Buku Juknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba

Berikut ini adalah berkas Buku Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba. Download file format PDF.

Buku Juknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba
Buku Juknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba

Kambing dan domba potensial sebagai penyedia daging untuk memenuhi kebutuhan nasional. Hal itu tidak terlepas dari berbagai keunggulan yang dimiliki ruminansia kecil itu. Masa bunting kambing yang pendek salah satunya. Juga bersifat prolifik, bisa melahirkan anak dua ekor atau lebih dalam setiap kali melahirkan. Dengan potensi itu, kambing akan cepat berbiak sehingga dapat menyokong pemenuhan kebutuhan daging bagi seluruh penduduk. Kambing dan domba telah menyatu dengan kehidupan masyarakat di pedesaan. Meski dengan pemeliharaan secara sambilan, usaha ternak kambing dan domba dapat menjadi penopang ekonomi keluarga. Dengan sistem pemeliharaan yang lebih baik, tentunya produktivitas ternak dan keuntungan peternak akan lebih meningkat. Buku ini dapat menjadi acuan dalam upaya peningkatan produksi dan populasi kambing dan domba mulai dari pemilihan bibit, pemberian pakan, pengelolaan kandang yang layak dan sehat, serta cara mencegah penyakit. Inovasi anyar yang terkait dengan kambing dan domba pun disajikan, seperti hi-fer, wafer pakan, serta sinkronisasi estrus dan inseminasi buatan. Informasi tersebut layak diketahui dan diterapkan oleh peternak kambing dan domba, baik skala kecil maupun besar.

Buku Juknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba:

PENGANTAR

Petunjuk teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba disusun untuk memenuhi banyaknya permintaan mengenai ternak domba. Ternak domba saat ini menunjukkan peningkatan yang pesat, karena beternak domba bukan sesuatu yang baru bagi petani pedesaan, ternak domba ini merupakan salah satu jenis ruminansia yang banyak diminati orang, kerena mudah pemeliharaannya dan cepat berkembang biak. Sehingga diperlukan petunjuk teknis dalam pengusahaanya.

Sasaran petunjuk teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba ini adalah para penyuluh pertanian, para penyuluh swadaya, pelaku utama usahatani, dan peminat lainnya, sebagai bahan informasi untuk penerapan teknologi Pemeliharaan Ternak Domba dan bahan penyebaran informasi kepada anggota kelompok tani dan Gapoktan.

Semoga Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba ini, dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

PENDAHULUAN
SEJARAH, JENIS DAN MANFAAT TERNAK DOMBA
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA TERNAK DOMBA
A. Lokasi
B. Penyiapan sarana dan prasarana
a. Kandang
b. Persiapan Bibit
c. Seleksi Induk
d. Seleksi Pejantan

STANDARISASI DAN KARAKTERISASAI BIBIT DOMBA GARUT
A. Spesifikasi
B. Daun Telinga 
C. Ekor
D. Tanduk
E. Standarisasi Sifat Kuantitatif Mutu Domba Garut
F. Sifat Kualitatif Domba Garut
G. Aspek Produksi Domba Garut 
H. Aspek Reproduksi Domba Garut Jantan
I. Reproduksi dan Perkawinan
J. Proses Kelahiran
K. Pemeliharaan
a. Pakan Hijauan
L. Pemberian Pakan Konsentrat
M. Kesehatan Ternak dan lingkungannya 
a. Ciri-ciri Ternak Domba yang sehat
b. Ciri-ciri Ternak Domba yang sakit
c. Penyebab Hewan Sakit 
d. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
N. Penyakit yang sering menyerang Ternak Domba
1. Penyakit Mencret
2. Penyakit Radang Pusar
3. Penyakit Orf
4. Penyalit Pink Eye
5. Penyakit Cacar Mulut
6. Penyakit Titani . 23
7. Penyakit Radang Limpah (Antrax)
8. Penyakit Mulut dan Kuku
9. Penyakit Ngorok
10. Penyakit Perut Kembung
11. Penyakit Parasit Cacing
12. Penyakit Kudis
13. Penyakit Dermatitis
14. Penyakit Kelenjar Susu 
O. Budidaya Hijauan Pakan
P. Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak 
Q. Cara Pembuatan Kompos

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan protein yang diiringi dengan laju pertambahan penduduk yang terus meningkat, menyebabkan kebutuhan akan daging sebagai salah satu sumber protein semakin hari semakin meningkat pula. Ternak domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang memiliki prospek yang cukup besar untuk dikembangkan, sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap pemenuhan kebutuhan daging.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi sentra peternakan domba di Indonesia, jumlah populasi ternak domba di Jawa Barat mencapai 2.684.782 ekor atau 70,99% dari total populasi domba di Indonesia (BPS, 2013), namun kondisi yang terjadi selama ini pola pemeliharaan ternak domba di Jawa Barat masih berskala kecil dan bersifat tradisional, kondisi ini menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas baik produksi daging maupun produksi bakalan sehingga tingkat pendapatan petani dari usaha ternak domba masih relatif kecil.

Ternak domba di Jawa Barat umumnya diusahakan petani sebagai usaha sampingan dari usaha pokoknya sebagai petani, sifat usahaternak domba yang dilaksanakan biasanya digunakan sebagai tabungan, sehingga sistem pemeliharaan ternak yang dilakukanpun belum berorientasi ekonomis. Kondisi ini cukup dimungkinkan karena ternak domba mempunyai beberapa keuntungan jika dilihat dari segi pemeliharaan seperti : 1) cepat berkembang biak dan bersifat prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor) dan dapat beranak dua kali setahun, 2) memiliki bentuk tubuh yang relatif kecil sehingga tidak memerlukan kandang yang luas serta jumlah pakan yang besar, 3) termasuk jenis hewan herbivora (pemakan tumbuhan) dan tidak terlalu memilih jenis pakan yang diberikan dan penciumannya tajam sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan, 4) dapat memberikan pupuk kandang dan sebagai sumber keuangan untuk keperluan pertanian atau untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang mendadak.

Dengan melihat keunggulan serta prospek pemeliharaan ternak domba yang semakin hari semakin berkembang, pemeliharaan ternak domba dapat diarahkan menjadi usaha yang lebih ekonomis melalui penerapan sistem pemeliharaan yang lebih intensif sehingga diharapkan mampu memberikan tambahan pendapatan yang lebih berarti bagi petani. 

SEJARAH, JENIS DAN MANFAAT TERNAK DOMBA

Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dariAsia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang berasal dari Asia.

Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
  1. Domba Kacang / lokal / kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia.
  2. Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
  3. Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.
  4. Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.

Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat.

Manfaat dari ternak domba diantaranya adalah sebagai penghasil daging yang merupakansumberproteindanlemakhewani. Selain daging, susu domba mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif minuman kesehatan untuk mensubstitusi susu sapi, namun sampai saat ini pemanfaatan susu domba belum memasyarakat selayaknya pemanfaatan susu sapi. Hasil ikutan lain yang dapat dimanfaatkan dari ternak domba diantaranya adalah bulu domba yang dapat digunakan sebagai bahan baku tekstil serta pemanfaatan kotoran domba yang dapat dimanfaatkan sebagai sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. 

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA TERNAK DOMBA

A. Lokasi

Lokasi untuk peternakan domba sebaiknya berada di areal yang cukup luas, udaranya segar dan keadaan sekelilingnya tenang, dekat dengan sumber pakan ternak dan sumber air, jauh dari daerah pemukiman dan sumber air penduduk (minimal 10 meter) serta relatif dekat dari pusat pemasaran ternak

B. Penyiapan Sarana dan Prasarana
a. Kandang
  • Kandang harus dibuat kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama.
  • Bahan dapat menggunakan bahan yang mudah diperoleh seperti: kayu dan bambu.
  • Ukuran disesuaikan dengan jumlah ternak.
  • Kandang harus mudah dibersihkan, memperoleh sinar matahari pagi, memiliki ventilasi yang cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya untuk menghindarkan dari resiko banjir.
  • Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif kecil, misalnya dari atap rumbia atau genting tanah.
  • Buat lubang penampungan kotoran di bagian bawah kandang sedalam 40 cm.
  • Buat saluran pembuangan air di sekitar kandang agar tidak becek 
Kandang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan fungsi dari masing-masing bagian kandang, beberapa bagian kandang yang dapat diterapkan dalam pembuatan kandang domba diantaranya, yaitu:
a) Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m. 
b) Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas
1,5 x 1 m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
c) Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak.

Di dalam kandang domba sebaiknya terdapat tempat pakan, tempat minum, gudang pakan, lapangan terbuka untuk tempat umbaran (tempat domba diangon) dan tempat kotoran/kompos.

b. Persiapan Bibit
Domba yang akan digunakan sebagai bibit haruslah domba yang sehat dan tidak terserang oleh penyakit, berasal dari bangsa domba yang memiliki kinerja reproduksi yang baik diantaranya persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/ pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.

c. Seleksi induk
  1. Pilih induk yang berbadan besar dan panjang, seimbang, serta bagian-bagian anggota badannya yang berpasangan simetris
  2. Pilih induk yang sehat dengan ciri-ciri sebagai berikut: • Mata bersinar/bening • Cermin hidung lembab/tidak kering • Selaput mata tidak pucat • Bulu berkilat/tidak kusam dan kaku • Badan kekar, tidak terlalu gemuk
d. Seleksi Pejantan
  1. Pilih jantan yang berbadan besar dan panjang seimbang, serta bagian-bagian anggota badannya simetris
  2. Pilih Pejantan yang sehat dengan cirri-ciri sebagai berikut: • Mata bersinar/bening • Cermin hidung lembab/tidak kering • Selaput mata tidak pucat • Bulu berkilat/tidak kusam dan kaku • Badan kekar, tidak terlalu gemuk • Bentuk buah zakar normal (sepasang berukuran sama) • Umur minimal 1,5 tahun.

    Download Buku Juknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    [Download] Buku Juknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba.pdf
    [Download] Buku Petunjuk Teknis Manajemen Praktis Pemeliharaan Kambing dan Domba di Sentra Perkebunan.pdf
    [Download] Buku Petunjuk Teknis Pemanfaatan Limbah Perkebunan Sebagai Bahan Pakan Lokal Untuk Kambing Dan Domba.pdf
    [Download] Buku Sukses Beternak Kambing dan Domba.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Petunjuk Teknis Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba. Semoga bisa bermanfaat.

    Kami rekomendasikan kepada Anda beberapa berkas dan buku lainnya:

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel