kekompakan ukuran partikel dalam lembaran dan sangat tergantung pada kerapatan bahan baku yang digunakan dan besarnya tekanan kempa yang diberikan selama proses pembuatan lembaran (Retnani et al. 2009a). Kerapatan bahan baku sangat tergantung pada besarnya kempa yang diberikan selama proses pembuatan. Semakin tinggi tekanan yang diberikan akan memberikan kecenderungan menghasilkan arang briket dengan kerapatan dan keteguhan tekan yang semakin tinggi pula. Tekanan pengempaan dilakukan untuk menciptakan ikatan antara permukaan bahan perekat dan bahan yang direkat dengan bantuan alat pengepres.

Kerapatan adalah salah satu faktor penting pada sifat fisik biskuit pakan dan merupakan pedoman untuk memperoleh gambaran tentang kekuatan biskuit yang diinginkan.

Peralatan yang digunakan pada pengujian fisik biskuit pakan ini terdiri dari jangka sorong, timbangan kapasitas 1; 2,25; dan 5 kg, timbangan digital, timbangan Electronic Crane Scale untuk menimbang domba, mesin chopper, Hammer mill, A meter, gelas piala, saringan plastik, oven 105oC, eksikator, cawan, karung plastik, bak plastik, serta baki plastik.

Aplikasi pada Ternak

Introduksi teknologi biskuit pakan pada skala lapang di peternakan domba rakyat. Introduksi yang dilakukan di peternakan domba rakyat di Ciampea menggunakan adaptasi pakan yang sesuai dengan kondisi sebelumnya, yaitu pakan hijauan berupa rumput lapang dan konsentrat. Biskuit daun jagung digunakan sebagai pengganti rumput lapang karena mengacu pada penelitian tahap sebelumnya yang menunjukkan hasil bahwa daun jagung memiliki komposisi nutrien terbaik. Selain itu hal ini juga mengacu pada tujuan penelitian untuk mendapatkan hijauan pengganti rumput pada musim kemarau (Retnani et al. 2010a).

Ketiga biskuit perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap konsumsi bahan kering. Biskuit daun jagung pada perlakuan ketiga memiliki rataan konsumsi bahan kering tertinggi bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu sebesar 263,18 g/ekor/hari, sedangkan ransum konvensional sebesar 156,49 g/ekor/hari (biskuit rumput lapang). Hasil konsumsi bahan kering biskuit daun jagung dalam penelitian ini lebih tinggi dari pada konsumsi bahan kering biskuit perlakuan lainnya yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kandungan nutrisi terutama protein yang tinggi dalam kandungan biskuit limbah tanaman jagung daripada rumput lapang serta tekstur biskuit yang halus.

Menurut NRC (1985), pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain konsumsi total protein yang diperoleh setiap hari, jenis kelamin, umur, keadaan genetik, lingkungan, kondisi fisiologis ternak, dan tata laksana. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan terhadap rataan pertambahan bobot badan tidak berbeda nyata (p < 0,05). Rataan pertambahan bobot badan harian domba yang diberi biskuit daun jagung memberikan hasil yang lebih tinggi 61,90 g/ekor/hari daripada ransum konvensional (biskuit rumput lapang) 34,29 g/ekor/hari. Hal ini disebabkan karena biskuit daun jagung memiliki kandungan nutrisi, terutama protein kasar yang lebih tinggi daripada biskuit pada perlakuan lainnya. Pertambahan bobot badan yang tinggi pada penelitian ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu tingginya konsumsi bahan kering harian domba. Semakin banyak pakanyang masuk ke dalam saluran pencernaan untuk dicerna oleh tubuh domba, maka akan terjadi pertumbuhan jaringan sel baru. Selain itu, pertambahan bobot badan juga berhubungan dengan kandungan nutrisi dari ransum domba, yaitu biskuit limbah tanaman jagung memiliki kualitas baik, sehingga dapat menyediakan berbagai zat nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak agar dapat berkembang secara optimal (Retnani et al. 2010a).

Konversi pakan khususnya ternak ruminansia kecil dipengaruhi oleh kualitas pakan, nilai kecernaan, dan efisiensi pemanfaatan zat gizi dalam proses metabolisme di dalam jaringan tubuh ternak. Semakin baik kualitas pakan yang dikonsumsi ternak, diikuti dengan pertambahan bobot badan yang tinggi maka nilai konversi pakan akan semakin rendah dan akan semakin efisien pakan yang digunakan (Pond et al. 1995).

Konversi pakan bergantung pada konsumsi bahan kering dan pertambahan bobot hidup harian. Retnani et al. (2010a) melaporkan bahwa hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan terhadap konversi pakan tidak berbeda nyata (p < 0,05), kisaran konversi pakan penelitian ini adalah 16,53 ± 4,47 hingga 32,09 ± 23,56. Konversi pakan yang tidak berbeda nyata pada penelitian ini dipengaruhi oleh pertambahan bobot badan domba yang tidak berbeda nyata. Bintang et al. (1999) dan Sinaga (2002) turut menyatakan hal serupa, yaitu salah satu faktor yang memengaruhi nilai konversi pakan adalah pertambahan bobot badan harian ternak tersebut.

Hasil demonstrasi plot (demplot) biskuit pakan (limbah daun jagung) yang telah dibandingkan dengan pakan konvensional (rumput lapang) yang telah diterapkan oleh kelompok ternak rakyat Subur Jaya Kampung Rawa Kalong Desa Ciherang Darmaga menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Biskuit kemarau atau pada situasi yang sulit untuk mendapatkan hijauan maka biskuit dapat diberikan pada ternak untuk menggantikan hijauan. Selain itu, biskuit mudah saat pemberian karena bentuknya kecil, mudah dibawa saat transportasi (Retnani et al. 2010a).

Selain biskuit limbah tanaman jagung, pemberian biskuit biosuplemen pakan dapat diaplikasikan kepada ternak. Berdasarkan hasil penelitian Retnani et al. (2013b) biskuit biosuplemen daun pepaya dan daun indigofera lebih disukai oleh ternak kambing perah. Rasa pahit dalam daun pepaya dapat meningkatkan nafsu makan, sedangkan bau khas dari indigofera juga disukai kambing perah. Daun katuk mempunyai tekstur lebih kasar dibandingkan dengan perlakuan yang lain dan kandungan SK paling tinggi, sehingga palatabilitas daun katuk lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

    Download Buku Proses Industri Pakan

    Selengkapnya mengenai Pembuatan Produk Pakan Bentuk Biskuit dan pembahasan lengkapnya silahkan lihat dan unduh berkas Buku Proses Industri Pakan pada link di bawah ini:

    Download Buku Proses Industri Pakan.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas mengenai Pembuatan Produk Pakan Bentuk Biskuit (Buku Proses Industri Pakan). Semoga bisa bermanfaat.

    Kami rekomendasikan juga beberapa buku dan berkas penting lainnya terkait dengan pakan dan peternakan, di bawah ini.
    • Membuat Sendiri Pakan Ikan Murah & Praktis Lihat Buku
    • Membuat Pakan Ternak & Unggas Dari Limbah Peternakan Lihat Buku
    • Buku Inovasi Manajemen Pakan Ternak - Desy Cahya Widianingrum - [Intrans] Lihat Buku
    • Membuat Pakan Ternak & Unggas dari Limbah Peternakan Suprio Guntoro - AgroMedia Pustaka Lihat Buku
    • SFU Usaha Pembuatan Pakan Ikan Konsumsi Bagas Dharmawan - Pustaka Baru Lihat Buku
    • Membuat Sendiri Pakan Ikan Murah dan Praktis RGB Gunawan - AgroMedia Pustaka Lihat Buku
    • Budi Daya Nila Organik Dengan Biaya Pakan Rp 0 Bayu Nugroho - Agromedia Pustaka Lihat Buku
    • Buku Pengelolaan Hijauan Pakan Ternak dalam Sistem Peternakan Tradisional - Yusuf Akhyar Sutaryono Lihat Buku
    • Buku Budidaya Ikan Nila Mulai dari Pembenihan Pembesaran Pengembangan Usaha Kebutuhan Pakan Masalah Hama Penyakit dan Pemanenan Hingga Analisis Usaha Budidaya Ikan Nila Lihat Buku
    • Budidaya Nila Organik Dengan Biaya Pakan Rp 0 Lihat Buku
    • Membuat Sendiri Pakan Ikan Murah & Praktis - Rgb Gunawan Lihat Buku
    • Probiotik Suatu Tinjauan Keilmuan Baru Bagi Pakan Budidaya Perikanan Prof. Dr. Ir. Feliatra, Dea - Kencana Lihat Buku
    • Buku Konservasi Hijauan Pakan dan Peningkatan Kualitas Bahan Pakan Berserat Tinggi: Edisi Revisi - Deepublish Lihat Buku
    • Buku Beternak Itik Petelur Dengan Pakan Berbasis Bahan Lokal - Deepublish Lihat Buku
    • Pakan dan Vitamin Total Konslet Lovebird Konslet Fighter Durasi Lihat Buku
    • Buku Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia - Deepublish Lihat Buku
    • Buku Penuntun Praktikum Teknik Produksi Pakan Alami - Atika Marisa Lihat Buku
    • Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia Peternakan Lihat Buku
    • Buku Teknik Ternak Kambing Dengan Pakan Fermentasi Tanpa Ngarit Angon Lihat Buku
    • Buku Peternakan : Membuat Pakan Fermentasi Untuk Ternak Ruminansia / Membuat Pakan Fermentasi Unggas dan Jamu Unggas / Budidaya Lebah Madu Lihat Buku
    • Lurik Prasojo Hujan Gerimis Putih Pakan Putih Lihat Buku
    • Buku Wirausaha : usaha pembuatan pakan ikan konsumsi / Panduan Membuat Sendiri Bensin dan Solar / sukses agribisnis minyak atsiri / Membuat Telur Asin dan Telur Aneka Rasa /Mendidikan bank sampah Lihat Buku
    • Buku Agribisnis Bioflok Lele Kematian 3% Hemat Pakan 20% Lihat Buku
    • Buku Original Teknologi Pengolahan Bahan Pakan Ternak UB Press Lihat Buku
    • Buku Magot Pakan Ikan Protein Tinggi Lihat Buku
    • Pakan Ikan formulasi pembuatan dan pemberian by Ghufran Lihat Buku
    • Araska Publisher - Mengolah Limbah Organik Menjadi Pakan Ternak Untuk Program Penggemukan Sapi Kambing Unggas Ikan Lihat Buku
    • Buku Teknologi Pengawetan Pakan Hijauan UB Press Lihat Buku
    • Pakan Ikan Alami - Abbas Siregar Djarijah Lihat Buku
    • Buku Peternakan Membuat Pakan Fermentasi Unggas dan Jamu Pakan Fermentasi Ternak Ruminansia Lihat Buku
    • Buku Wirausaha Modern Usaha Pembuatan Pakan Ikan Panduan Membuat Bensin Minyak Atsiri Lihat Buku
    • Buku Perikanan : Budi Daya Nila Dilengkapi Dengan Formula Pembuatan Pakan Mandiri Lihat Buku
    • Teknik Membuat Biskuit Pakan Ternak dari Limbah Pertanian Lihat Buku
    • Buku Peternakan Panduan Membuat Pakan Fermentasi Untuk Ternak Ruminansia Kambing Domba Sapi Kerbau Lihat Buku
    • Buku Industri Pakan Ternak Lihat Buku
    • Buku Original Aditif Pakan Unggas Pengganti Antibiotik UB PRESS Lihat Buku
    • Packing kiloan / packing ikan / packing pakan ikan dlm jumlah banyak Lihat Buku
    • Buku Agribisnis Panduan Praktis Pakan Ikan Lele Lihat Buku
    • Buku Teknik Membuat Biskuit Pakan Ternak Dari Limbah Pertanian Lihat Buku
    • Magot : Pakan Ikan Protein Tinggi Lihat Buku
    • Buku Teknologi Pengolahan Bahan Pakan Ternak Lihat Buku
    • Pakan Ikan Alami - Abbas Siregar Djarijah Buku Asli HVS Lihat Buku
    • Buku Ilmu Bahan Pakan Ternak dan Formulasi Pakan Unggas Lihat Buku
    • Panduan Praktis Pakan Ikan Konsumsi Lihat Buku
    • Buku Pengelolaan Hijauan Pakan Ternak dalam Sistem Peternakan Tradisional - BW Lihat Buku
    • Pakan Ikan Alami - Ir. Abbas Siregar Djarijah Lihat Buku
    • Buku Bioflok Lele Kematian < 3% dan Hemat Pakan 20% Lihat Buku
    • Buku Original Panduan Praktis Pakan Ikan Konsumsi - Tim Penulis CMK - PS Lihat Buku
    • Buku Agribisnis Pakan Sapi Potong Lihat Buku
    • Buku Peternakan 30 Pakan Ayam Kampung Lihat Buku
    • Hijauan pakan Tropik - Lihat Buku
    • Buku Beternak Ayam Broiler; Tanpa Bau, Tanpa Vaksin, Hemat Biaya Dengan Pakan Fermentasi Lihat Buku
    • Membuat Pakan Ternak & Unggas Dari Limbah Peternakan Lihat Buku
    • Buku Nila Nirwana 3 : Varietas Paling Cepat Panen / Budi Daya Ikan Nila / Budi Daya Nila Organik Dengan Biaya Pakan Rp 0 Lihat Buku
    • Budi Daya Nila Organik dengan Biaya Pakan Rp.0 Lihat Buku
    • Buku Original Teknologi Pengolahan Bahan Pakan Ternak Lihat Buku
    • Membuat pakan ternak & unggas dari limbah peternakan / suprio guntoro Lihat Buku
    • Buku Peternakan 30 Pakan Ayam Kampung Lihat Buku
    • Buku Peternakan Pakan Itik Lihat Buku
    • Membuat Sendiri Pakan Ikan Murah dan Praktis Lihat Buku
    • Botol Kemasan Pakan Ikan /Gram Lihat Buku
    • Panduan Praktis Pakan Ikan Lele Lihat Buku
    • Buku Peternakan Budidaya Ayam Kontes Serama Dilengkapi Cara Penangkaran Hingga Memilih Pakan Lihat Buku
    • Buku Peternakan Membuat Pakan Fermentasi Unggas dan Jamu Unggas Lihat Buku
    • Buku - Pakan Ikan Lihat Buku
    • Buku Ilmu Bahan Pakan Ternak dan Formulasi Pakan Unggas - UB Press Lihat Buku
    • Penerbit Indoliterasi - Buku Produksi Pakan Buatan Lihat Buku
    • Buku Perikanan Lele Mutiara Panen Cepat/Pakan Hemat 20%/Tumbuh Seragam Lihat Buku
    • Teknik Membuat Biskuit Pakan Ternak Dari Limbah Pertanian Lihat Buku
    • Pakan Udang Windu (Penaeus Monodon) - Sri Umiyati. Dkk" Lihat Buku
    • Penerbit Indoliterasi - Buku Produksi Pakan Alami Lihat Buku
    • Buku Agribisnis Artemia Untuk Pakan Ikan dan Udang Lihat Buku
    • Buku Metode Analisis Mutu Pakan - UB Press Lihat Buku
    • Buku Konsep dan Strategi mewujudkan Ketahanan Pakan Nasional Lihat Buku
    • Budi Daya Nila Organik dengan Biaya Pakan Rp.0 Lihat Buku
    • Probiotik - Suatu Tinjauan Keilmuan Baru Bagi Pakan Budi Daya Perikanan Lihat Buku
    • Buku Agribisnis Pakan Ternak Ruminansia Jilid 1 untuk SMK Lihat Buku
    • Magot Pakan Ikan Protein Tinggi Buku Original Lihat Buku
    • Probiotik Suatu Tinjauan Keilmuan Baru Bagi Pakan Budi Daya Perikanan Lihat Buku
    • Buku Membuat Sendiri Pakan Ikan Murah dan Praktis Lihat Buku
    • Buku Panduan Praktis Pakan Ikan Konsumsi Lihat Buku
    • Kembali Ke Jati Diri Bangsa Indonesia - Djon Pakan Lihat Buku
    • Magot: Pakan Ikan Protein Tinggi dan Biomesin Pengolah Sampah Organik Lihat Buku
    • Panduan Praktis Pakan Ikan Konsumsi - Bukuniaga Lihat Buku
    • Buku - Pedoman Meramu Pakan Unggas Lihat Buku
    • Buku Budi Daya Lele Organik Di Lahan Sempit : Hemat Air, Hemat Biaya Pakan, & Tanpa Bau Lihat Buku
    • Buku Budi Daya Lele Organik Di Lahan Sempit; Hemat Pakan, Hemat Air & Tanpa Bau (Edisi Baru) Lihat Buku
    • Buku Budi Daya Lele Organik Di Lahan Sempit; Hemat Pakan, Hemat Air & Tanpa Bau (Edisi Baru) Lihat Buku
    • Buku Membuat Pakan Ternak & Unggas Dari Limbah Peternakan Lihat Buku
    • Buku Membuat Pakan Ternak & Unggas Dari Limbah Peternakan Lihat Buku
    • Buku Panduan Praktis Pakan Ikan Konsumsi Lihat Buku
    • Buku Teknik Membuat Biskuit Pakan Ternak Dari Limbah Pertanian Lihat Buku
    • Buku Berternak Ayam Broiler : Tanpa Bau, Tanpa Vaksin, Hemat Biaya Dengan Pakan Fermentasi Lihat Buku
    • Buku Berternak Ayam Broiler : Tanpa Bau, Tanpa Vaksin, Hemat Biaya Dengan Pakan Fermentasi Lihat Buku
    • Buku Pakan Ikan Ramah Lingkungan [PIRL] - Deepublish Lihat Buku
    • Buku Bioflok Lele Kematian kurang dari 3 persen dan Hemat Pakan 20 persen Lihat Buku
    • Buku Budi Daya Nila Organik Dengan Biaya Pakan RP 0 Lihat Buku
    • Buku Bioflok lele : Kematian < 3% dan Hemat Pakan 20% Lihat Buku
    • Budi Daya Nila Organik Dengan Biaya Pakan Rp 0 Lihat Buku
    • Buku Meramu Pakan Untuk Ikan Karnivor Lihat Buku

    Kami rekomendasikan kepada Anda beberapa berkas dan buku lainnya:

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel