Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP)

Berikut ini adalah berkas Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP). Download file format PDF.

Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP)
Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP)

Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP)

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP):
Buku Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP) ini diterbitkan oleh Direktorat Sekolah Menengah Pertama - Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Cakupan dan Organisasi Buku

BAB II PENILAIAN FORMATIF
A. Pengertian Penilaian Formatif
B. Prinsip-prinsip Penilaan Formatif
C. Kaitan antara Penilaian Formatif dengan Pembelajaran
D. Teknik-teknik dan Lingkup Penilaian Formatif
E. Umpan Balik
F. Refleksi

BAB III PELAKSANAAN PENILAIAN FORMATIF
A. Perencanaan Penilaian Formatif
B. Proses Penilaian Formatif
1. Sikap
2. Pengetahuan
3. Keterampilan
4. Metakognisi
5. Metode Pembelajaran

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan saat ini bertujuan untuk menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Insan yang dimaksud adalah lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang optimal sesuai dengan taraf perkembangan dan jenjang pendidikan masing-masing. Selain itu, lulusan diharapkan memperoleh kecakapan abad ke-21 yang mampu menjadikan setiap insan Indonesia hidup dalam tantangan abad ke-21 dan berkontribusi secara memadai terhadap pengembangan peradaban dunia. Kecakapan- kecakapan yang dimaksud mencakup kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, berinovasi dan berkreasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Lulusan juga ditargetkan mempunyai literasi digital (literasi informasi, media, dan teknologi) di samping kecakapan- kecakapan hidup lainnya seperti fleksibilitas dan adaptabilitas, produktivitas dan akuntabilitas, dan kepemimpinan dan tanggungjawab.

Tujuan pendidikan tersebut akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien apabila proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan baik. Pertama, guru merancang pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa, misalnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka. Kedua, guru memfasilitasi siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta kecakapan-kecakapan lainnya melalui kegiatan pembelajaran aktif baik di dalam maupun di luar kelas. Ketiga, selama pelajaran berlangsung, guru bersama-sama dengan siswa memantau/mengecek perkembangan penguasaan kompetensi siswa untuk mengetahui apakah setiap siswa mencapai penguasaan sebagaimana diharapkan, dan apakah proses pembelajaran perlu perbaikan (penyesuaian). Apabila pemantauan kemajuan penguasaan kompetensi menunjukkan bahwa setiap siswa telah mencapai kemajuan yang ditargetkan secara optimal, proses pembelajaran dapat dilanjutkan tanpa perlu adanya perbaikan/penyesuaian. Apabila sebaliknya, guru perlu melakukan perbaikan (penyesuaian) terhadap proses pembelajaran yang telah dirancang untuk memastikan bahwa setiap siswa mencapai kemajuan yang maksimal. Kegiatan guru (bersama-sama dengan siswa) memantau/mengecek kemajuan penguasaan kompetensi yang diikuti dengan upaya perbaikan dan/atau penyesuaian kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi setiap siswa mencapai penguasaan yang diharapkan disebut penilaian formatif (formative assessment) atau yang juga disebut penilaian untuk pembelajaran (assessment for
learning).

Setiap guru profesional perlu melakukan penilaian formatif dengan baik karena untuk memperoleh informasi dari pemantauan kemajuan penguasaan kompetensi dalam melaksanakan pembelajaran yang menjamin pencapaian optimal bagi setiap siswa. Walaupun pada umumnya, baik secara sadar atau tidak, guru telah melakukan penilaian formatif, sebagian besar dari mereka belum melakukannya secara terencana dan konsisten dengan frekuensi dan kualitas yang memadai karena beberapa alasan. Di antara alasan- alasan tersebut adalah karena terbatasnya pengetahuan mengenai berbagai macam teknik penilaian formatif. Penilaian-penilaian yang biasa dilakukan oleh guru adalah penilaian sumatif dengan tujuan untuk mengukur pencapaian belajar siswa yang digunakan untuk membuat keputusan apakah siswa lulus atau tidak lulus, naik atau tidak naik kelas, atau lanjut atau tidak ke kompetensi berikutnya.

Penulisan buku ini didorong oleh idealisme untuk menciptakan pembelajaran yang efektif agar pencapaian belajar semua siswa optimal. Sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran abad ke-21, kegiatan pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan siswa pada setiap tahapan belajar (student-centered learning). Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang dinamis, menyesuaikan dengan perkembangan penguasaan kompetensi oleh siswa, selain motivasi dan gaya belajar siswa serta aspek-aspek lain yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Penyesuaian-penyesuaian kegiatan pembelajaran tersebut hanya akan dapat dilakukan apabila penilaian formatif yang menyatu dengan proses pembelajaran dilakukan. Penilaian formatif memungkinkan guru memperoleh informasi mengenai perkembangan penguasaan kompetensi siswa pada setiap tahap pembelajaran. Informasi tersebut sangat berguna bagi guru untuk mengambil tindakan- tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap siswa mencapai penguasaan yang optimum.

Semua guru diharapkan mempelajari berbagai macam teknik penilaian formatif agar dapat melaksanakan penilaian formatif dengan baik untuk memastikan bahwa pembelajaran yang disajikan efektif bagi setiap siswa sehingga penguasaan kompetensi siswa optimum. Buku Penilaian Berbasis Kelas/Teknik-teknik Penilaian Formatif untuk Sekolah Menengah Pertama ini disusun untuk memberi inspirasi kepada para guru SMP dalam melaksanakan penilaian formatif yang menyatu dengan pembelajaran yang disajikannya. Secara singkat dalam buku ini disajikan konsep penilaian formatif yang disertai contoh-contoh yang diambilkan dari praktik sehari-hari agar para guru memiliki pengetahuan dan keterampilan praktis dalam melaksanakan penilaian formatif.

B. Cakupan dan Organisasi Buku

Buku Penilaian Berbasis Kelas/Teknik-teknik Penilaian Formatif Kelas untuk SMP ini secara ringkas menguraikan konsep dan pelaksanaan penilaian formatif. Pertama adalah pengertian, tujuan, prinsip-prinsip penilaian formatif, hubungan antara penilaian formatif dan pembelajaran. Cakupan dan berbagai macam teknik penilaian formatif dan pemberian umpan balik oleh guru. Kedua adalah teknik dan contoh-contoh penilaian formatif untuk sikap, pengetahuan, keterampilan, kecakapan belajar siswa, dan kesesuaian materi dan metode pembelajaran yang digunakan guru. Uraian singkat setiap contoh teknik penilaian formatif mencakup pengertian, tujuan, contoh operasional, prosedur, analisis hasil, dan umpan balik beserta tindak lanjut. Ketiga, perencanaan pembelajaran dan penilaian formatif dijelaskan untuk memberi gambaran bagaimana guru merencanakan pembelajaran dan penilaian formatif dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penjelasan-penjelasan dilengkapi dengan infografis yang diharapkan membantu mempermudah memahami konsep dan contoh-contoh yang diuraikan.

BAB II PENILAIAN FORMATIF

A. Pengertian Penilaian Formatif

Ada sejumlah definisi penilaian formatif. Higgins dkk. (2010) mendefinisikan penilaian formatif sebagai tugas yang dikerjakan oleh siswa selama proses pembelajaran agar siswa memperoleh umpan balik dari guru untuk memperbaiki capaian belajarnya, terlepas apakah pekerjaan siswa tersebut dinilai atau tidak. Dalam panduan ini, penilaian formatif yang juga biasa disebut assessment for learning didefinisikan sebagai proses mengumpulkan data/informasi/bukti-bukti mengenai sejauh mana (seberapa baik) kemajuan siswa dalam menguasai kompetensi, menginterpretasikan data/informasi tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang paling efektif untuk memfasilitasi setiap siswa untuk mencapai penguasaan materi/kompetensi yang optimal. Penilaian formatif merupakan bagian dari langkah-langkah pembelajaran dan dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Penilaian formatif merupakan bagian dari praktik keseharian guru dan siswa di dalam proses belajar mengajar di kelas.

Penilaian formatif berbeda dengan penilaian sumatif. Penilaian sumatif dilaksanakan pada akhir pembelajaran satu atau beberapa kompetensi dasar. Hasil penilaian sumatif digunakan untuk membuat keputusan apakah seorang siswa dapat melanjutkan atau tidak dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya, naik kelas atau tidak, dan lulus atau tidak lulus. Hasil penilaian sumatif diperhitungkan dalam pengolahan nilai pada buku rapor. Namun demikian, hasil penilaian sumatif sebenarnya juga dapat dipakai untuk memutuskan tujuan dan kegiatan pembelajaran berikutnya penilaian sumatif mengukur pencapaian belajar yang telah dilaksanakan selama periode tertentu sebelumnya. Skor yang diperoleh menunjukkan tingkat keberhasilan siswa untuk pembelajaran yang dilaksanakan pada periode sebelumnya tersebut (melihat ke belakang). Namun demikian, hasil penilaian sumatif dapat digunakan juga untuk dasar menyusun tujuan, bahan, dan kegiatan pembelajaran berikutnya (melihat ke depan). Dalam hal ini, hasil penilaian sumatif dimanfaatkan selayaknya hasil penilaian formatif.

B. Prinsip-prinsip Penilaian Formatif

Sejumlah prinsip melandasi pelaksanaan penilaian formatif. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah:
  1. terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung;
  2. melibatkan siswa dalam pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya); dan
  3. berkenaan tidak hanya dengan kemajuan penguasaan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga motivasi belajar, sikap terhadap pembelajaran, gaya belajar, dan kerjasama dalam proses pembelajaran.

C. Kaitan antara Penilaian Formatif dan Pembelajaran

Pada abad ke-21 perlu adanya reformasi sekolah dan proses pembelajaran. Reformasi sekolah mempunyai visi dan filosofi, yaitu komunitas belajar (learning community). Misi dari komunitas belajar adalah menjamin hak belajar setiap anak tanpa terkecuali untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Sato, 2014; Sato & Atendo, 2015). Filosofi komunitas belajar ada 3 kegiatan, yaitu pembelajaran kolaboratif di dalam kelas, pembentukan komunitas belajar profesional dan kolegialitas para guru, serta partisipasi orang tua dan masyarakat (Wahyuningtyas, dkk, 2015).

Lesson study for learning community (LSLC) adalah suatu studi tentang pembelajaran untuk membangun komunitas belajar antara guru dengan guru yang bersifat saling asah, asih dan asuh, bagaimana membelajarkan siswa belajar. Lesson study bukan merupakan teknik, metode, strategi atau pendekatan tetapi bagaimana membelajarkan siswa. Filosofi LSLC, adalah keterbukaan pembelajaran (pembelajaran yang diobservasi oleh siapapun untuk menginspirasi); demokrasi (saling mendengar, tidak diperbolehkan mendominasi), keunggulan (bukan membandingkan dengan siswa yang lain tetapi semua siswa dapat menjadi yang terbaik).

Penilaian formatif dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam satu kali tatap muka, penilaian formatif dapat dilakukan lebih dari satu kali. Sebagai contoh, di awal pembelajaran dengan menggunakan teknik choral response, guru mengecek penguasaan siswa terhadap pengetahuan yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Di tengah pelajaran guru mengecek pemahaman siswa terhadap apa yang sedang dipelajarinya hingga pertengahan jam pelajaran itu dengan teknik bertanya, sharing task antarteman, serta jumping task. Selanjutnya, di akhir pelajaran guru menggunakan exit slips/cards untuk mengecek penguasaan siswa terhadap kompetensi yang dipelajari hingga akhir pelajaran saat itu.

Berdasarkan data penilaian formatif guru dapat mengetahui bagian mana dari materi/kompetensi yang telah dikuasai dan apakah masih ada bagian yang belum dikuasai dengan baik. Selanjutnya, guru langsung memutuskan tindakan yang perlu dilakukan, misalnya membelajarkan lagi bagian materi yang belum dikuasai siswa dengan baik, memperbaiki pembelajaran yang sedang berlangsung dan/atau merancang kegiatan pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil penilaian formatif tersebut. Dengan demikian, penilaian formatif menjadikan pembelajaran lebih berkualitas dan lebih menjamin tercapainya tujuan pembelajaran bagi setiap siswa.

Agar penilaian formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan, perencanaan penilaian formatif dibuat menyatu dengan perencanaan pembelajaran dalam RPP.

D. Teknik-teknik dan Lingkup Penilaian Formatif

Teknik-teknik penilaian formatif sangat berkaitan dengan metode pembelajaran yang dilakukan. Metode pembelajaran yang dapat mengukur ketercapaian kompetensi yang diharapkan pada keterampilan abad ke-21 antara lain pembelajaran dengan metode ilmiah, inquiry/discovery learning, pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), dan pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning). Metode-metode pembelajaran tersebut dapat mengukur kemampuan keterampilan abad ke-21 yang mencakup 3 hal, yaitu literasi dasar (bagaimana siswa dapat menerapkan keterampilan dasar sehari-hari), kompetensi 4 C (critical thingking/problem solving, creativity, communication, dan colaboration), dan kualitas karakter (bagaimana siswa beradaptasi pada lingkungan yang dinamis). Berdasarkan metode pembelajaran yang digunakan, guru dapat mengembangkan teknik penilaian formatif dan instrumen penilaian yang tepat untuk memantau ketercapaian kompetensi yang diharapkan.

Pengembangan teknik penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian formatif berkaitan dengan beberapa metode pembelajaran di atas dapat dikelompokkan dalam bentuk-bentuk kegiatan antara lain:

1. Pertanyaan
Teknik penilaian formatif dalam bentuk pertanyaan dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang sedang disampaikan. Pertanyaan dapat diberikan pada saat awal pembelajaran, selama proses pembelajaran, atau setelah pembelajaran selesai. Pertanyaan dapat diberikan secara lisan atau tertulis yang diberikan pada setiap siswa, kelompok, atau semua siswa di kelas. Pertanyaan dapat diberikan mulai dari pemahaman yang rendah atau Lower Order Thinking Skills (LOTS) sampai ke pemahaman yang tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) sehingga terlihat pada level mana siswa belum menguasai materi yang sudah disampaikan.

2. Diskusi
Teknik penilaian formatif dalam bentuk kegiatan diskusi dilakukan dengan cara menyajikan suatu masalah yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama dalam kelompok atau kelas berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Diskusi memungkinkan siswa untuk meningkatkan wawasan dan kedalaman pemahaman mereka untuk mengklarifikasi informasi yang terbaru atau informasi yang salah, kemampuan berargumentasi, dan kemampuan berkomunikasi.

3. Aktivitas
Teknik penilaian formatif dalam bentuk aktivitas dilakukan dengan cara meminta siswa untuk menunjukkan pemahaman konsep yang dimilikinya melalui aktivitas yang dilakukan di dalam kelas, di laboratorium, maupun di luar kelas. Teknik penilaian ini memungkinkan siswa untuk terampil/kreatif dalam melakukan/mengerjakan suatu tugas dengan menerapkan konsep-konsep yang sudah dipahaminya sesuai dengan capaian kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran yang dilakukan.

4. Konferensi
Konferensi adalah pertemuan untuk menyampaikan pendapat atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah/topik tertentu yang dihadapi bersama. Dalam konteks penilaian formatif, konferensi dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama sehingga kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi dapat teramati dengan baik.

5. Interviu
Interviu dilakukan untuk mengetahui kesalahpahaman umum dengan cara memprediksi tentang kesalahan konsep, prinsip, atau proses yang sering dilakukan siswa. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara bertanya kepada siswa apakah mereka setuju atau tidak dengan pernyataan dari suatu masalah dan menjelaskan alasannya. Interviu biasanya dilakukan antara guru dan satu orang siswa atau lebih. Pertanyaan-pertanyaan pada interviu sangat fokus untuk menggali seberapa jauh pemahaman siswa untuk konsep tertentu.

6. Penilaian diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta siswa untuk menilai hasil pekerjaan dengan merujuk pada rubrik /kriteria yang harus dicapai, umpan balik yang ditulis guru pada hasil tugas yang dilakukan, atau masukan hasil diskusi pada saat siswa menunjukkan kinerjanya. Siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi proses pembelajarannya dengan mencermati kriteria yang sudah diberikan, berdiskusi dengan teman sejawatnya, dan diberi kesempatan untuk menunjukkan hasil evaluasi dirinya.

Pada saat tatap muka pembelajaran. pengembangan teknik penilaian formatif tidak harus satu jenis kegiatan saja, tetapi dapat mengacu pada lebih dari satu jenis kegiatan penilaian tergantung pada waktu yang disediakan, misalnya:
  • Kegiatan diskusi membahas suatu topik dapat dilanjutkan dengan kegiatan pemberian pertanyaan;
  • Kegiatan dalam bentuk aktivitas di laboratorium dapat dilanjutkan dengan diskusi terkait hasil percobaan atau kasus yang berkaitan dengan proses/hasil percobaan;
  • Pertanyaan tertulis dapat dilanjutkan dengan penilaian diri setelah diberi kunci jawaban setelah siswa selesai menjawab pertanyaannya.

Penilaian formatif dilakukan untuk mengetahui kemajuan dalam menguasai kompetensi yang diharapkan baik untuk aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Prinsip dari kegiatan penilaian formatif dilakukan terintegrasi dengan proses pembelajaran sehingga teknik penilaian formatif yang dapat dikembangkan diharapkan dapat mencakup ketiga aspek tersebut yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

1. Pengembangan teknik penilaian formatif untuk aspek sikap
Penilaian sikap bertujuan untuk mengetahui perkembangan sikap siswa baik sikap spiritual maupun sosial dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku yang ingin dikembangkan di satuan pendidikan. Perkembangan sikap dapat terlihat dari kegiatan/aktivitas sehari-hari siswa selama proses pembelajaran sehingga teknik yang dapat dikembangkan adalah teknik yang dapat melihat perkembangan sikap siswa tersebut disertai dengan tindak lanjut yang harus dilakukan sehingga terjadi perubahan dari sikap siswa. Teknik observasi (pengamatan) dengan menggunakan instrumen lembar observasi atau buku jurnal sangat mudah digunakan untuk mengamati perilaku siswa sehingga teknik ini dapat digunakan dan umpan balik dapat langsung diberikan kepada siswa untuk memperbaiki sikapnya.

Penilaian sikap pada kegiatan yang dirancang dalam bentuk aktivitas di kelas atau bentuk kegiatan lainnya (misalnya praktik membuat pantun dan membacakannya di depan kelas, praktik di laboratorium, diskusi, konferensi) dapat dilakukan dengan baik apabila guru menginformasikan rubrik/kriteria untuk sikap yang baik dalam melakukan aktivitas tersebut. Teknik penilaian formatif dalam bentuk-bentuk kegiatan tersebut juga dapat menggunakan instrumen lembar observasi. Kegiatan penilaian diri dapat juga digunakan untuk melihat objektivitas siswa dalam menilai sikap dirinya berdasarkaan masukan-masukan/umpan balik dari guru maupun teman sejawat.

2. Pengembangan teknik penilaian formatif untuk aspek pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan merupakan penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur kemampuan siswa yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif serta kecakapan berpikir tingkat rendah (LOT) hingga tingkat tinggi (HOT). Penilaian formatif pada aspek pengetahuan dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan siswa selama proses pembelajaran sehingga teknik penilaian dan instrumen penilaian yang dikembangkan harus menunjukkan diagnosis dari kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan siswa tersebut. Kegiatan penilaian dapat dilakukan melalui bentuk-bentuk kegiatan penilaian yang sudah dijelaskan di atas (pemberian pertanyaan, diskusi, aktivitas, konferensi, intervieu, maupun penilaian diri). Pengembangan teknik penilaian formatif untuk aspek pengetahuan dapat mengacu pada bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk penilaian formatif disesuaikan dengan metode pembelajaran yang dilakukan.

Contoh pengembangan teknik penilaian formatif aspek pengetahuan:

a. Pada kegiatan penilaian bentuk pertanyaan, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat bergradasi dimensi pengetahuannya (fakta, konseptual, procedural, dan metakognitif) dan juga level kognitifnya (LOTS – HOTS). Pertanyaan juga harus menunjukkan diagnosis untuk konsep-konsep yang saling berkaitan, atau kesalahan konsep yang sering dilakukan siswa.

b. Kegiatan penilaian bentuk aktivitas dapat juga digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep pengetahuan siswa. Penguasaan konsep yang kuat dapat diterapkan dalam aktivitas untuk menunjukkan performance yang baik bahkan akan muncul kreativitas untuk dapat melaksanakan aktivitas tersebut dengan baik. Penilaian formatif dalam bentuk aktivitas juga dapat disertai dengan kegiatan pertanyaan atau intervieu atau yang lainnya sehingga guru mengetahui betul penguasaan pengetahuan setiap siswa sehingga jika terdapat kelemahan konsep dapat langsung ditindaklanjuti.

c. Kegiatan penilaian bentuk diskusi dan konferensi sangat memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan siswa dalam hal berpikir kritis dan pemecahan masalah serta kemampuan menyampaikan masalah (komunikasi).

d. Kegiatan bentuk penilaian diri dengan menggunakan/melihat portofolio hasil ulangan yang sudah diberi umpan balik. Portofolio adalah kumpulan karya/capaian hasil ulangan yang dapat menggambarkan perkembangan kemampuan siswa untuk kompetensi tertentu. Siswa dapat melihat kelemahan penguasaan pengetahuannya. Kegiatan ini juga bisa dilanjutkan dengan kegiatan interviu siswa untuk dapat meningkatkan kemampuannya.

3. Pengembangan teknik penilaian formatif untuk aspek keterampilan
Penilaian aspek keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan meliputi ranah berpikir dan bertindak. Keterampilan ranah berpikir meliputi antara lain keterampilan membaca, menulis, menghitung, dan mengarang. Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi antara lain menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, membuat, merancang, dll. Penilaian formatif aspek keterampilan sangat banyak dilakukan dalam bentuk kegiatan aktivitas. Pada kegiatan aktivitas sangat memungkinkan semua aspek (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) teramati. Teknik yang dapat digunakan untuk kegiatan aktivitas antara lain penilaian kinerja (praktik, produk, atau rancangan proyek) atau yang diberikan berkaitan dengan proses pembelajaran. Instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk menilai aktivitas siswa antara lain lembar observasi yang mengacu pada rubrik yang ada atau jurnal. Kegiatan diskusi dan konferensi juga dapat digunakan untuk melihat keterampilan berkomunikasi dan berpikir.

Contoh pengembangan penilaian formatif untuk aspek keterampilan antara lain:

a. Kegiatan penilaian dalam bentuk aktivitas dapat dilakukan dengan cara meminta siswa untuk melakukan tugas yang diberikan guru. Bentuk tugas yang dilakukan tergantung pada kemampuan keterampilan apa yang akan dicapai siswa (misalnya berpidato di depan kelas, bermain peran di kelas, melakukan percobaan di ruang laboratorium, merancang sebuah proyek, dll). Teknik portofolio yang meminta siswa untuk mengumpulkan hasil karyanya yang menonjol pada penugasan keterampilan yang sudah dilakukan juga merupakan teknik penilaian formatif dalam bentuk aktivitas. Teknik ini sangat bagus untuk melihat perkembangan dan meningkatkan kualitas kemampuan keterampilan siswa secara individu untuk menunjukkan performancenya menjadi lebih baik.

b. Kegiatan penilaian dalam bentuk konferensi atau diskusi juga memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan, terutama pada keterampilan berpikir dan mengkomunikasikan. Teknik-teknik penilaian formatif di sekolah dapat dikembangkan oleh guru sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai selama pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan. Teknik penilaian yang dipilih hendaknya menggunakan sarana dan prasarana yang ada di sekolah dan kegiatannya menyenangkan siswa sehingga siswa tidak merasa bahwa mereka sedang dinilai. Setiap pertemuan guru dapat menggunakan lebih dari satu teknik penilaian formatif sehingga guru dapat mengetahui dengan pasti peningkatan penguasaan kemampuan siswa.

Contoh-contoh lebih rinci tentang teknik-teknik penilaian formatif yang dapat dilakukan guru untuk melihat perkembangan penguasaan kompetensi siswa untuk setiap aspek (sikap, pengetahuan, keterampilan) dijelaskan pada Bab 3.

E. Umpan Balik

1. Pengertian Umpan Balik
Umpan balik sangat berkaitan dengan teknik-teknik penilaian formatif yang dilakukan oleh guru dalam suatu proses pembelajaran. Untuk memantau ketercapaian dan kemajuan belajar siswa terhadap tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi siswa, guru mengembangkan teknik penilaian formatif dan menyusun instrumen penilaian, melakukan penilaian sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih, dan kemudian guru memberi umpan balik terkait dengan teknik penilaian yang telah dilakukan. Pemberian umpan balik tidak cukup dilakukan dengan cara memberikan hasil pengukuran yang berupa angka atau nilai terhadap pekerjaan atau performa yang telah dilakukan oleh siswa. Pada tulisan ini umpan balik diartikan sebagai komentar atau respon dari guru yang diberikan kepada siswa yang relevan dengan teknik penilaian formatif yang diberikan, yang menggambarkan apa saja yang sudah dicapai, apa yang seharusnya bisa lebih baik dilakukan oleh siswa dalam mencapai kompetensi yang dimaksud dan menyarankan strategi apa saja yang dapat diterapkan oleh siswa untuk membantu meningkatkan hasil belajar yang telah ditargetkan.

Jadi, umpan balik yang baik harus mengacu pada target capaian belajar yang direncanakan, jenis teknik penilaian formatif yang dilakukan, serta kemampuan masing masing siswa. Dengan cara seperti ini umpan balik dapat mendorong terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas karena dengan pemberian umpan balik siswa dapat mengetahui informasi mengenai bagian-bagian dari target capaian belajar yang direncanakan yang sudah dikuasai maupun bagian-bagian yang belum dikuasai oleh siswa, dan guru dapat membantu memberikan strategi yang dapat digunakan oleh siswa untuk memenuhi target capaian belajar yang direncanakan oleh guru. Berdasarkan informasi tersebut, siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya sehingga tahu apa yang harus ia lakukan untuk meningkatkan kompetensinya dan guru dapat memfasilitasi siswa mencapai kompetensinya dengan pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhanya.

Untuk bisa memberikan umpan balik yang baik tentunya guru dituntut mampu merencanakan tujuan atau target pembelajaran yang jelas, rajin melakukan pengukuran dan penilaian terkait tujuan atau target yang telah ditentukan, mengomunikasikan hasil penilaiannya kepada siswa, dan membantu siswa untuk belajar bagimana merumuskan target baru yang akan dicapai dan membantu merencanakan langkah-langkah untuk mencapai target tersebut.

2. Macam-macam Umpan Balik
a. Berdasarkan bentuknya, terdapat dua bentuk umpan balik, yaitu: umpan balik verbal (dinyatakan secara tertulis atau lisan), dan umpan balik nonverbal (dinyatakan selain tertulis dan lisan misalnya dengan ekspresi wajah, gerak-gerik, bentuk senyuman, isyarat tangan, dan lain-lain). Umpan balik tertulis adalah komentar yang disampaikan oleh guru secara tertulis atas jawaban, pertanyaan atau respon siswa yang disampaikan secara tertulis. Umpan balik lisan adalah komentar yang disampaikan guru secara lisan atas jawaban, pertanyaan, respon atau performa yang ditunjukkan siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Umpan balik nonverbal adalah respon yang disampaikan guru secara nonverbal atas jawaban, pertanyaan, respon atau performa yang ditunjukkan siswa saat mengikuti proses pembelajaran.

b. Berdasarkan penggunaannya oleh guru, terdapat dua ragam umpan balik yaitu umpan balik umum (general feedback) dan umpan balik khusus (specific feedback). Umpan balik umum biasanya digunakan guru untuk mendorong siswa untuk terus belajar, terus mencoba, terus berlatih dan terus mengerjakan sesuatu untuk mempertahankan atau meningkatkan sikap, pengetahuan atau ketrampilan sesuai dengan yang telah ditargetkan. Umpan balik jenis ini diungkapkan dengan kata-kata baik lisan atau tertulis seperti: bagus, hebat, mengagumkan, mantab atau bahkan dengan acungan jempol. Ungkapan dengan kata-kata itu masih bersifat umum sehingga tidak mencerminkan informasi yang spesifik untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa. Umpan balik khusus adalah umpan balik yang berisikan informasi yang menyebabkan siswa mengetahui target apa yang belum dipenuhi, apa yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut dengan cara mengetahui bagaimana seharusnya siswa bersikap, bagaimana seharusnya siswa melakukan tugas dengan benar, atau bagaimana seharusnya siswa berlatih. Umpan balik ini diberikan agar siswa menyadari bahwa ia belum memenuhi target yang seharusnya dicapai, akan tetapi siswa belum atau tidak tahu bagaimana cara memperbaiki untuk mencapai target tersebut.

Dalam memberikan umpan balik khusus ini, umpan balik yang diberikan sebaiknya umpan balik yang bersifat deskriptif. Umpan balik deskriptif adalah umpan balik yang berupa komentar atau respon yang positif atau netral, obyektif dan mendeskripsikan perilaku secara konkret. Umpan balik positif adalah umpan balik yang diungkapkan dengan kata-kata bagus dan menyenangkan sehingga menimbulkan motivasi kepada siswa untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus kepada kesalahan siswa dalam melakukan tugas, tetapi secara netral mengingatkan kepada siswa apa yang sudah dilakukan terkait dengan tugas yang diberikan. Umpan balik deskriptif merupakan umpan balik yang bersifat pemberitahuan atau informasi, penguatan, dan motivasi. Dalam memberikan umpan balik secara deskriptif terdapat tiga ungkapan yang bisa digunakan sebagai acuan, yaitu:
1) Ungkapkan kelebihan, kekuatan, atau sesuatu yang menonjol atau menarik dari tulisan, performa atau respon yang diberi umpan balik;
2) Ungkapkan bagian bagian mana dari tulisan, performa atau respon yang diberi umpan balik untuk ditingkatkan; dan
3) Ungkapkan cara untuk meningkatkan atau memperbaiki tulisan, performa atau respon yang diberi umpan balik.

Jadi, umpan balik yang diberikan kepada siswa sebaiknya bukan bersifat evaluatif yaitu menilai kekurangan, kesalahan dari tulisan, performa, atau respon yang diberi umpan balik dan menghakimi dengan ungkapan yang dikhawatirkan akan merusak kepercayaan diri siswa.

3. Waktu Pemberian Umpan Balik
Sesuai dengan pengertiannya umpan balik adalah komentar atau respon dari guru yang diberikan kepada siswa yang menggambarkan apa saja yang sudah dicapai, apa yang seharusnya bisa lebih baik dilakukan oleh siswa dalam mencapai kompetensi yang dimaksud dan menyarankan strategi apa saja yang dapat diterapkan oleh siswa untuk membantu meningkatkan hasil belajar yang telah ditargetkan maka waktu pemberian balik adalah segera setelah siswa menyelesaikan penilaian formatif yang diberikan oleh guru. Apabila guru melakukan tes formatif di awal pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, atau melakukan tes formatif selama proses pembelajaran berlangsung, guru dapat memberikan umpan balik setelah siswa merespon atau menunujukkan performanya pada saat proses pembelajaran tersebut masih berlangsung.

Beberapa guru beranggapan bahwa pada pembelajarannya belum dilakukan umpan balik karena memang guru tersebut tidak merencanakan memberikan penilaian formatif, namun sebetulnya, tanpa guru sadari, ada yang sudah melakukan umpan balik yang tidak dituliskan di dalam perencanaan yang disiapkannya. Artinya guru secara spontan telah melakukan umpan balik misalnya atas pertanyaan yang diajukan siswa, atau jawaban siswa atas pertanyaan lisan yang disampaikan guru. Umpan balik yang baik adalah yang dengan sengaja dilakukan oleh guru merujuk pada perencanaan yang disiapkan guru yang memuat langkah umpan balik. 

Berdasarkan perencanaan yang sudah dilakukan guru, waktu pelaksanaan umpan balik dapat dibagi dalam waktu sebagai berikut ini:

a) Umpan balik dapat diberikan setelah hasil tes diberikan. Tes/ulangan dapat dilaksanakan pada akhir pelajaran yang berupa ulangan harian, ulangan tengah semester atau ulangan akhir semester. Guru dapat memberikan umpan balik pada setiap jawaban siswa yang kurang tepat atau kurang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Apabila kesalahan terjadi pada sebagian siswa, umpan balik cukup disampaikan kepada siswa secara individual. Kalau kesalahan terjadi pada sebagian besar atau seluruh siswa, guru dapat memberikan umpan balik secara klasikal.

b) Umpan balik dapat diberikan pada saat proses pembelajaran masih berlangsung.
Hal ini dapat terjadi karena guru memang merencanakan akan memantau pencapaian kompetensi siswa melalui teknik penilaian formatif tertentu, misalnya melalui kegiatan diskusi sehingga guru sudah menentukan kriteria pencapaian kompetensinya baik berupa sikap, pengetahuan maupun ketrampilan yang ditargetkan. Di sisi lain dalam proses pembelajaran di luar apa yang direncanakan guru, ada siswa yang mengajukan pertanyaan, atau siswa menjawab pertanyaan guru atau pertanyaan temannya. Pada aktivitas ini, guru dapat secara spontan memberikan umpan balik terkait dengan pertanyaan atau jawaban siswa tersebut.

4. Prinsip Pemberian Umpan Balik
a) Guru sebaiknya menetapkan isi umpan balik sebagai fokus yang relevan dengan kriteria tugas, indikator pencapaian kompetensi, dan/atau tujuan pembelajaran. Dalam memberikan umpan balik pada pekerjaan atau kemajuan siswa, guru dapat mengacu pada kriteria capaian belajar, capaian siswa pada bidang yang sama sebelumnya, hasil pekerjaan atau kemajuan siswa lain.

b) Guru sebaiknya memberikan umpan balik dengan memberikan deskripsi tidak sebatas skor berupa angka atau nilai. Umpan balik yang diberikan juga bisa berupa hasil pengamatan guru terhadap pekerjaan siswa yang kemudian dibandingkan dengan kriteria yang disepakati bersama atau bisa dibandingkan dengan target belajar. Umpan balik berupa deskripsi mengenai bagian apa saja yang telah memenuhi kriteria dan target belajar dan deskripsi tentang bagian-bagian yang bisa diperbaiki agar karya atau capaian belajarnya optimal.

c) Guru sebaiknya menjadikan respon siswa terhadap umpan balik sebagai indikator mengenai ketepatan umpan balik yang diberikan. Respon dalam bentuk tanggapan positif secara verbal atau nonverbal dan kegiatan-kegiatan belajar yang mereka lakukan untuk mencapai apa yang belum dikuasai merupakan indikator bahwa umpan balik yang diberikan tepat. Umpan balik yang tepat akan meningkatkan motivasi belajar dan tingkat penguasaan kompetensi siswa.

d) Guru sebaiknya menyadari bahwa pemberian umpan balik adalah memberikan motivasi kepada siswa untuk mencapai target kompetensi yang optimal dan menghindarkan siswa dari rasa tidak senang, putus asa, dan merasa tersudut. Untuk itu umpan balik sebaiknya diberikan sesegera mungkin, umpan balik harus spesifik, harus sesuai tingkat perkembangan anak; dapat berupa penghargaan (reward) sebagai umpan balik positif namun jangan terlalu sering, menekankan pada proses bukan pada hasil, bersifat deskriptif bukan evaluatif, memperhatikan situasi siswa dan dalam keadaan terpaksa, umpan balik ‘negatif’ dapat diberikan tetapi harus diikuti dengan saran-saran positif.

e) Guru sebaiknya memberikan umpan balik yang cukup bermakna bagi siswa yaitu dengan membandingkan produk siswa dengan kriteria keberhasilan yang telah dikomunikasikan sebelumnya. Contoh sederhana pemberian umpan balik yaitu dengan membuat sebuah format tentang “Daftar Kriteria Keberhasilan”. Dalam daftar tersebut, guru dapat memberikan tanda + (plus) untuk menunjukkan tentang kriteria yang telah berhasil dipenuhi siswa dan memberikan catatan tertentu untuk yang belum dipenuhinya.

f) Guru sebaiknya jangan memberikan umpan balik, sebelum siswa menyelesaikan tugasnya. Hal ini untuk menghindarkan siswa dari kecenderungan menyalin jawaban dari umpan balik yang diberikan oleh guru. Hindari pemberian umpan balik yang bersifat memuji hasil kerja siswa yang bisa berdampak pada dorongan siswa untuk lebih mementingkan kompetisi bukan keterlibatannya dalam pembelajaran.

g) Guru sebaiknya memberikan umpan balik bergantung kepada (1) karakteristik siswa, (2) kualitas komponen umpan balik eksternal, (3) jenis, kompleksitas dan kesulitan tugas, dan (4) jenis kesalahan.

h) Umpan balik pada dasarnya bersifat netral, yang menggambarkan apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan siswa. Umpan balik harus bersifat obyektif, deskriptif, dan disampaikan pada waktu yang tepat yakni pada saat tujuan pembelajaran masih segar dalam benak siswa.

5. Strategi dalam Memberikan Umpan Balik
a) Memberikan umpan balik secara tertulis
Umpan balik yang disampaikan secara tertulis akan lebih sesuai jika diberikan untuk hasil tugas siswa yang tertulis, antara lain karangan, ringkasan, peta konsep, jawaban soal uraian, laporan proyek, pekerjaan tertulis di kelas, dan PR. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan umpan balik secara tertulis adalah tingkat kemampuan membaca siswa, khususnya bagi siswa pada tingkat yang lebih rendah. Selain itu perlu dipastikan bahwa tulisan guru harus rapi dan jelas. Umpan balik secara tertulis yang baik terdiri atas deskripsi mengenai apa saja yang sudah bisa dilakukan oleh siswa dengan baik dan saran kepada siswa untuk meningkatkan penguasaannya. Kata-kata yang digunakan merujuk pada bagian tertentu dari tugas tersebut sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas mengenai lingkup umpan balik yang diberikan. Gaya penyampaiannya pun menggunakan ungkapan-ungkapan yang menimbulkan motivasi siswa dan anggapan positif tentang kemajuan belajarnya.

b) Memberikan umpan balik secara lisan
Umpan balik secara lisan dapat diberikan dalam berbagai kesempatan, misalnya pada saat siswa sedang mengerjakan tugas di kelas, berdiskusi dengan anggota kelompoknya, sesaat setelah siswa merespon pertanyaan guru atau presentasi, dan seusai siswa merespon pendapat atau presentasi temannya. Guru perlu menghindari memberikan umpan balik pada saat siswa tengah berbicara atau presentasi. Guru harus menunggu hingga siswa selesai berbicara agar tidak mengganggu penyampaian gagasan siswa tersebut. Sambil menunggu siswa menyelesaikan bicara atau presentasinya, guru dapat membuat catatan-catatan kelebihan dan kekurangan siswa tersebut. Umpan balik lisan dapat juga disampaikan dengan menggunakan demonstrasi terutama pada kompetensi yang menggunakan keterampilan motorik.

c) Umpan balik dapat diberikan kepada perorangan, kelompok, atau kepada seluruh kelas. Umpan balik perorangan diberikan kepada siswa yang memiliki masalah yang hanya dimiliki/dialami oleh dirinya. Umpan balik kelompok diberikan kepada sekelompok siswa yang memiliki masalah yang sama. Sementara itu, umpan balik kepada seluruh siswa dalam satu kelas apabila sebagian besar atau seluruh siswa memiliki masalah yang sama. Guru juga dapat memberikan umpan balik dengan cara membahas tugas terdahulu pada awal pelajaran. Umpan balik kepada seluruh kelas juga bisa disampaikan dengan menggunakan satu sesi pelajaran untuk mengulang kembali materi yang dirasa masih belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa.

d) Guru dapat pula menggabungkan umpan balik individu yang dilanjutkan di kelompok dan/atau kelas untuk menunjukkan bagian-bagian yang perlu diperbaiki oleh sebagian besar siswa. Pemberian umpan balik disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam mencapai target belajar mereka.

e) Pemberian umpan balik oleh guru juga harus mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa. Ada dua kategori siswa menurut kemampuan mereka, yakni siswa dengan kemampuan tinggi dan siswa dengan kemampuan rendah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

1) Umpan balik yang baik bagi siswa berkemampuan tinggi dititikberatkan pada kriteria tugas dan proses mengerjakan tugas tersebut. Guru perlu menyebutkan bagian yang baik dari karya tersebut dan menjelaskan mengapa bagian bagian tersebut sudah memenuhi target capaian belajar. Guru selanjutnya dapat memberikan saran yang sifatnya pengayaan. Setelah itu, guru dapat meminta siswa untuk menyampaikan pengalaman menarik selama mengerjakan tugas tersebut. Siswa-siswa pada kategori ini biasanya sadar dan tahu akan proses belajar yang mereka jalani.

2) Bagi siswa yang menemui kesulitan dalam mencapai capaian belajar, umpan balik yang berkaitan dengan proses pengerjaan tugas dan hasil pekerjaan mereka juga dapat diberikan. Meskipun demikian, dalam memberikan umpan balik guru perlu membimbing siswa tahap demi tahap untuk mengingat kembali apa yang telah mereka lakukan selama mengerjakan tugas dan melihat setiap bagian dari karya mereka untuk menjadikan siswa menyadari bagian- bagian mana yang telah dan belum memenuhi target dan kriteria.

Dengan cara itu, siswa akan tahu apa yang perlu dilakukan untuk mencapai target sesuai kriteria. Kepada siswa berkemampuan rendah, umpan balik dapat juga diberikan dengan menggunakan pekerjaan terdahulu siswa tersebut sebagai acuan.

f) Guru juga perlu mengajarkan bagaimana siswa menggunakan umpan balik yang diterimanya.
1) Guru dapat memberikan contoh suatu pekerjaan yang telah mendapat umpan balik dan kemudian memberi contoh langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan pada setiap butir umpan balik atau saran yang diperoleh. Misalnya, seorang siswa memperoleh masukan dari guru mengenai karangannya. Guru membantu siswa memahami komentar pada setiap bagian dan kemudian mencontohkan kepada siswa cara merevisi karangan tersebut sesuai dengan umpan balik. Setelah direvisi, siswa diajak untuk membandingkan antara karangan sebelum mendapat umpan balik, setelah mendapat umpan balik, dan setelah diperbaiki. Dengan membandingkan karangan tersebut, siswa akan lebih mengetahui bagaimana cara menggunakan umpan balik untuk memperbaiki pekerjaan mereka.

2) Dalam melatih siswa menggunakan umpan balik, target dan kriteria capaian belajar harus diberitahukan kepada siswa agar siswa dapat menggunakan umpan balik dengan acuan yang jelas. Jika target dan kriteria capaian belajar diketahui, siswa akan dapat melakukan upaya-upaya yang tepat dalam mencapai apa saja yang belum dikuasainya.

3) Guru juga perlu mengajarkan kepada siswa untuk menggunakan umpan balik dari tugas terdahulu untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Umpan balik yang didapat pada tugas terdahulu hendaknya dapat digunakan untuk tugas berikutnya. Sebagai contoh, siswa memperoleh tugas mengarang lagi. Sebelum memulai mengarang, siswa diberi kesempatan untuk melihat umpan balik yang diberikan kepada karangan yang dibuat sebelumnya. Dengan melihat umpan balik pada karangan sebelumnya tersebut, siswa akan menghasilkan karangan yang lebih baik. Misalnya, pada karangan sebelumnya, gagasan disajikan kurang koheren, maka saat menulis karangan saat ini, siswa akan berusaha untuk menyajikan gagasan gagasannya dengan koheren.

4) Selain melatih siswa memahami dan menggunakan umpan balik, guru perlu juga melatih siswa menilai perkembangan dan/atau pekerjaannya sendiri dan perkembangan dan/atau karya sebayanya. Untuk hal ini guru membuat rubrik penilaian dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak. Rubrik penilaian tersebut dapat digunakan oleh siswa sebagai acuan dalam menilai hasil pekerjaannya sendiri dan/atau karya teman sebaya.

F. Refleksi

Adakalanya guru merasa bahwa pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakannya sudah sesuai dengan kaidah-kaidah tentang pembelajaran. Pada kenyataannya pada aktivitas pembelajaran, sering terjadi kondisi di luar dugaan, dan bisa jadi guru luput memperhatikan bahwa ada kondisi yang membuat pembelajarannya tidak sesuai dengan yang harapannya. Oleh sebab itu, guru perlu melakukan kegiatan refleksi selama dan saat pembelajaran akan berakhir. Hal ini dapat dinyatakan sebagai umpan balik bagi guru yang diberikan oleh siswa setelah mengikuti aktivitas pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Refleksi merupakan kebutuhan guru untuk membuat pembelajaran yang lebih baik yang secara langsung akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

1. Karakteristik
a. Refleksi bersifat mengkritisi atau perenungan atas pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
b. Aktivitas pembelajaran yang dapat dikritisi antara lain materi pelajaran, cara guru menyampaikan pendekatan, organisasi kelas, pengaturan kelas dan sarana atau alat pelajaran.
c. Guru mendapatkan informasi tentang aktivitas pembelajaran yang dilakukannya langsung dari siswa melalui: hasil penilaian formatif, pernyataan langsung siswa, respon siswa selama pembelajaran berlangsung, pernyataan dari teman sejawat, maupun dari kepala sekolah.
d. Refleksi dapat bersifat spontan dalam bentuk tanggapan/jawaban siswa atas pembelajaran yang dilakukan guru.
e. Refleksi dapat direncanakan oleh guru melalui pertanyaan yang dirancang guru tentang pembelajaran pada hari itu dan kemudian ditanggapi oleh siswa. Jawaban siswa ini dapat berisi ungkapan perasaan, pesan, dan kesan tentang pembelajaran yang telah diikutinya.

2. Tujuan
a. Mengevaluasi perilaku guru maupun siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran;
b. Mengevaluasi sejauh mana pencapaian kompetensi siswa terkait dengan target pembelajaran yang sudah direncanakan;
c. Mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru, yang antara lain mencakup materi pelajaran, cara memilih pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan, pengorganisasian kelas, pengaturan kelas, serta sarana atau alat pelajaran yang dipakai;
d. Melakukan aksi tindakan kelas agar penyelenggaraan pembelajaran bisa berlangsung lebih baik; dan
e. Melakukan perbaikan proses belajar mengajar secara terus menerus sehingga memberi dampak yang sangat baik terhadap hasil belajar siswa.

3. Prosedur


a. Guru menetapkan target kompetensi yang harus dikuasai siswa.
b. Guru menetapkan teknik penialian formatif yang akan diberikan kepada siswa.
c. Guru memberikan umpan balik kepada siswa, yang bisa bersifat individual, kelompok atau klasikal.
d. Guru menganalisis hasil tes formatif yang telah dilakukan, dan disesuaikan dengan target yang harus dikuasi oleh siswa.
e. Guru bisa melakukan refleksi diri atau berkolaborasi dengan teman sejawat yang mencakup: materi pelajaran, cara memilih pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan, pengorganisasian kelas, pengaturan kelas, serta sarana atau alat pelajaran yang dipakai.
f. Guru dapat meminta siswa menuliskan harapan, keinginan, dan kebutuhan siswa bekenaan dengan aktivitas pembelajaran dan materi pembelajaran.
g. Guru menganalisis hasil tulisan siswa tentang harapan, keinginan, dan kebutuhan siswa bekenaan dengan aktivitas pembelajaran dan materi pembelajaran.
h. Guru merencanakan perbaikan pembelajaran berikutnya sesuai dengan kesimpulan pada kegiatan refleksi agar semua siswa bisa mencapai kompetensi yang diharapkan.

4. Contoh

a. Dalam suatu pembelajaran matematika di kelas VIII SMP dengan tujuan siswa dapat menemukan kembali teorema Pythagoras. Guru melakukan suatu apersepsi yaitu guru mempunyai target bahwa siswa sudah mempunyai pengetahuan awal yaitu luas daerah persegi, kuadrat dari suatu bialangan dan akar kuadrat dari suatu bilangan agar proses belajar mengajar pada pertemuan itu dapat berjalan dengan baik. Setelah melakukan teknik bertanya, misalnya guru mengajukan 2 pertanyaan yaitu (1) Anak anak, acungkan jari siapa yang masih ingat bagaimana menentukan luas persegi jika persegi tersebut mempunyai panjang sisi a cm?, (2) Saat kalian kelas 6 SD dan ketika kelas VII SMP sudah pernah diajari bagaimana menentukan akar kuadrat dari suatu bilangan. Coba acungkan jari siapa yang bisa menentukan 144? Misalnya dari dua pertanyaan tersebut untuk pertanyaan no 1, sebagian besar siswa dalam kelas tersebut mengacungkan jari, dan ketika dipilih salah satu siswa yang kemampuannya sedang siswa menjawab dengan benar. Guru memberikan umpan balik secara individu, Bagus jawaban kamu. Coba lain kali kamu bisa menjawab itu dengan suara yang agak keras ya? Kemudian guru memberikan balikan secara klasikal. Bagus…kalian semua hebat tidak gampang lupa. Beda halnya dengan pertanyaan no 2, hanya beberapa siswa saja yang acungkan jari. Ketika salah satu siswa diminta menjawab ternyata masih ragu dalam menjawab pertanyaan itu, guru memberikan balikan dengan lisan …. Jawabanmu hampir benar…coba diingat lagi dulu bagaimana cara mencari akar kuadrat dari suatu bilangan… coba teman yang lain…siapa yang sudah bisa…. Tindak lanjut dari pertanyaan lisan ini adalah pada pertanyaan no 2 guru mengajukan pertanyaan tentang akar tetapi dimulai dengan mengajukan pertanyaan jembatan misalnya bertanya tentang kuadrat suatu bilangan dulu.

Berdasarkan data yang diperoleh guru ketika melakukan apersepsi dengan tujuan agar siswa mempunyai pengetahuan yang mendukung pembelajaran hari ini, ternyata siswa ketika diajukan pertanyaan jembatan, siswa bisa mengingat materi yang telah dipelajari. Refleksi yang dilakukan oleh guru adalah dalam melakukan apersepsi perlu dipersiapkan daftar pertanyaan agar siswa mempunyai kompetensi pengetahuan sesuai dengan target yang diharapkan.

b. Dalam proses pembelajaran

Tujuan pembelajaran telah dirumuskan pada pertemuan tertentu. Pada akhir pembelajaran guru ingin mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang dilakukan pada hari itu yaitu siswa mempunyai kompetensi tertentu sudah tercapai atau belum. Guru membuat pertanyaan tertulis pada akhir pelajaran. Pertanyaan tertulis itu diselesaikan dan dikumpulkan saat pelajaran selesai. Setelah semua pekerjaan siswa dianalisis, guru dapat mengevaluasi sampai sejauh mana target yang diharapkan telah dicapai oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut, guru dapat melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi yang dilakukan guru dapat mengacu pada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Guru dapat melakukan refleksi pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan ke diri sendiri apakah tujuan yang dirumuskan sudah sesuai dengan kompetensi dan karakteristik siswa? Apakah kedalaman materi sudah sesuai? Apakah pengetahuan prasyarat siswa sudah diingatkan di awal pembelajaran? Apakah pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan sudah tepat? Apakah tugas yang diberikan sudah mencerminkan tujuan yang akan dicapai? serta pertanyaan lain terkait dengan pengelolaan kelas. Hasil refleksi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya.

5. Tindak Lanjut.

a. Apabila guru melakukan refleksi pada saat pembelajaran berlangsung, guru dapat segera melakukan perbaikan pembelajaran yang sedang dilakukan.

b. Apabila guru setelah melakukan refleksi pada saat pembelajaran berlangsung dan merasa bahwa yang dilakukan sudah benar, setelah pembelajaran selesai guru dapat mendiskusikannya dengan teman sejawat dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Apabila guru melakukan refleksi setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, guru dapat mendiskusikannya dengan teman sejawat tentang data-data yang dikumpulkan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil diskusi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran ataupun penilaian yang akan dipakai untuk pertemuan selanjutnya.

    Download Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP)

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP) ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Download Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP).pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Penilaian Berbasis Kelas (Teknik-Teknik Penilaian Formatif untuk SMP). Semoga bisa bermanfaat.

    Lihat juga beberapa buku dan berkas penting lainnya terkait dengan Buku Penilaian untuk SMP, di bawah ini.
    1. Buku Grand Master Penilaian Harian SMP/MTs KELAS VIII (KELAS 8) Baca Selengkapnya
    2. Buku Grand Master Penilaian Harian SMP/MTs KELAS VII (Kelas 7) Baca Selengkapnya
    3. BUKU PELAJARAN SMP GRAND MASTER PENILAIAN HARIAN SMP MTs KELAS 8 Baca Selengkapnya
    4. Kompas Ilmu Buku Grand Master Penilaian Harian SMP/MTs KELAS VIII (KELAS 8) Baca Selengkapnya
    5. Kompas Ilmu Buku Grand Master Penilaian Harian SMP/MTs KELAS VII (Kelas 7) Baca Selengkapnya
    6. Buku Model Instrumen Penilaian Afektif Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama SMP - Ira Maisarah Baca Selengkapnya
    7. Kupas Tuntas Penilaian Harian SMP / MTs Kelas VIII Ekstra AKM Baca Selengkapnya
    8. AKM SMP/MTs KLS VIII KUPAS TUNTAS PENILAIAN HARIAN EKSTRA AKM Baca Selengkapnya
    9. [KIB] - Buku Kupas Tuntas Penilaian Harian AKM SMP/MTs Kls VIII Baca Selengkapnya
    10. [Mizan Jakarta] Kupas Tuntas Penilaian Harian AKM SMP/MTs Kls VIII Baca Selengkapnya
    11. Buku Pelajaran : Buku Penilaian BUPENA Ilmu Pengetahuan Sosial SMP / MTs Kelas 1 - 3 Kelas VII - IX | Kurikulum 2013 | Kurikulum Merdeka Baca Selengkapnya
    12. Buku Pelajaran : Buku Penilaian BUPENA Ilmu Pengetahuan Alam SMP / MTs Kelas 1 - 3 Kelas VII - IX | Kurikulum 2013 | Kurikulum Merdeka Baca Selengkapnya
    13. Buku Pelajaran : Buku Penilaian BUPENA English SMP / MTs Kelas 1 - 3 Kelas VII - IX | Kurikulum 2013 | Kurikulum Merdeka Baca Selengkapnya
    14. Buku Pelajaran : Buku Penilaian BUPENA Bahasa Indonesia SMP / MTs Kelas 1 - 3 Kelas VII - IX | Kurikulum 2013 | Kurikulum Merdeka Baca Selengkapnya
    15. Buku Pelajaran : Buku Penilaian BUPENA Matematika SMP / MTs Kelas 1 - 3 Kelas VII - IX | Kurikulum 2013 | Kurikulum Merdeka Baca Selengkapnya
    16. KUPAS TUNTAS PENILAIAN HARIAN AKM SMP MTs KELAS 8 VIII Baca Selengkapnya
    17. Kupas Tuntas Penilaian Harian + AKM SMP/MTs Kelas 8 Kurikulum 2013 Baca Selengkapnya
    18. BUPENA KELAS 3 IX 9 SMP BUKU PENILAIAN BAHASA INDONESIA MATEMATIKA IPA IPS BAHASA INGGRIS ERLANGGA Baca Selengkapnya
    19. BUPENA KELAS 2 VIII 8 SMP BUKU PENILAIAN BAHASA INDONESIA MATEMATIKA IPA IPS BAHASA INGGRIS ERLANGGA Baca Selengkapnya
    20. Buku Media Penilaian Autentik MP Matematika 1A SMP Kelas VII Media Pena Tiga Serangkai Baca Selengkapnya
    21. BUPENA KELAS 1 VII 7 SMP BUKU PENILAIAN BAHASA INDONESIA MATEMATIKA IPA IPS BAHASA INGGRIS ERLANGGA Baca Selengkapnya
    22. Buku Media Penilaian Autentik MP Prakarya 1A SMP Kelas VII Media Pena Tiga Serangkai Baca Selengkapnya
    23. SIMPAY BASA SUNDA PIKEUN SMP/MTs KLS.VIII/K13N-PENILAIAN Baca Selengkapnya
    24. Buku Media Penilaian Autentik MP Prakarya 2A SMP Kelas VIII Media Pena Tiga Serangkai Baca Selengkapnya
    25. Buku Media Penilaian Autentik MP Bahasa Inggris 1B SMP Kelas VII Media Pena Tiga Serangkai Baca Selengkapnya
    26. Buku SIMPAY BASA SUNDA PIKEUN SMP/MTs KLS.IX/K13N-PENILAIAN ERLANGGA Baca Selengkapnya
    27. SIMPAY BASA SUNDA PIKEUN SMP/MTs KLS.VII/K13N-PENILAIAN Baca Selengkapnya
    28. BUKU BUPENA (BUKU PENILAIAN) SMP BAHASA INGGRIS ENGLISH KELAS VII 7 ERLANGGA K13 REVISI Baca Selengkapnya
    29. Buku Media Penilaian Autentik MP Bahasa Indonesia 2B VIII SMP Media Pena Tiga Serangkai Baca Selengkapnya
    30. Buku SIMPAY BASA SUNDA PIKEUN SMP/MTs KLS.VII/K13N-PENILAIAN ERLANGGA Baca Selengkapnya
    31. Buku ORIGINAL Asesmen Kompetensi Minimum Panduan Penilaian untuk Guru Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Baca Selengkapnya
    32. Buku Sekolah : Grand Master Penilaian Harian Kelas 8 SMP/MTs 9in1 Baca Selengkapnya
    33. Grand Master Penilaian Harian AKM SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Baca Selengkapnya
    34. BUKU ERLANGGA (ORIGINAL) SISWA IPA TERPADU SMP MTs KELAS 1 K13N PENILAIAN Baca Selengkapnya
    35. [KPI] BUKU KUPAS TUNTAS PENILAIAN HARIAN AKM SMP/MTs KLS VIII Baca Selengkapnya
    36. Buku Media Penilaian Autentik IPA 3B SMP semester 2 Baca Selengkapnya
    37. Buku Media Penilaian Autentik matematika 2B SMP SEMESTER 2 Baca Selengkapnya
    38. Buku Media Penilaian Autentik Akidah dan Akhlak 3A SMP Kelas IX Sem 1 K13 Baca Selengkapnya
    39. [ERL] Buku Hots: Latihan Penilaian Harian Matematika SMP/MTs Jl.1/K13N-R.Susanto Dwi Nugroho, Dkk Baca Selengkapnya
    40. Buku Media Penilaian Autentik Pendidikan Jasmani 3B SMP Kelas 3 K13 Revisi Terbaru Baca Selengkapnya
    41. Buku Media Penilaian Autentik SENI BUDAYA 3B SMP Kelas 3 K13 Revisi Terbaru Baca Selengkapnya
    42. Buku Media Penilaian Autentik PRAKARYA 3B SMP Kelas 3 K13 Revisi Terbaru Baca Selengkapnya
    43. Buku Media Penilaian Autentik PPKN 1B untuk Kelas VII SMP SEMESTER 2 Baca Selengkapnya
    44. Buku Media Penilaian Autentik IPS 3A SMP Kelas IX Sem 1 K13 Baca Selengkapnya
    45. Buku Media Penilaian Autentik Al Quran dan Hadis SMP Kelas IX 3A Sem 1 K13 Baca Selengkapnya
    46. Buku Media Penilaian Autentik IPA 1B untuk SMP Semester 2 Baca Selengkapnya
    47. Buku Media Penilaian Autentik FIKIH 3A SMP Kelas IX Sem 1 K13 Baca Selengkapnya
    48. Buku Media Penilaian Autentik matematika 1B untuk Kelas VII SMP semester 2 Baca Selengkapnya
    49. Buku Media Penilaian Autentik IPS 1B untuk Kelas VII SMP semester 2 Baca Selengkapnya
    50. Buku Media Penilaian Autentik Bahasa Inggris 1B untuk Kelas VII SMP semester 2 Baca Selengkapnya
    51. PEND. AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI SMP KLS.VIII/K13N-PENILAIAN Baca Selengkapnya
    52. Buku Media Penilaian Autentik Bahasa Indonesia 1B untuk Kelas VII SMP semester 2 Baca Selengkapnya
    53. Buku Media Penilaian Autentik untuk Kelas VII SMP semester 1 Baca Selengkapnya
    54. HOTS LATIHAN PENILAIAN HARIAN MATEMATIKA SMP/MTs Kelas 1-VII - ORIGINAL ERLANGGA SUSANTO Baca Selengkapnya
    55. ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM. AKM. Panduan Penilaian Untuk Guru Sekolah SD SMP SMA MADRASAH. ORIGINAL Baca Selengkapnya
    56. Buku GRAND MASTER PENILAIAN HARIAN KELAS 8 SMP/MTs 9in1 (KOMPAS ILMU) Baca Selengkapnya
    57. PAKET LITERASI LULUS PENILAIAN PUSKURBUK - SMP Baca Selengkapnya
    58. Asesmen Kompetensi Minimum Panduan Penilaian untuk Guru Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) dan Madrasah Baca Selengkapnya
    59. BUKU ORI...LKS INFORMATIKA SMP Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan Baca Selengkapnya
    60. Buku Siswa English SMP Kelas 7 / Erlangga Kurikulum 2013 Revisi / Lulus Penilaian Baca Selengkapnya
    61. BUKU LKS IPS Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan.. Baca Selengkapnya
    62. BUKU LKS Pendidikan Seni Budaya & Keterampilan SMP Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan.. Baca Selengkapnya
    63. BUKU LKS PPKn Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan SMP Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan... Baca Selengkapnya
    64. BUKU HOTS LATIHAN PENILAIAN HARIAN PH MATEMATIKA SMP/MTs KELAS 7 ERLANGGA KURIKULUM 2013 REVISI | GIOVARE Baca Selengkapnya
    65. Buku HOTS LATIHAN PENILAIAN HARIAN MATEMATIKA SMP Kelas 7 K13N ERLANGGA BARU Baca Selengkapnya
    66. KP - Buku Kupas Tuntas Penilaian Harian + AKM SMP/MTs Kelas 8 Kurikulum 2013 Baca Selengkapnya
    67. Buku Media Penilaian Autentik IPA 3A+ IPS 3A+PPKN 3A+BAHASA INDONESIA 3A+ BAHASA INGGRIS 3A+MATEMATIKA 3A+SENI BUDAYA 3A+PRAKARYA 3A+ PENDIDIKAN JASMANI UNTUK KELAS IX SMP semester 1 di jual sepaket Baca Selengkapnya
    68. Buku Pendidikan-Asesmen Kompetensi Minimum Panduan Penilaian untuk Guru Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) dan Madrasah Rosda Baca Selengkapnya
    69. Buku laris Asesmen Kompetensi Minimum Panduan Penilaian untuk Guru Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Baca Selengkapnya
    70. BUKU LKS MATEMATIKA SMP Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan Baca Selengkapnya
    71. BUKU LKS Bahasa Indonesia SMP Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan Baca Selengkapnya
    72. Buku LKS BAHASA INGGRIS SMP Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan Baca Selengkapnya
    73. Buku Media Penilaian Autentik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 3A+3B untuk SMP Kelas IX Semester 1 dan 2 Baca Selengkapnya
    74. KP - Buku GRAND MASTER PENILAIAN HARIAN KELAS 8 SMP/MTs 9in1 (KOMPAS ILMU) Baca Selengkapnya
    75. Buku Media Penilaian Autentik pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan 2B untuk Kelas VIII SMP semester 2 Baca Selengkapnya
    76. Buku Media Penilaian Autentik IPA 2B SMP SEMESTER 2 Baca Selengkapnya
    77. Buku Media Penilaian Autentik seni budaya 2A+2B SMP di jual sepaket Baca Selengkapnya
    78. Buku Media Penilaian Autentik pendidikan jasmani dan olahraga 2B untuk Kelas VIII smp Baca Selengkapnya
    79. Buku Media Penilaian Autentik PPKN 3A+3B untuk Kelas IX SMP Baca Selengkapnya
    80. Buku Media Penilaian Autentik prakarya 3B untuk Kelas IX smp Baca Selengkapnya
    81. Buku LKS Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan: Informatika SMP/MTs Kelas 8 Semester 1 Baca Selengkapnya
    82. Buku LKS Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan: Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan SMP Kelas 7 Semester 1 Baca Selengkapnya
    83. Buku - LKS Seni Budaya dan Ketrampilan SMP Kelas 7,8,9 Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan Baca Selengkapnya
    84. Buku - LKS Prakarya SMP Kelas 7,8,9 Semester 1 - Seri Modul Penilaian dan Pengayaan Baca Selengkapnya
    85. Buku - LKS Pendidikan Agama Islam SMP Kelas 7,8,9 Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan Baca Selengkapnya
    86. BUKU PENILAIAN AUTENTIK PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN 3A SMP KELAS IX 9 REVISI TERBARU Baca Selengkapnya
    87. Buku Media Penilaian Autentik Akidah dan Akhlak SMP 3A & 3B HOTS Baca Selengkapnya
    88. Buku - LKS Bahasa Indonesia SMP Kelas 7,8,9 Semester 1 - Seri Modul Penilaian Dan Pengayaan Baca Selengkapnya
    89. Buku Media Penilaian Autentik IPA 3A+3B untuk Kelas IX SMP Baca Selengkapnya
    90. Buku Media Penilaian Autentik matematika 3A+3B untuk Kelas IX SMP Baca Selengkapnya
    91. Buku Media Penilaian Autentik SMP IPS PPKN B INDONESIA IPA Kelas 2 Baca Selengkapnya
    92. Buku Media Penilaian Autentik PPKN 3A untuk Kelas IX SMP Baca Selengkapnya
    93. Buku Media Penilaian Autentik Bahasa Inggris 3A+3B untuk Kelas IX SMP Baca Selengkapnya
    94. Buku Media Penilaian Autentik Bahasa Inggris 3B untuk Kelas IX SMP Baca Selengkapnya
    95. Buku Media Penilaian Autentik Bahasa Indonesia 3B untuk Kelas IX smp semester 2 Baca Selengkapnya
    96. Buku Media Penilaian Autentik Bahasa Indonesia 3A+3B untuk Kelas IX SMP Baca Selengkapnya
    97. ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM Panduan Penilaian untuk Guru Sekolah SD SMP SMA SMK dan Madrasah Dr. Ridwan Abdullah Sani M.Si. Wendhie Prayitno, S.Kom M.T. ROSDA AJ-PNDK Baca Selengkapnya
    98. Buku Media Penilaian Autentik matematika 2A+2B untuk Kelas VIII SMP Baca Selengkapnya
    99. BUKU PENILAIAN AUTENTIK PRAKARYA 3A SMP KELAS 9 IX MEDIA PENA Baca Selengkapnya
    100. Buku Media Penilaian Autentik FIKIH SMP 3A & 3B HOTS Baca Selengkapnya

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel