Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020)

Berikut ini adalah berkas Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020). Download file format PDF.

Buku Pentingnya Bermain bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020)
Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020)

Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020)

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020):

Daftar Isi

Kata Pengantar
Panduan Belajar Dalam Jaringan Daring
A. Pentingnya Bermain
B. Apa Itu Alat Main?
C. Mengapa Alat Main Penting Bagi Anak?
D. Apa Manfaat Alat Main?
E. Seperti Apa Alat Main di Rumah?
F. Dimana Aku Bisa Bermain?
G. Tips Praktis Untuk Guru/Orangtua
H. Contoh Kegiatan Bermain di Rumah
Penutup
Daftar Pustaka

Kata Pengantar

Sejak ditetapkannya Covid-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020, Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud No. 4 tahun 2020 yang menetapkan aturan belajar dari rumah (learn from home) bagi anak-anak sekolah dan bekerja dari rumah (work from home) bagi guru termasuk mereka yang bekerja di satuan PAUD. Untuk dunia pendidikan di Indonesia kondisi ini merupakan hai yang tak terduga bagi guru, orang tua, dan anak. Guru, orang tua, dan anak-anak tiba-tiba harus mencari cara agar proses belajar tetap berjalan meskipun mereka di rumah dalam jangka waktu yang tidak tentu.

Sebagian satuan PAUD masih tetap dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pada sebagian satuan PAUD yang lain, mengalami kesulitan dikarenakan jaringan internet yang tidak stabil atau bahkan tidak ada. Pada keadaan seperti ini, peran Pemerintah untuk mendukung orang tua, guru, dan anak dalam pembelajaran di rumah menjadi sangat penting. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah antara lain menyediakan materi belajar pendidikan jarak jauh (PJJ) bagi semua sasaran pendidikan mulai dari jenjang PAUD, pendidikan dasar hingga pendidikan menengah melalui tayangan televisi TVRI dan berbagai sumber belajar daring seperti: Rumah Belajar, PAUD Pedia, Anggun PAUD, dll.

Namun dalam implementasinya, pelaksanaan PJJ tidak selalu berjalan mulus, khusus dalam pendidikan anak usia dini masih banyak keluhan dari guru mengenai kesulitan dalam mengoperasikan computer, mengakses jaringan internet, internet tidak stabil, kesulitan mengkomunikasikan pesan ke orangtua, keulitan menyusun perencanaan pembelajaran yang sederhana dan sesuai untuk diterapkan anak di rumah melalui orangtua, dan juga kesulitan guru dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak di rumah. Di sisi lain, keluhan juga datang dari orangtua, yaitu kesulitan mendampingi anak belajar karena belum paham caranya, tidak biasa menggunakan teknologi digital untuk pembelajaran anak, tidak memahami maksud pesan yang disampaikan guru, dll.

Berdasarkan berbagai masukan mengenai yang dialami guru dan orangtua, maka Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini melaksanakan fasilitasi bekerja dari rumah melalui pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis Daring bagi Guru, Mitra, dan Penilik PAUD. Salah satu materi yang disajikan dalam pelatihan daring tersebut adalah Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini. Buku Saku ini merupakan pegangan pendidik dalam mempelajari Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini melalui panduan beberapa pertanyaan. 

Petunjuk Belajar dalam Jaringan (DARING)
  1. Sebelum mengikuti kegiatan bimtek, sebaiknya guru mengunduh terlebih dahulu buku saku yang sudah di upload di google link.
  2. Guru hendaknya mempelajari dan memahami secara mendalam buku saku.
  3. Guru dapat pula mencari sumber atau bacaan lain yang relevan untuk menunjang pemahaman dan wawasan tentang materi ini.
  4. Apabila terdapat bagian yang kurang dipahami, hendaknya guru membuat catatan untuk bahan konsultasi pada narasumber saat kegiatan tatap muka daring maupun tutorial daring.
  5. Jika terdapat kesulitan pada saat daring, guru dapat melakukan konsultasi dengan narasumber tentang materi tersebut melalui forum diskusi, chat, atau email.
  6. Guru dapat mengerjakan tugas yang diberikan narasumber dengan cara mengunduh tugas tersebut, kemudian mengunggahnya jika telah selesai dikerjakan.
  7. Guru mengirimkan hasil penugasan tersebut ke pendamping masing-masing melalui email atau WA. 

Pentingnya Bermain

Bermain merupakan kebutuhan bagi setiap anak, karena pada dasarnya setiap anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Di mana pun, dalam kondisi apa pun, anak akan berusaha mencari sesuatu untuk dapat dijadikan mainan. Anak-anak selalu bermain dengan riang, melalui bermain anak akan merasa rileks. Tertawa, teriakan, sorakan, ekspresi wajah yang ceria selalu mengiringi suasana anak bermain.

Bermain mampu menyegarkan dan mengembangkan kognitif melalui kreativitas, memecahkan masalah, menguasai konsep-konsep baru. Bermain juga baik untuk membangun kepercayaan diri anak, menumbuhkan kemauan berbagi, dan mengontrol fisik, menguji ketahanan fisik, melatih otot-otot tangan, dan menghasilkan gerakan baru.

Bermain dapat melatih konsentrasi, membantu ketekunan, dan belajar mengambil resiko. Bermain juga dapat meningkatkan kemampuan bercerita, menambah kosa kata, dan belajar berkolaborasi secara aktif dengan orang lain.

Kebutuhan akan permainan dan bermain sangatlah mutlak bagi perkembangan anak. Lingkungan dan orang dewasa, dalam hal ini orangtua, maupun pendidik perlu memfasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan berbagai permainan yang dapat mendukung perkembangan anak. Tentu saja permainan dan alat bermainnya tersebut bukanlah suatu yang harus bernilai ekonomi tinggi, tetapi dapat memanfaatkan apapun yang ada di sekitar anak. Intinya, bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain. Bermain yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan eksplorasi dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya (happy learning). Sehingga, anak dapat menemukan pengetahuan dari benda-benda yang dimainkannya.

Apa Itu Alat Main?

Alat main diartikan sebagai segala benda yang berfungsi sebagai alat untuk bermain anak yang aman, tidak beracun, dan tidak membahayakan keselamatan anak serta mudah dijangkau anak sehingga anak dapat melakukannya sendiri. Benda-benda tersebut dapat ditemukan di sekitar rumah yang dapat dilihat langsung, dipegang, dan diraba, digoyang-goyang, digelindingkan, diputar-putar, dibunyikan, dan di buat berbagai bentuk oleh anak. 

Mengapa Alat Main Penting Bagi Anak?

Alat main itu penting bagi anak, sebab dapat menstimulasi perkembangan anak. Anak adalah ilmuwan alamiah, karena melalui panca inderanya anak dapat mengamati fenomena alam sekitarnya dan dapat memperkaya pengalaman anak dengan benda-benda yang ditemukan. Anak akan belajar bereksperimen, bereksplorasi, dan menginvestigasi lingkungan sekitarnya. Bermain dengan berbagai alat main yang tersedia dan dengan dukungan dari orang dewasa yang dapat mengarahkan dan mendorong anak menjadi seorang yang kreatif dan penuh inisiatif serta dapat membangun pengetahuan yang nantinya dapat digunakan pada masa dewasanya.

Apa Manfaat Alat Main? 

Setiap anak akan memanfaatkan alat main yang berbeda sesuai tingkat usia dan perkembangan anak. Alat main memiliki banyak manfaat bagi anak, antara lain:
  1. Mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak; Ketika anak bermain dengan alat main di rumah yang berbeda-beda ternyata dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan, seperti nilai agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional dan seni. Perkembangan nilai agama dan moral dapat distimulasi melalui berbagai kegiatan di rumah, mulai dari membiasakan berdoa,melakukan ibadah bersama di keluarga, dll. Perkembangan fisik motorik (motorik kasar) anak akan berkembang ketika anak senam, merangkak saat mencari sesuatu di kolong meja, berlari atau melompat dari kursi ke kursi. Kemampuan motorik halus anak juga akan berkembang ketika anak aktif mencari benda-benda yang ia perlukan ataupun berkreasi dengan jari tangannya untuk menciptakan sesuatu. Perkembangan bahasa dapat distimulasi saat anak dikenalkan dengan huruf/kata yang ada dalam kemasan makanan, mengajak anak untuk bercerita baik menggunakan alat maupun hanya lisan, komunikasi timbal balik, diajak untuk menyampaikan idenya, dll. Perkembangan kognitif distimulasi melalui berbagai alat dan bahan yang ada di sekitar rumah seperti mengenal objek-objek tertentu, misalnya bentuk (besar atau kecil) dan rasa (manis, asin, pahit atau asam), jumlah benda, ukuran, dll.Perkembangan sosial emosional anak akan terstimulasi saat anak merasa senang untuk melakukan sesuatu dan dapat berinteraksi dengan anggota keluarganya.Kemampuan seni akan terasah ketika anak menciptakan sesuatu dengan imajinasinya, baik berupa gambar, lukisan, karya kriya ataupun gerak dan lagu.
  2. Mengembangkan keterampilan inkuiri; Sikap ingin tahu ditandai dengan kebiasaan anak yang selalu tertarik pada sesuatu yang baru atau yang belum biasa dilihatnya, aktif bertanya, dan berusaha mencoba atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan jawaban. Rasa ingin tahu anak tumbuh, terpelihara, dan terwujud bila didukung oleh lingkungan yang tepat. Misalnya ketika anak sedang bermain membuat rumah dengan menggunakan balok dan alat main/ benda-benda yang ada di rumah. Orang tua dapat menanyakan pada anak, “Benda–benda apa saja yang kalian lihat?” Selanjutnya orang tua dapat mengubah rancangan rumah dengan mengurangi, menambah atau menggeser rumah di depan anak. Kemudian orang tua bertanya kembali pada anak ”Bagaimana bentuk rumahnya sekarang? Perubahan apa yang kalian lihat? Bagaimana agar rumah menjadi lebih kokoh?” Apapun yang dilakukan anak, berikanlah penghargaan, bukan melihat benar atau salah.
  3. Mengembangkan Imajinasi dan Kreativitas; Alat main/benda-benda yang di rumah memungkinkan anak untuk menggunakan imajinasinya di lingkungan secara bebas dan berani mengambil resiko. Kreativitas membuat anak berkemampuan melakukan eksplorasi, eksperimen, mengubah, bertanya, berkreasi, memanipulasi, bekerja kooperatif, memecahkan masalah, membangun harga diri, dan berorientasi pada proses dan bukan hasil. Oleh sebab itu untuk mengembangkan kreativitas anak tidak lepas dari peran orangtua/ guru. Anak yang selalu dilibatkan dalam aktivitas orangtua seperti memasak, berkebun, menyapu, membersihkan kamar mandi, dsb, akan membantu anak mengeksplorasi kreativitasnya. Ketika anak bermain dalam suasana terbuka maka anak akan mengikuti imajinasi dan minat sehingga kegiatan bermain akan mengalir sesuai kreativitas yang muncul secara spontan. 
  4. Mengajarkan Anak Untuk Bertanya; Aktivitas bermain yang terbuka akan membuat anak berpikir dan memancing anak untuk bertanya. Oleh sebab itu perlu adanya pendampingan/dukungan dari orang dewasa yang dapat memancing anak dengan pertanyan terbuka, sebagai respon terhadap rasa ingin tahu anak dan dapat merespon pertanyaan anak. Berikut beberapa contoh pertanyaan terbuka yang dapat diberikan orang tua agar anak mendapatkan pengetahuan pada saat proses bermain ataupun saat kegiatan main selesai dilakukan anak.1. Apa yang ingin kita buat? 2. Berapa banyak yang diperlukan? 3. Dapatkah kita menghitung jumlahnya? 4. Warna apa saja yang ada? 5. Mana benda yang ukurannya paling besar? 6. Coba sebutkan nama bendanya? 7. Dapatkah menyebutkan huruf-hurufnya? 8. Kira-kira agar lebih bagus apa lagi yang perlu kita tambahkan? 9. Tahukah nama-nama dari bagian benda tersebut? 10. Mengapa kita memerlukan benda ini? 11. Bagaimana caranya agar kita bisa menggunakannya? 12. Siapakah yang bisa membuat benda tersebut? 13. Bagaimana cara membuatnya? 14. Silakan diceritakan apa yang telah dibuat 15. Kalau kaleng ini dipukul lebih keras/lembut, kira kira bunyinya jadi seperti apa ya? 16. Yuk kita coba pakai alat yang lain, coba lihat, apa yang terjadi? 

Seperti Apa Alat Main di Rumah? 

Anak memiliki berbagai cara dalam merespon alat main yang ada di rumah. Alat main atau benda-benda yang dimainkan anak dapat berupa loose parts/material lepasan apapun, baik dari alam, daur ulang atau buatan pabrik. Benda-benda yang ditemukan di alam misalnya pasir, bunga, buah, daun, ranting, batu, kerang, biji-bijian, dan benda alam lainnya yang langsung dapat digunakan tanpa dimodifikasi lagi. Benda-benda daur ulang mislanya bungkus permen, wadah-wadah bekas makanan, minuman, kemasan, kardus, dsb. Benda-benda buatan pabrik misalnya peralatan dapur, peralatan kamar mandi, peralatan di kamar tidur, peralatan di ruang keluarga, dan mainan jadi.

Ketika anak bereksplorasi dengan alat main tersebut, anak akan mendapatkan pengalaman sensorial bagi otak anak, sehingga anak semakin mengetahui dan mengenali lingkungannya. Otak pada anak usia dini sangat responsif terhadap stimulus sensorial dan memiliki potensi berkembang pesat apabila mendapatkan stimulasi yang tepat.

Tips Praktis Untuk Guru/Orangtua
  1. Bermain hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak
  2. Alat main harus aman bagi anak dan hindari benda mudah pecah/tajam dan beracun
  3. Kegiatan yang akan dilakukan serta alat dan bahannya dapat disesuaikan dengan lingkungan rumah masing- masing.
  4. Meletakkan alat main di tempat yang mudah dijangkau: jika benda-benda diletakkan dalam jangkauan anak, maka rumah telah memberikan pesan “Aku bisa melakukannya sendiri”.
  5. Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan bersama anak di rumah
  6. Pada setiap kegiatan anak, orang tua diharapkan selalu bercakap-cakap dengan anak dan memberikan pertanyaaan terbuka (yaitu pertanyaan yang memiliki banyak pilihan jawaban, bukan yang dijawab “ya atau tidak”).
  7. Melakukan berulang kali suatu cara bermain sehingga anak lebih terampil tanpa ada paksaan
  8. Tidak memaksakan anak apabila anak tidak berminat untuk bermain.
  9. Bersikap sabar dan suportif.
  10. Menjadi contoh bagi anak, karena anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa
  11. Mengajak anak untuk terlibat dalam kegiatan sehari- hari di rumah seperti membantu memasak di dapur, membereskan tempat tidur, membersihkan kamar mandi, menyapu halaman, dan lain lain.
  12. Orang tua dapat menciptakan lagu, permainan, dan alat permainan sendiri yang menarik bagi anak dengan cara mengganti dengan yang baru, mengubah atau memodifikasi apa yang telah ada, sehingga anak tidak merasa bosan dengan apa yang telah mereka kuasai.
  13. Membebaskan anak untuk selalu menjelajahi, menemukan, dan mempelajari sesuatu berdasarkan apa yang anak ingin ketahui 
  14. Membantu anak untuk menjadi pengamat yang baik. Katakan pada anak ” lihat....., dengar...., rasakan....., sentuhlah, dan cium bau-bauan yang ada di sekeliling kita.”
  15. Orang tua/ guru mengamati perkembangan anak saat anak melakukan proses kegiatan main maupun hasilnya, kemudian dokumentasikan baik dlam bentuk foto, video maupun catatan.

Contoh  Kegiatan Bermain di Rumah

Ketika anak bermain bersama orang tua di rumah, sebaiknya anak yang lebih berperan dalam bermain, mulai dari mempersiapkan bahan dan alatnya hingga memberikan dukungan saat anak bermain. Orang tua fasilitator dan motivator yang mendampingi dan membantu anak ketika dibutuhkan. Orang tua juga perlu memberikan pijakan-pijakan/dukungan kepada anak saat bermain, misalnya memberikan pertanyaan- pertanyaan terbuka semisal: “Apa yang terjadi jika … Bagaimana pendapatmu jika … Bagaimana cara kamu agar … Bandingkan … Amati …”, dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh kegiatan bermain yang dapat dilakukan anak di rumah bersama orangtua. 

Penutup

Kebutuhan akan bermain sangatlah mutlak bagi perkembangan anak, sehingga guru dan orangtua perlu memfasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan berbagai alat dan bahan untuk bermain serta memfasilitasi kegiatan bermain yang menyenangkan sehingga dapat mendukung perkembangan anak.

Memberikan kesempatan pada anak untuk bereksplorasi dengan benda-benda konkrit yang ada di lingkungan rumah seperti dapur, kamar mandi, kamar tidur, ruang keluarga, halaman rumah, dan lingkungan sekitar dengan menggunakan semua panca inderanya untuk memegang, meraba, mendengar, menghidu, dan merasa.

Melalui berbagai kegiatan main anak mendapatkan pengetahuannya dengan dukungan dari guru/orang tua/ orang dewasa lainnya. Kegiatan main yang dilakukan anak dapat mengeksplorasi rasa ingin tahu anak dan mengajarkan anak bahwa anak belajar sesuatu dari lingkungannya dan belajar menyelesaikan masalah dalam kehidupannya.

Tetap Bermain dirumah.

    Download Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020)

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020) ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    [Download] Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020).pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini (Direktorat PAUD Kemdikbud 2020). Semoga bisa bermanfaat.

    Lihat juga berkas penting lainnya terkait dengan Panduan Guru PAUD TK RA:
    1. Buku Panduan Guru Tematik | Buku Guru PAUD - TK - RA / Pembelajaran Tematik Terpadu Anak Usia Dini Baca Selengkapnya
    2. ORI BUKU PEDOMAN / PANDUAN GURU / KURIKULUM MERDEKA / MERDEKA.BELAJAR / TK.PAUD.RA.TPA.KB. Baca Selengkapnya
    3. Buku Panduan Guru Tematik | Buku Guru PAUD - TK - RA / Pembelajaran Tematik Terpadu Anak Usia Dini Baca Selengkapnya
    4. Buku Panduan Guru PAUD : Hasil Pengamatan dan Penilaian Peserta Didik | Buku TK - PAUD - RA Baca Selengkapnya
    5. Buku Panduan Guru TK - Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Pada Anak Usia TK/RA/PAUD Baca Selengkapnya
    6. Buku Panduan Guru Tematik - Buku Guru PAUD TK dan RA Kurikulum K13 Baca Selengkapnya
    7. Buku Panduan Guru PAUD TK RA ( isi 6 buku kuriklum merdeka) Baca Selengkapnya
    8. "Buku Panduan Guru Tematik | Buku Guru PAUD - TK - RA / Pembelajaran Tematik Terpadu Buku No Original Pengarang:Esterina Lasepta Penerbit:Zikrul Hakim." Baca Selengkapnya
    9. Buku Panduan Guru PAUD, TK, RA Baca Selengkapnya
    10. Buku Panduan Guru Tematik | Buku Guru PAUD/TK/RA | Pembelajaran Tematik Terpadu Baca Selengkapnya
    11. Buku Panduan Guru Tematik | Buku Guru PAUD - TK A - RA//Zikrul Hakim Baca Selengkapnya
    12. Buku Panduan Guru Tematik | Buku Guru PAUD - TK B - RA//Zikrul Hakim Baca Selengkapnya
    13. Buku Panduan Guru Tematik | Buku Guru PAUD - TK - RA / Pembelajaran Tematik Terpadu. Baca Selengkapnya
    14. Buku Panduan Guru Tematik | Buku Guru PAUD - TK - RA / Pembelajaran Tematik Terpadu Anak Usia Dini Baca Selengkapnya
    15. Buku Panduan Guru PAUD TK RA, MELESAT - panduan Kurikulum Merdeka belajar - Sapu lidi Baca Selengkapnya
    16. Buku Panduan Guru PAUD/TK/RA - 300+ ide perencanaan Pembelajaran Berbasis STEAM - Zikrul bestari Baca Selengkapnya

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel