Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa

Berikut ini adalah berkas Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa. Download file format PDF.

Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa
Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA

Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa:

Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa ini diterbitkan oleh Direktorat SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020.

Kata Pengantar

Dalam proses pendidikan, kualitas pembelajaran di sekolah sangatlah ditentukan oleh suasana belajar yang terbangun di sekolah itu dan efektivitas proses pem­ belajaran yang dilakukan. Bagaimana suasana belajar di sekolah dan proses pembelajaran akan bergantung pada kepemimpinan di se­kolah tersebut. Begitu besarnya peran kepemimpinan dalam menen­ tukan kualitas proses dan hasil belajar menuntut adanya berbagai upaya untuk membangun kepemimpinan sekolah yang efektif.

Kepemimpinan yang efektif, bukan hanya ditentukan oleh sosok pribadi kepala sekolah, melainkan juga kemampuan profesional dalam meningkatkan kualitas belajar. Kebijakan Merdeka Belajar yang digulirkan pemerintah menjadi ruang yang luas bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan kepala SMA.

Buku ini tidak hanya membahas kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah, melainkan bagaimana perannya terhadap perbaikan pro­ses belajar siswa. Buku ini disusun dari berbagai sumber, terutama informasi dan data hasil kegiatan yang dilakukan direktorat sela­ma ini, dan berbagai referensi terkait. Diharapkan buku ini menja­di salah satu referensi dan inspirasi bagi setiap satuan pendidikan, khususnya SMA, dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar melalui penguatan kepemimpinan kepala SMA.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KEGUNAAN BUKU

BAGIAN 1: KEPEMIMPINAN SEKOLAH YANG BERUBAH
  • Kepala Sekolah Vs Kualitas Belajar Siswa
  • Kepala Sekolah di Era Merdeka Belajar
  • Tantangan Kepemimpinan di SMA

BAGIAN 2: KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN SMA
  • Jembatan Menuju Kedewasaan
  • Tempat Menimba Pengalaman Belajar
  • Sekolah Sebagai Komunitas Sosial
  • Lokomotif Penguatan Karakter
  • Karakteristik Sekolah Efektif

BAGIAN 3: KEMIMPINAN SMA SAAT INI DAN PROBLEMATIKANYA
  • Kepala Sekolah Hari Ini
  • Problematika Jabatan Kepala Sekolah

BAGIAN 4: PERSPEKTIF BARU KEPEMIMPINAN SMA
  • Menuju Teori Baru
  • Nilai­nilai Kepemimpinan Baru
  • Menguatkan Budaya Sekolah
  • Konsepsi Ideal Kepala SMA
  • Peran Strategis Kepala Sekolah
  • Aktivitas Rutin Kepala Sekolah

BAGIAN 5: PERUBAHAN MENUJU KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL
  • Landasan Perubahan
  • Langkah Perubahan

BAGIAN 6: PENUTUP

REFERENSI

Kegunaan Buku

Dalam setiap organisasi, peran leader menjadi faktor kunci. Pe­mimpin memiliki peran yang menentukan arah dan berjalannya organisasi menuju tujuan yang ditetapkan. Demikian pula halnya dalam sebuah satuan pendidikan. Peran pemimpin satuan pendidikan ibarat nakhoda kapal. Ia harus mampu mengendalikan jalannya kapal di lautan, baik saat laut tenang maupun dalam ge­ lombang.

SMA sebagai satuan pendidikan menengah membutuhkan pemimpin yang kuat. Strong leadership menjadi salah satu prasyarat bagi optimalnya layanan pendidikan di sekolahnya. Karakteristik SMA tentu berbeda dengan jenjang pendidikan lainnya, oleh karena itu tipe pemimpin sekolah di SMA juga berbeda.

Buku ini mengupas tentang kepemimpinan sekolah SMA yang kuat. Namun, kekuatannya diarahkan bukan hanya untuk menjalankan sekolah semata, melainkan fokus pada peningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Di sinilah, kinerja kepala sekolah diukur dari pencapa­ian hasil belajar siswa, bukan dari yang lain.

Namun, kita juga harus ingat bahwa kualitas hasil akan sangat di­ tentukan oleh kualitas proses belajar yang dilakukan. Harus dipasti­ kan bahwa proses belajar di sekolah berjalan secara efektif mengarah pada hasil yang ingin dicapai. Di sinilah peran kepala sekolah sangat menentukan untuk memastikan proses belajar berjalan efektif.

Buku ini dapat menjadi referensi bagi pemangku kepentingan SMA untuk memastikan bahwa faktor kepemimpinan sekolah menjadi hal penting yang perlu menjadi perhatian, dan faktor yang menen­ tukan hasil belajar siswa.

BAGI PEMERINTAH
  • Sebagai salah satu referensi dalam penyusunan kebijakan terkait hasil belajar siswa;
  • Sebagai bahan kebijakan program peningkatan mutu SMA.

BAGI PEMDA
  • Hasil belajar siswa sebagai target kinerja kepala sekolah;
  • Penentuan kepala sekolah berdasarkan kemampuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa;

BAGI KEPALA SEKOLAH
  • Hasil belajar siswa sebagai fokus kerja utama kepala sekolah;
  • Konsisten melayani pendidikan berfokus pada kualitas hasil belajar siswa.

BAGI STAKEHOLDER
  • Memberi dukungan dalam penguatan kepala sekolah agar fokus pada hasil belajar siswa;
  • Memberi bantuan yang dibutuh­kan untuk mencapai kualitas ha­sil pendidikan.

BAGI GURU
  • Menambah wawasan mengenai tantangan kerja kepala sekolah di masa yang akan datang;
  • Memberi bekal untuk menyiapkan diri menjadi kepala sekolah.

Kepemimpinan Sekolah yang Berubah

Ketika berurusan dengan sekolah, siapapun, akan selalu ber­ hadapan dengan sosok sang pemimpin di sekolah, yakni kepala sekolah. Dialah sosok tunggal yang dianggap sebagai representasi sekolah dan pemegang kunci kebijakan di sekolah. Bahkan segala hal terkait sekolah, identik dengan kewenangan kepala sekolah.

Begitulah kepala sekolah diposisikan saat ini. Tidak ada urusan se­kolah yang luput dari keterlibatan pemimpin sekolah tersebut. Pan­ tas apabila kepala sekolah dianggap sebagai figur yang tahu banyak hal tentang sekolah, karena dia terlibat dalam berbagai persoalan sekolah.

Kariernya bermula dari guru, sosok yang memenuhi syarat kemu­ dian mendapat promosi sebagai kepala sekolah. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah, di Indonesia disebut sebagai “guru yang mendapat tugas tambahan”. Intinya, peran utama kepala sekolah tetaplah sebagai guru, namun ia memiliki tambahan tugas untuk menjadi leader dalam proses pendidikan di sekolahnya.

Namun kerapkali ada anggapan bahwa karena statusnya “tugas tambahan” maka posisi kepala sekolah tidak benar­benar diper­siapkan, baik secara kompetensi maupun mental memimpin. Sering kali syarat yang menjadi pertimbangan utama adalah kualifikasi. Se­mentara di sisi lain, dengan menjabat kepala sekolah, tugas utamanya sebagai guru menjadi kurang optimal.

Begitu penting dan strategisnya sosok kepala sekolah sebagai tenaga kependidikan, regulasi tentang kepala sekolah berada di bawah unit utama di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yakni Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan. Berbeda dengan unit utama yang mengelola satuan pendidikannya sendiri.

Namun, karena posisinya yang sangat berpengaruh terhadap ku­alitas pembelajaran dan hasil belajar, aspek kepemimpinan sekolah, menjadi perhatian semua pihak. Kepala sekolah juga memiliki posisi yang sangat menentukan terhadap kualitas belajar siswa.

Dalam tatanan regulasi, kepala sekolah disebut sebagai salah satu organ sekolah dari dua organ yang ada. Satu organ lainnya adalah Komite Sekolah. Dua organ ini memiliki tugas yang berbeda dengan fungsi yang sama yakni meningkatkan kualitas belajar siswa.

Kepala sekolah memiliki tugas untuk menjalankan peningkatan mutu pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan sebagai pelaksana MBS atas nama Kepala Daerah. Sedangkan komite sekolah bertugas memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan baik berupa tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan, untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Secara lebih teknis, tugas dan fungsi kepala sekolah juga diuraikan dalam berbagai regulasi, khususnya regulasi di bidang pendidikan. Syarat kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah diatur oleh standar pendidikan.

Namun perlu dipahami bahwa kepala sekolah di sekolah negeri berstatus pegawai negeri. Maka posisi kepala sekolah ­­khusunya yang berstatus PNS tadi­­ juga diatur oleh regulasi yang terkait dengan kepegawaian pemerintah, yakni Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara­Reformasi Birokrasi serta Kementerian/Lembaga terkait lainnya. Sementara itu, ke­wenangan pengelolaan kepala SMA, kini menjadi kewenangan pe­merintah provinsi.

Dapatlah dipahami bahwa posisi kepala sekolah yang strategis itu diatur oleh banyak regulasi. Sementara itu, tantangan yang dihadapi dalam mengelola sekolah sangatlah dinamis dan terus berubah se­jalan dengan perubahan zaman. Itulah mengapa kepemimpinan sekolah, khususnya di SMA, perlu mendapat perhatian serius dari kita semua untuk memastikan penyelenggaraan pendidikan berjalan dalam rel yang tepat.

Kepala Sekolah Vs Kualitas Belajar Siswa

Melihat regulasi yang mengatur kepala sekolah begitu banyak dan tantangan yang begitu dinamis, sangat menarik untuk membedah lebih jauh lagi tentang bagaimana kepemimpinan SMA membawa pengaruh terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Aspek kepemimpinan ini dapat ditinjau bukan dari aspek kualifikasi dan kompetensi sosok kepala sekolah semata, melainkan dari ke­ mampuan spesifik yang tertuang dalam syarat kompetensi, khususnya kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan sosial.

Pendidikan sesuai definisinya adalah usaha sadar dan terencana un tuk membangun suasana belajar dan melakukan proses pembelajaran agar setiap individu dapat mengembangkan potensi dirinya sebagai fitrah Yang Maha Kuasa. Bagaimana sebuah usaha terencana dilakukan, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, haruslah ada seorang dirijen yang mengomando.

Sebuah karya musik yang indah, pastilah berkat peran seorang di­rigen yang dapat menghidupkan suasana sehingga semua orang dapat mengikuti dengan irama yang indah. Begitu pula peran pimpinan di sekolah. Musik indah yang diperdengarkan adalah meningkatnya kualitas belajar siswa.

Buku ini akan mengurai aspek kepemimpinan kepala sekolah dari sudut pandang tata kelola satuan pendidikan. Pembahasan lebih da lam difokuskan pada hal-hal berikut.
a. Aspek kepemimpinan di sekolah sebagai sebuah komunitas so­sial yang menjunjung tinggi moralitas.
b. Aspek kepemimpinan instruksional dengan segala dimensinya;
c. Perubahan kepemimpinan kepala sekolah di tengah posisi se­kolah yang terus berubah.

Dengan sudut pandang semacam itu, maka cukup jelas kiranya bahwa kepemimpinan sekolah di sini tidak hanya berbicara terkait sosok kepala sekolah, melainkan lebih luas dari itu sebagai satu aspek penentu kualitas pembelajaran di setiap satuan pendidikan, khusus­nya SMA, terlebih posisi kepala sekolah di era Merdeka Belajar yang makin diperkuat.

Kepala Sekolah di Era Merdeka Belajar

Merdeka Belajar, merupakan sebuah ikon kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di era Menteri Nadiem Anwar Makarim, yang diluncurkan pada tahun 2019. Ikon ini dicirikan dengan kebijakan yang lebih berpihak kepada kemerdekaan pada guru dan sekolah dalam menjalankan tugas profesionalnya, penguatan ke­ mandirian satuan pendidikan dan memberikan hak yang sama pada warga negara dalam mengakses layanan pendidikan yang bermutu.

Kebijakan ini diambil melihat kondisi dunia pendidikan yang masih menghadapi berbagai persoalan, bukan hanya di tataran penyeleng­garaan, melainkan dalam kesesuaian antara prinsip dasar dan implementasinya.

Di era Merdeka Belajar, peran kepala sekolah dikembalikan kepada prinsip dasarnya sebagai pemimpin yang menjalankan manajemen berbasis sekolah. Beberapa hal penting kebijakan yang menuntut kinerja kepala sekolah antara lain:
  • Dihilangkannya Ujian Nasional (UN) membawa konsekuensi tanggung jawab yang besar di pundak kepala sekolah. Penen­tuan kelulusan sepenuhnya berada di tangan sekolah. Di sinilah objektivitas hasil belajar akan sangat menentukan posisi sekolah;
  • Dihilangkannya USBN juga menjadi tantangan yang tidak ringan bagi kepala sekolah. Kualitas belajar siswa, sepenuhnya akan bergantung pada kualitas proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Sekolah dituntut melakukan penilaian sesuai prinsip penilaian pendidikan serta melakukan asesmen yang lebih holistik untuk mengukur kompetensi anak, tidak cukup hanya dengan penilaian dari aspek pengetahuan;
  • Penyederhanaan tugas administratif guru yang dianggap mem­ bebani seperti pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi hanya satu lembar, menantang kepala sekolah untuk mengembangkan strategi baru dalam perencanaan pem­ belajaran yang optimal dan inovasi pembelajaran.
  • Peningkatan kompetensi guru perlu dilakukan dengan ber­ bagai upaya inovatif dan kreatif. Salah satunya melalui gerakan masyarakat yang dikemas dalam program organisasi pengge­rak. Hal ini menjadi tantangan kuat bagi kepala sekolah dalam memastikan para guru di sekolahnya makin profesional.
  • Dalam penguatan kompetensi guru, kepala sekolah juga ditun­tut untuk lebih fokus pada bagaimana membangun suasana belajar dan mengefektifkan proses pembelajaran.
  • Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kepala sekolah memastikan bahwa sekolahnya memenuhi hak masyarakat sekitar sekolah untuk mendapatkan layanan pendidikan bermutu. Hal ini terutama bagi sekolah pemerintah yang di­biayai oleh uang rakyat. Tidak selayaknya sekolah memilih siswa yang dilayaninya hanya dari kalangan yang dianggap pan­ dai saja atau yang memiliki kemampuan finansial memadai. Sekolah pemerintah adalah alat pemerintah untuk menjamin hak pendidikan bagi rakyatnya.

Kebijakan pemerintah kini memberi kewenangan yang besar kepada kepala sekolah. Namun di sisi lain, mereka juga dituntut tanggung­ jawab profesionalnya untuk memastikan bahwa proses pendidikan berjalan untuk mencapai hasil yang ditetapkan sesuai tujuan pendidikan.

Tantangan Kepemimpinan di SMA

Selain tantangan dari sisi kebijakan, kepala SMA menghadapi kon­ disi sekolah yang terus berubah sejalan dengan perubahan zaman. Era industri 4.0 membawa konsekuensi operasional sekolah banyak berubah. Pemanfaatan TIK dalam berbagai aktivitas sekolah menja­ di sebuah keniscayaan.

Hal yang perlu dipertimbangkan adalah terjadinya pergeseran dan konten pembelajaran. Konten pembelajaran akan mengarah pada kompetensi yang dibutuhkan anak di masa datang. Selian itu, kegiatan pembelajaran yang menghadirkan pengalaman belajar ber­makna akan sangat diperlukan untuk menyiapkan anak hidup di zamannya.

Semua perubahan ini menjadi tantangan yang tidak ringan bagi kepala sekolah. Inilah yang menjadi fokus bahasan pada bagian-­bagian selanjutnya dari buku ini.

Karakteristik Satuan Pendidikan SMA

Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah satuan pendidikan mene­ ngah umum yang melayani pendidikan jalur formal. SMA memberikan layanan pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Se­kolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

SMA pada hakikatnya merupakan satuan pendidikan yang berfung­si untuk menyelenggarakan “pendidikan bersifat umum”. Yakni pendidikan yang menyediakan kurikulum dengan sejumlah bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan berpikir secara rasional. Melalui pendidikan umum, peser­ta didik diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk menggali, mengolah, dan menggunakan informasi (well-informed person) yang dimuat dalam berbagai bahan kajian dan pelajaran melalui pemikiran dan diskusi rasional.

Di Indonesia, terdapat tidak kurang dari 13.700 SMA yang tersebar di seluruh provinsi dengan kondisi yang sangat beragam. Masing­ masing memiliki konteks lingkungan dan sosial budaya yang ber­beda­beda dan problematika yang juga sangat beragam. Dengan demikian, pengelolaan SMA memerlukan kepemimpinan yang tangguh untuk menjadikan sekolahnya sebagai satuan pendidikan menengah yang efektif dan bermakna.

Berdasarkan pengelolanya, SMA terbagi dua. Yakni SMA Negeri yang dikelola pemerintah, dan SMA Swasta yang dikelola masyarakat, baik masyarakat di dalam negeri, maupun masyarakat yang menjalin kerja sama dengan pihak luar negeri. Masing­masing sekolah, memiliki model kepemimpinanya sendiri.

Di sekolah negeri, sebagai institusi pemerintah, kepemimpinan sekolah sangat dipengaruhi oleh regulasi terkait kepegawaian pemerintah. Karena bersifat lembaga yang melayani masyarakat, maka di sekolah negeri wajib adanya Komite Sekolah sebagai repre­sentasi masyarakat. Sehingga di sekolah negeri terdapat dua organ yakni Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Sedangkan kepemim­ pinan sekolah swasta sangat dipengaruhi oleh lembaga pengelolanya.

Kepala sekolah memegang posisi kunci dalam kepemimpinan sekolah. Ia bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan sekolah secara keseluruhan. Ruang lingkup kerja kepala sekolah, sangat ditentukan oleh pengelolanya.

Sebelum menguraikan tentang kepemimpinan di SMA, berikut disajikan karakteristik satuan pendidikan SMA berdasarkan peran dan fungsinya bagi kehidupan, khususnya bagi perkembangan peserta didik. Di antaranya sebagai (1) Jembatan Menuju Kedewasaan; (2) Tempat Menimba Pengalaman belajar; (3) Sebagai Komunitas Sosial; dan (4) Lokomotif Penguatan Karakter. Selain itu juga perlu diketa­ hui karakteristik sekolah yang efektif.

    Download Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Download Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA yang Berorientasi pada Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Siswa. Semoga bisa bermanfaat.

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel