Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19

Berikut ini adalah berkas Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19. Download file format PDF.

Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19
Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19

Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19:

Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19 di Masa Pandemi Covid-19 ini diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2020.

Latar Belakang

Di tengah situasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), perguruan tinggi tidak bisa berpangku tangan. Dunia akademik bukanlah hidup di menara gading yang terpisah dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Kampus yang memiliki sumber daya manusia terampil dibutuhkan proaktif berkontribusi membantu masyarakat dalam menghadapi wabah.

Pengabdian masyarakat merupakan bagian tak terpisahkan dari filosofi dasar Tri Dharma Perguruan Tinggi yang implementasinya berbasiskan penelitian maupun pembelajaran.Pengabdian kampus dalam menangani Covid-19 melibatkan segenap komponen civitas academica. Melalui pengabdian masyarakat, kampus diharapkan berkontribusi pada bangsa Indonesia yang sedang didera wabah.

Bentuk-bentuk pengabdian masyarakat pada masa pandemic Covid-19 sangat beragam.Ditjen Dikti menginisiasi program RECON (Relawan Covid-19 Nasional), yang melibatkan 15.000 mahasiswa untuk membantu menangani Covid-19. Program relawan mahasiswa ini digalang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI). Kemendikbud dan ISMKI telah menjaring 15 ribu mahasiswa untuk membantu pemerintah menangani wabah Covid-19. Mereka akan dilibatkan dalam program preventif dan promotif dengan melakukan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai Covid-19.

Dalam tataran implementasi program RECON ini, dilakukan beberapa hal. Pertama, mobilisasi mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dari sejumlah PTN/ PTS untuk menjalankan peran sebagai KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi). Kedua, Ditjen Dikti melakukan mobilisasi mahasiswa Fakultas Kedokteran/ Keperawatan PTN/ PTS untuk melakukan Triage and Tracking. Ketiga, mobilisasi mahasiswa Fakultas Kedokteran/Keperawaran PTN/ PTS untuk terlibat dalam proses pengujian Covid-19. Keempat, Ditjen Dikti menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk KIE dan Call Center. Terakhir, Ditjen Dikti menyelenggarakan diklat untuk Triage, Tracking, dan Testing.

Pemerintah sangat mengapresiasi kontribusi pengabdian masyarakat mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Ditjen Dikti akan memberikan apresiasi kepada para mahasiswa yang menjadi relawan, salah satunya sertifikat dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang dapat digunakan sebagai Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Kedua, Dikti memberikan jaminan bahwa kegiatan mahasiswa menjadi relawan penanganan Covid-19 dapat dikonversi menjadi nilai SKS. Misalnya, mahasiswa kesehatan mendapat SKS dari kegiatan penanganan Covid-19 sebagai pengabdian masyarakat atau bagian dari co-as. Kemudian mahasiswa teknik yang membuat ventilator atau disinfektan juga dapat dikonversi ke dalam satuan perkuliahan.

Perguruan tinggi juga menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Perguruan tinggi memegang peran sangat penting dalam penanganan Covid-19 karena memiliki sumber daya rumah sakit Pendidikan, baik PTN maupun PTS. Rumah Sakit Pendidikan menghadapi posisi dilematis. Di satu sisi menjadi tumpuan harapan penanganan Covid-19 karena memiliki sumber daya manusia kompeten dan dapat diandalkan, tetapi di sisi lain RS Pendidikan juga perlu menjalankan fungsinyadalam proses pendidikan kedokteran. Rumah Sakit Pendidikan merupakan kawah candradimuka bagi pendidikan dokter, dalam hal ini untuk menjadi tenaga andal pelayanan kesehatan. Dokter yang sedang belajar ini dilibatkan dalam penanganan pasien Covid-19, bahkan di sejumlah tempat pengabdian mereka berakhir duka. Beberapa dosen mengorbankan jiwanya demi penanganan wabah.

Pemerintah sangatmengapresiasi kontribusi dari Rumah Sakit Pendidikan, baik PTN maupun PTS, dalam membantu penanganan pandemi Covid-19. Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Dikti (Dirjen Dikti) menyampaikan bahwa sejak awal pandemi,Rumah SakitPendidikan beserta tenaga kesehatan berkontribusi sangat penting melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan diri agar bisa berperan sebagai pusat pengujian dan melakukan penanganan pasien.

Ditjen Dikti telah menyiapkan 13 Rumah Sakit Pendidikan dan 13 Fakultas Kedokteran PTN untuk menjadi Test Center atau RS Rujukan. Ditjen Dikti juga meningkatkan kapasitas RS Pendidikan untuk menampung dan menangani pasien Covid-19.

Perguruan tinggi memiliki sumber daya manusia yang berada di garda di depan dalam penanganan wabah, yaitu dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Covid-19 merupakan wabah baru yang berpotensi mengancam tidak hanya pasien umum tetapi juga tenaga kesehatan.Terkait hal tersebut, Ditjen Dikti berusaha meningkatkan kapabilitas SDM RS Pendidikan dan FK terkaitpengujiandan penangananpasien.Ditjen Dikti juga mengadakan peralatan kesehatan dan penunjang medik untuk 26 RS Pendidikan/FK PTN.Kemudian dalam penanganan pasien, dilakukan optimalisasi RS Pendidikan / FK untuk ruang isolasi.

Pada level perguruan tinggi, kampus telah mengubah praktik pengabdian masyarakat berbasiskan kurikulum yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN yang pada masa sebelum pandemi bersifat tatap muka dan in-situ/lapangan di daerah, khususnya daerah pedesaan, maka pada masa wabah ini, program KKN diubah secara daring dan ditujukan untuk dan membantu mengatasi pandemi Covid-19. KKN Covid-19 tetap menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah untuk mencegah mahasiswa/dosen terinfeksi virus Covid-19.Tujuan utama dari pelaksanaan KKN Daring di saat pandemi adalah untuk melindungi masyarakat dan pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKN, baik mahasiswa, dosendan masyarakat di lokasi KKN.

Melaksanakan kegiatan KKN secara daring mengharuskan mahasiswa tidak bisa bertatap muka berbaur dengan warga untuk sosialisasi dan eksekusi program. Mahasiswa kemudian menyiasatinya mengembangkan pembuatan pamflet, poster, infografik, materi pembelajaran digital, dan pendampingan belajar bagi siswa secara daring.

Selain itu, dalam rangka penanggulangan wabah, rasa gotong royong perguruan tinggi juga sangat terasa. Pada aspek internal, dampak dari pandemi juga dirasakan oleh mahasiswa dengan meningkatnya biaya telekomunikasi. Untuk membantu mahasiswa sejumlah perguruan tinggi memberikan bantuan pulsa atau kuota internet. Bantuan ini diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan paket data mahasiswa. Sedangkan bagi komunitas eksternal, perguruan tinggi bahu-membahu memberikan sumbangan dalam penanganan Covid-19 baik berbentuk Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan maupun bantuan bahan pangan bagi warga terdampak.

Wabah yang melanda kita beberapa bulan ke belakang ini bukan hanya terkait duka semata. Tetapi membuka mata tentang pengabdian bagi perguruan tinggi dan civitas academica di dalamnya. Pandemi ini belum diketahui ujungnya sampai kapan berakhir, tetapi energi pengabdian perguruan tinggiakan terus menyala. Secara akademis, semua bergerak bersama melawan pandemi, berkontribusi mengabdi bagi negeri yang sedang membutuhkan pengabdian.

Tujuan penulisan buku antara lain buku ini menjadi media sosialisasi dan informasi sumbangsih pengabdian masyarakat perguruan tinggi di masa pandemi Covid-19. Kedua, penulisan buku ini bentuk apresiasi Ditjen Dikti terhadap kontribusi pengabdian masyarakat dalam di masa pandemi. Ketiga, buku ini diharapkan dapat mendorong praktik baik di pengabdian masyarakat perguruan tinggi menghadapi pandemi kesehatan.

Harapan kami, buku ini dapat bermanfaat bagi pemangku kepentingan Ditjen Dikti dan menjadi bahan rujukan dalam hal pengambilan kebijakan. Pengabdian masyarakat merupakan salah satu tanggungjawab penting perguruan tinggi dan kita akan sangat berharap perguruan tinggi menjadi solusi.

Buku ini berisi antara lain program RECON (Relawan Covid Nasional), perguruan tinggi di garis depan menghadapi Covid-19, bantuan perguruan tinggi kepada mahasiswa, KKN di Masa Pandemi, Bersama masyarakat melawan pandemi.

Dalam menyiapkan buku ini melibatkan partisipasi perguruan tinggi baik PTN maupun swasta dan juga LLDIKTI. Ditjen Dikti sangat berterimakasih kepada kontributor yang telah memberikan bahan tulisan kepada kami. Besar harapan kami, perguruan tinggi terus berkarya dan maju dalam pengabdian masyarakat dan wabah ini akan segera berakhir.

Daftar Isi

Tim Penyusun
Daftar Isi
Daftar Tabel
Pendahuluan 
Kata Pengantar plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Kata Pengantar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Latar Belakang

Pembahasan 
Bersama Masyarakat Melawan Pandemi 
Menjaga Garis Depan Penghalau Pandemi
Kuliah Kerja Nyata di Masa Pandemi
Memberi Perhatian Lebih Kepada Mahasiswa
Aplikasi Relawan Covid-19 Nasional (RECON)

Penutup
Harapan Ke Depan 
Ucapan Terima Kasih

    Download Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    [Download] Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19. Semoga bisa bermanfaat.

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel