Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak
7 Des 2020
Berikut ini adalah berkas Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak. Download file format PDF.
Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak |
Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak:
PENGANTAR
Masalah kesastraan di Indonesia tidak terlepas dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah terjadi berbagai perubahan, baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yang baru, globalisasi, maupun sebagai dampak perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Kondisi itu telah mempengaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Gerakan reformasi yang bergulir sejak 1998 telah mengubah paradigma tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tatanan kehidupan yang serba sentralistik telah berubah ke desentralistik, masyarakat bawah yang menjadi sasaran (objek) kini didorong menjadi pelaku (subjek) dalam proses pembangunan bangsa. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi tersebut, Pusat Bahasa berupaya mewujudkan tugas pokok dan fungsinya sebagai pusat informasi dan pelayanan kesastraan kepada masyarakat, antara lain, akan kebutuhan bacaan sebagai salah satu upaya perubahan orientasi dari budaya dengar-bicara menuju budaya baca-tulis serta peningkatan minat baca di kalangan generasi muda.
Sehubungan dengan itu, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, melalui Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia-Jakarta, secara berkesinambungan menggiatkan penelitian sastra dan penyusunan buku tentang sastra dengan mengolah hasil penelitian sastra lama dan modern ke dalam bentuk buku yang disesuaikan dengan keperluan masyarakat. misalnya penyediaan bacaan anak, baik untuk penulisan buku ajar maupun untuk keperluan pembelajaran apresiasi sastra. Melalui langkah ini diharapkan terjadi dialog budaya antara anak-anak Indonesia pada masa kini dan pendahulunya pada masa lalu agar mereka akan semakin mengenal keragaman budaya bangsa yang merupakan jati diri bangsa Indonesia.
Bacaan keanekaragaman budaya dalam kehidupan Indonesia baru dan penyebarluasan ke warga masyarakat Indonesia dalam rangka memupuk rasa saling memiliki dan mengembangkan rasa sating menghargai diha rapkan dapat menjadi salah satu sarana penumbuhan dan pemantapan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Penerbitan buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak ini merupakan upaya memperkaya bacaan sastra yang diharapkan dapat memperluas wawasan tentang budaya masa lalu dan masa kini.
Mudah-mudahan buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak ini dibaca oleh masyarakat Indonesia bahkan oleh guru, orang tua. dan siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap sastra Indonesia demi memperluas wawasan kehidupan masa lalu dan masa kini yang banyak memiliki nilai yang tetap relevan dengan kehidupan global ini.
Latar Belakang
Secara umum apresiasi sastra pada bangku pendidikan formal dari tingkat dasar hingga menengah dapat dikatakan belum memadai. Taufiq Ismail (1998) bahkan mengatakan bahwa minat baca sastra di sekolah menengah umum di Indonesia paling rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
Salah satu upaya untuk menumbuhkan apresiasi sastra di kalangan generasi muda adalah dengan membangkitkan minat baca mereka. Minat baca itu akan tumbuh bila tersedia karya-karya sastra yang telah diterbitkan. Namun, perlu pula diperhatikan bahwa tampaknya tidak ada korelasi antara ketersediaan karya sastra dan minat baca sastra. Buku-buku sastra yang sulit terjual adalah salah satu bukti nyata tentang hat itu. Untuk itu, guru sastra memang dapat dianggap paling berperan dalam menumbuhkan apresiasi sastra melalui pembangkitan minat baca itu.
Meskipun tampaknya tidak ada korelasi antara penyediaan bacaan sastra dan tumbuhnya minat baea atau apresiasi sastra, suatu upaya penyediaan baeaan sastra akan lebih bennanfaat daripada sekadar penyediaan ringkasan/sinopsis karya sastra. Penerbitan sinopsis karya sastra justru dapat dikatakan menghambat, bahkan membunuh munculnya minat baca sastra sehingga akhirnya apresiasi sastra pun sulit tumbuh dan berkembang. Dalam kaitan itulah penyusunan antologi puisi modern anak-anak ini dilakukan. Jadi, penyusunan antologi puisi anak-anak ini dimaksudkan untuk menumbuhkan apresiasi puisi di kalangan anak-anak.
Selanjutnya, perlu dikemukakan bahwa antologi sejumlah karya sastra (baik cerpen maupun puisi) telah cukup banyak diterbitkan. Akan tetapi, suatu antologi puisi yang diterbitkan khusus untuk anak-anak dapat dikatakan masih sangat langka. Itu pun dengan catatan bahwa beberapa antologi puisi untuk anak-anak itu ditulis oleh penyair dewasa, penyair yang bukan anak-anak, misalnya Abdul Hadi W.M. Seingat kami, baru ada satu antologi puisi anak-anak yang ditulis oleh penyair anak-anak, yaitu oleh Lini Natalini (sekitar tahun 1970-an).
Antologi puisi anak-anak yang akan disusun ini akan menghimpun terutama sajak-sajak yang ditulis oleh sejumlah penyair dewasa yang isinya dianggap bisa diterima oleh kalangan anak-anak, dan sajak-sajak yang ditulis oleh anak-anak. Perbandingan antara puisi yang ditulis oleh penyair dewasa dan yang ditulis oleh penyair anak-anak dalam antologi ini sekitar 80% dan 20%. Puisi yang dirulis oleh anak-anak ikut dimasukkan dalam antologi ini, dengan pertimbangan sebagaimana dikatakan oleh Sumardi dkk. (1985: 20) bahwa pengajaran apresiasi puisi akan lebih efektif jika diawali dengan penyajian sajak yang memiliki suasana lingkungan yang akrab dengan anak didik. Sajak yang ditulis oleh seorang anak mungkin akan lebih mudah diterima oleh anak-anak yang lain karena berangkat dari dunia yang sama, yaitu dunia anak-anak. Selanjutnya, untuk memperkenalkan pembaca anak-anak (usia sekitar 7--14 tahun) pada sajak-sajak yang lebih matang, dalam antologi ini terutama akan ditampilkan sajak-sajak yang ditulis oleh penyair-penyair dewasa.
Ruang Lingkup
Karena begitu banyaknya puisi anak-anak yang ditulis oleh anak-anak, yang tersebar dalam berbagai surat kabar dan majalah yang memiliki rubrik anak-anak (termasuk majalah khusus untuk anak-anak), penyusunan antologi puisi anak-anak ini (untuk sajak-sajak yang ditulis oleh anak-anak) akan mem- batasi diri pada puisi anak-anak yang terdapat pada majalah anak-anak dan rubrik anak-anak pada sejumlah surat kabar dan majalah, antara lain I) Cemerlang, 2) Kompas, 3) Sinar Harapan/Suara Pembaruan, 4) Pelita, 5) Suara Karya, dan 6) Si Kuncung terbitan tahun 1976--1985. Dari sumber- sumber tersebut akan dijaring sekitar 35 puisi (lebih kurang 20%) untuk antologi puisi anak-anak yang akan disusun itu.
Sementara itu, sajak-sajak yang berasal dari para penyair dewasa dalam antologi ini akan dihimpun sekitar 80 sajak (lebih kurang 80%). Sajak-sajak tersebut pada umumnya bersumber pada antologi puisi sejumlah penyair. Termasuk dalam sajak-sajak yang berasal dari penyair dewasa adalah sajak-sajak yang dihasilkan penyair dewasa tetapi khusus ditulis untuk anak-anak.
Kriteria Puisi yang akan Diantologikan
Kriteria puisi yang akan diantologikan dalam antologi puisi anak-anak ini adalah sebagai berikut:
- puisi yang menampilkan hal-hal yang akrab dengan dunia anak-anak ataupun hal-hal lain yang bisa diterima oleh kalangan anak-anak, dan
- puisi yang secara estetis cukup bernilai tinggi sehingga memperkenalkan dan mengakrabkan pembaca anak-anak pada puisi yang berkualitas.
Tujuan Penyusunan
Penyusunan antologi puisi anak-anak ini bertujuan menyediakan sarana apresiasi sastra khususnya apresiasi puisi untuk kalangan anak-anak. Di sisi lain, antologi puisi anak-anak ini juga dapat menjadi bahan penelitian tentang puisi yang ditulis anak-anak. Dari antologi puisi anak-anak ini akan bisa diteliti tema-tema yang dominan dalam puisi yang ditulis anak-anak maupun kecenderungan gaya pengucapan puisi anak-anak tersebut.
Gambaran Umum Puisi Karya Anak-Anak
Anak-anak-vsecara psikologis sering diibaratkan sebagai lembaran kertas yang putih bersih tanpa noda. Berdasarkan asumsi ini, dalam antologi ini sebagian besar puisi yang ada memang merupakan puisi-puisi yang ditulis oleh para penyair dewasa, dengan lujuan untuk memperkenalkan anak-anak pada puisi yang puitis, "puisi yang benar-benar puisi". Dalam hal ini, bantuan dan bimbingan guru untuk menuntun anak-anak memasuki wilayah "puisi yang benar-benar puisi" jelas sangat diperlukan.
Sebutan "puisi yang benar-benar puisi" sesungguhnya berangkat dari "puisi yang tampaknya saja puisi", artinya secara visual memang menam- pakkan wujud puisi tetapi tidak puitis. Puisi yang ditulis anak-anak, agaknya, banyak yang tergolong demikian, meskipun kita barangkali perlu menyadari bahwa anak-anak iru baru mencoba-coba menu iis puisi, baru belajar menjadi penyair. Karena sedikit sekali puisi yang ditulis anak-anak yang dapat dikatakan puitis, puisi anak-anak yang muncul dalam antologi ini pun belum tentu puitis. Proses penyeleksian dalam penyusunan antologi ini akhirnya mungkin hanya menghasilkan yang terbaik dari yang biasa-biasa saja, atau bahkan dari yang buruk.
Kelemahan yang umum terdapat dalam puisi yang ditulis anak-anak biasanya berupa pilihan kata yang tidak tepat dan ketidakmampuan dalam membangun dan menghadirkan imaji. Bahkan, kelemahan sepcrti itu juga diperlihatkan puisi anak-anak yang ditulis oleh Sherly Malinton, yang ketika menulis puisi usianya telah beranjak remaja.
Satu hal yang barangkali perlu dipertimbangkan para pengasuh rubrik puisi anak-anak di majalah maupun surat kabar: membebaskan anak-anak dari bujuk rayu politik dan ideologi ketika menulis puisi. Dari puisi karya anak-anak yang tidak lolos dalam antologi ini, cukup banyak puisi yang mirip-mirip propaganda atau slogan politis dan bukan kebetulan kalau puisi yang seperti itu banyak yang terdapat dalam Suara Karya. Dengan "memaksa" anak-anak menulis puisi propaganda baik secara langsung maupun tidak langsung berarti jiwa anak-anak yangsesungguhnya polos, bagai kertas yang putih bersih, telah dieksploitasi dan, yang terutama, langkah ini tidak akan pemah mengenalkan anak-anak pada puisi yang sesungguhnya.
Kasus puisi karya anak-anak yang berbau propaganda politis mungkin hampir sama dengan kumpulan puisi anak-anak yang berisi sanjungan dan pujian untuk Bu Tien (Suharto) yang terbit beberapa saat setelah Bu Tien meninggal. Setelah Pak Harto terjungkal dari singgasana kekuasaannya, tidak terbayang bagaimana anak-anak yang tadinya menyanjung-nyanjung dan memuji-muji Bu Tien dalam puisi mereka tiba-tiba kerepotan menata ulang bayangan mereka tentang Bu Tien. Hal ini setidak-tidaknya memperlihatkan bahwa menjejalkan pesan politis dalam penulisan puisi anak-anak sesungguhnya tidak mendidik anak-anak, baik dari segi apresiasi puisi maupun dari segi perkembangan jiwa mereka. Alas dasar itu pula, salah satu kriteria untuk meloloskan puisi karya anak-anak dalam antologi ini adalah kejujuran ekspresi.
Download Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:[Download] Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak.pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak. Semoga bisa bermanfaat.