Panduan Kepala Sekolah Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19

Berikut ini adalah berkas Panduan Kepala Sekolah/Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19. Download file format PDF.

Panduan Kepala Sekolah Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19
Panduan Kepala Sekolah/Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19

Panduan Kepala Sekolah/Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Panduan Kepala Sekolah/Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19:

PENGANTAR

Dalam situasi sulit seperti saat ini, semoga kita tetap saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain untuk memberikan pelayanan pendidikan terbaik bagi murid dengan tetap mematuhi peraturan yang telah pemerintah tetapkan. Kita berharap agar pandemi COVID-19 ini segera berakhir sehingga kita dapat kembali beraktivitas dengan normal seperti sedia kala.

Di tengah pandemi COVID-19, kita sedang menyesuaikan diri dengan situasi baru yang masih belum jelas, terutama dalam menyelenggarakan pembelajaran bagi siswa. Kepala sekolah dan guru perlu bekerjasama untuk merancang pembelajaran yang kontekstual untuk diterapkan oleh siswa bersama orangtua di rumah masing-masing.

Kepala Sekolah dan stakeholder pendidikan perlu bekerja sama dalam berbagi pengalaman dan strategi memimpin sekolah, sehingga dapat memberikan ide satu sama lain untuk mengatasi tantangan yang sedang dihadapi.

Panduan pengelolaan sekolah saat pendemi COVID-19 ini adalah kumpulan langkah-langkah praktis dari pengalaman beberapa kepala sekolah di Indonesia. Bapak/Ibu kepala sekolah dapat mempelajari dan menerapkan isi panduan ini sesuai dengan situasi sekolah masing-masing.

Panduan Memimpin Sekolah

A. BAGAIMANA MENGELOLA GURU? 

MENGELOLA GURU

Prinsip

  • Membangun kedekatan sosial dengan guru. Tanyakan kondisi kesehatan dan kebutuhan dasar guru dan keluarga. Salah satu tujuan belajar dari rumah adalah terjaganya kondisi kesehatan guru dan siswa dengan mengelola beban kerja dan istirahat yang cukup.
  • Mengetahui aktivitas pembelajaran yang dirancang dan dilakukan oleh guru sesuai dengan kondisi siswa dan orangtua.
  • Memfasilitasi pemecahan masalah atas kendala pembelajaran yang ditemukan guru hingga menemukan solusi bersama.
  • Berikan apresiasi kepada guru yang tetap bekerja keras mengusahakan pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
  • Pastikan guru merasa tidak sendiri. Kepsek dan staf sekolah akan membantu mempersiapkan pembelajaran dan mengumpulkan bahan ajar.

Hal-hal yang perlu dihindari
  • Hindari membuat jam kerja guru menjadi tak terbatas. Sepakati jam kerja bersama guru, dapat menggunakan acuan jam kerja normal. Contoh : 07.00 - 13.00
  • Hindari menghakimi guru dalam diskusi atau ketika memberikan umpan balik. Berikan pertanyaan-pertanyaan yang membantu guru memikirkan solusi atas permasalahannya.
  • Hindari kemungkinan guru/staf melakukan perjalanan ke luar daerah (mudik/pulang kampung). Bicarakan hal ini dalam rapat guru/staf, pastikan semua orang memahami alasan di baliknya dan buat kesepakatan bersama. 

MENGELOLA GURU

Langkah Praktis
  • Menyediakan informasi terbaru tentang COVID-19 untuk selalu mengingatkan menjaga kesehatan diri dan orang-orang sekitar.
  • Melakukan koordinasi rutin. Bisa dilakukan setiap hari, dua hari sekali, dua minggu sekali. Sesuaikan dengan kondisi masing- masing.
  • Koordinasi pagi dilakukan untuk mengetahui presensi guru dan staf sekolah Koordinasi sore dilakukan untuk melakukan refleksi mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran, kendala dalam melakukan pembelajaran dan mengidentifikasi solusi, serta pemaparan rencana pembelajaran hari berikutnya, memeriksa kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Tanyakan juga kebutuhan pembelajaran yang akan dilakukan guru.
  • Menyusun jadwal layanan guru yang disosialisasikan pada semua pihak terkait, termasuk orang tua.
  • Menentukan jenis kanal komunikasi yang mudah dijangkau oleh guru. Contoh: WhatsApp: Tanya jawab pelajaran, Google Drive: Pengiriman dan pengumpulan tugas murid, Zoom: Meeting bersama kepsek dan management.
  • Bila ada siswa yang tidak dapat dijangkau dengan internet (faktor teknis maupun non teknis), bisa dilakukan: Guru diminta untuk melakukan kunjungan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Bila ini terjadi maka guru yang ditunjuk adalah guru yang terdekat dengan lokasi anak.
  • Pada kondisi darurat, titel guru kelas 1 sampai 6, ditiadakan, semuanya menjadi guru bagi anak-anak.
  • Mengatur jadwal murid untuk belajar sekolah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

B. BAGAIMANA MELAKUKAN SUPERVISI PEMBELAJARAN?

PRINSIP
  1. Memastikan pembelajaran yang dilakukan guru sesuai tujuan pembelajaran.
  2. Memastikan pembelajaran bukan hanya berjalan, tetapi juga bermakna disesuaikan dengan kemampuan guru dan murid. Misalnya dengan melihat kualitas lembar kerja atau video pembelajaran yang dibuat/ dipilih oleh guru.
  3. Memastikan guru merancang pembelajaran yang beragam dan tidak tergantung pada cara/teknologi yang sama terus menerus. Teknologi adalah salah satu alternatif belajar jarak jauh.
  4. Memastikan kegiatan pembelajaran yang diberikan guru memiliki variasi sebagai berikut; Guru membuat pembelajaran di rumah lebih sederhana. Utamakan literasi, numerasi, dan karakter; Guru memberikan ruang untuk murid mengekspresikan perasaan. Bisa melalui tugas menggambar, menulis, membuat video; Melatih kecakapan skill sehari-hari. Contoh, membantu pekerjaan orang tua di rumah.
  5. Memastikan materi pembelajaran bisa diakses baik online maupun offline sesuai dengan kondisi murid.
  6. Memastikan guru tidak hanya memberi tugas, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap hasil belajar murid, sehingga siswa juga belajar dari apa yang telah dikerjakannya.
  7. Memberikan umpan balik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
  8. Memastikan guru juga membangun hubungan sosial dengan murid, menyempatkan menyapa dan bercakap-cakap, memberikan perhatian, dan mendengarkan keluhan murid. Tidak hanya membicarakan pelajaran dan tugas sekolah saja.

SUPERVISI PEMBELAJARAN

Hal-hal yang perlu dihindari
  • Mengejar ketuntasan kurikulum. Dorong guru mengulang dan memperdalam materi yang sudah pernah diajarkan. Pendalaman materi bisa mengacu Tema yang sudah diajarkan di bulan Januari-Maret (Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 4 Tahun 2020).
  • Menjadikan sesi umpan balik/refleksi sebagai penilaian kinerja. Tunda penilaian kinerja hingga masa darurat usai. Sesi refleksi juga bisa dilakukan untuk mendiskusikan tantangan pembelajaran dan pemecahan masalah hingga menemukan solusi bersama.
  • Terlalu banyak memberikan tugas kepada murid. Pemberian tugas disesuaikan dengan tingkat kelas dan kondisi siswa. Contoh, memaksa murid untuk membuat video laporan hasil belajar yang harus dikirim dengan kuota internet yang besar. Beri acuan kepada guru untuk memperkirakan lama waktu penyelesaian tugas. Contoh, tugas harian diberikan paling banyak untuk dikerjakan 2 jam sehari. Membuat pembelajaran yang bertujuan untuk diujikan. Upayakan memberikan penilaian deskriptif pada hasil belajar siswa, daripada memberikan skor.

Langkah Praktis
  • Minta guru membuat daftar materi yang sudah pernah diajarkan sebelum pandemi COVID-19 beserta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai untuk dilakukan pendalaman materi.
  • Minta guru membuat daftar rencana kegiatan belajar harian selama satu minggu.
  • Pilihan sumber belajar dan penilaian siswa.
  • Membuat folder google drive materi belajar, pengumpulan tugas, dan feedback.

C. BAGAIMANA MENGELOLA ORANG TUA?

MENGELOLA ORANG TUA

Prinsip
  • Membangun hubungan sosial dan mengetahui kondisi kesehatan dan kebutuhan dasar murid dan keluarga Memahami keragaman latar belakang murid dan keluarganya, termasuk kemampuan orang tua dalam mengajari anaknya, akses terhadap internet dan teknologi, dll. Memahami bahwa di saat pandemi ini, kesehatan dan kesejahteraan adalah kekhawatiran utama orangtua, bukan hanya proses pembelajaran murid.
  • Memastikan orang tua memahami pentingnya masa belajar dari rumah, sehingga murid tetap belajar sungguh-sungguh.
  • Mensosialisasikan tujuan dan regulasi pembelajaran jarak jauh Memastikan orang tua tidak berperan sebagai "polisi pengawas", atau "guru pengawas" murid di rumah. Hindari menambah tekanan kepada murid. Bantu orangtua untuk menjadi fasilitator dan teman dalam proses belajar.

Hal-hal yang perlu dihindari
  • Hindari kemungkinan orang tua menghubungi guru di luar jam layanan. Komunikasikan pada orang tua cara dan waktu yang tepat untuk menghubungi guru. Hindari kemungkinan orang tua mengajak anak liburan/mudik. Komunikasikan pada orang tua mengenai anjuran pemerintah, resiko liburan/mudik. dll.
  • Hindari rencana kegiatan belajar jarak jauh yang menuntut pendampingan penuh orang tua. Antisipasi dalam koordinasi rutin bersama guru ketika menyusun rencana pembelajaran. Hindari rencana kegiatan belajar yang menggunakan alat/sarana yang tidak dimiliki oleh semua anak. Antisipasi dalam koordinasi rutin bersama guru ketika menyusun rencana pembelajaran .

Langkah praktis
  • Mengidentifikasi dan memetakan lokasi tempat tinggal dan orangtua mana yang terjangkau internet dan tidak.
  • Mitigasi kondisi orangtua. Bagaimana kondisi orangtua dan murid? Apakah ada anggota keluarga yang sakit?
  • Tunjuk/ minta sukarelawan orangtua yang akan membantu penyebaran tugas offline kepada siswa yang terbatas akses internet sesuai dengan kedekatan tempat tinggal.
  • Melakukan fasilitasi kebutuhan orangtua.
  • Menanyakan kebutuhan orang tua Memberikan informasi cara mendampingi anak belajar di rumah.
  • Memberikan informasi cara akses materi pelajaran dan pengumpulan tugas.
  • Menjawab pertanyaan-pertanyaan orang tua seputar pembelajaran jarak jauh.
  • Membuat media dan jadwal komunikasi dengan orangtua. Contoh: Group Whatsapp orangtua per rombel: untuk menyampaikan tugas dan pertanyaan harian dan pertanyaan terkait akademik.
  • Group Whatsapp perwakilan orangtua, guru, dan kepala sekolah: untuk melaporkan kondisi murid beserta keluarga.
  • Zoom: untuk meeting mingguan antara orangtua dan pihak sekolah.
  • Email/ Google Drive: untuk transaksi materi belajar dan pengumpulan tugas.

PERTANYAAN UMUM (Q & A) 

1. Bagaimana jika guru tidak responsif dihubungi?
  • Bentuk guru koordinator untuk mempermudah komunikasi. Contoh,l kelompok A terdiri dari 5 guru dengan koordinator Pak X.
  • Pastikan jenis komunikasi seperti apa yang paling efektif digunakan kepada masing-masing guru. Apakah melalui telepon, Whatsapp, SMS, atau didatangi langsung ke rumahnya.
  • Gali informasi kendala yang dihadapi guru dan bantuan seperti apa yang dia butuhkan.

2. Bagaimana bila orangtua/murid tidak memiliki HP atau akses internet? Apa yang guru saya bisa lakukan?

a. Melalui perwakilan orang tua/wali murid
Dianjurkan untuk memilih perwakilan orangtua di masing-masing rombel Perwakilan orangtua dapat ditugaskan untuk membantu menyampaikan tugas belajar offline sesuai dengan domisili yang berdekatan.

b. Menggunakan sistem ‘Pesan Berantai’ Mengidentifikasi akses komunikasi orangtua/murid Bagi orang tua/siswa yang tidak memiliki akses internet, tugas akan disampaikan secara berantai melalui temannya Pengumpulan tugas dapat dilakukan melalui teman yang memiliki HP dan akses internet. Bisa juga datang ke sekolah untuk mengumpulkan tugas melalui guru piket. 

3. Kemana saya harus mendapatkan juknis-juknis terbaru mengenai Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang harus berubah?
  • Ketahui perkembangan terbaru terkait penggunaan dana BOS.
  • Senantiasa berkoordinasi dan mendapat informasi terbaru dari Dinas Pendidikan setempat.
  • Ajaklah rekan kepala sekolah di gugus masing-masing untuk saling memberikan informasi. Contoh : Mengaktifkan forum MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) atau Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S).

4. Penggunaan internet banyak memakan paket data, tips-tips yang bisa dilakukan untuk menghemat paket data.
  • Saat melakukan video conference, sebaiknya mematikan/mute video dan suara jika tidak dibutuhkan. Mematikan fitur auto-download pada aplikasi chat, seperti Whatsapp dll.
  • Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengeluarkan Surat Edaran yang mengizinkan penggunaan dana bos untuk pembelian paket data, cukup melaporkan pemakaian data, waktu pemakaian, dan ditandatangani KS.

5. Siapa saja murid-siswi yang perlu saya identifikasi dan perhatikan lebih karena termasuk kelompok rentan?
  • murid yang tinggal di zona merah penyebaran COVID-19
  • murid dengan anggota keluarga yang diduga terpapar COVID-19
  • murid yang tidak memiliki akses internet, berasal dari keluarga pra-sejahtera, atau berasal dari keluarga yang secara ekonomi terdampak akibat kebijakan terkait Covid-19, seperti terkena PHK, dll.

6. Anak-anak masih saja sering ke sekolah untuk bermain dan berkumpul dalam jumlah yang tidak sedikit. Apa yang bisa saya lakukan?
  • Penjaga sekolah/guru piket tetap bertugas di sekolah secara bergiliran/piket.
  • Minta kepada penduduk sekitar sekolah untuk menegur anak-anak yang masih datang dan bermain di lingkungan sekolah.
  • Bekerjasama dengan komite sekolah dan atau perwakilan orangtua di masing-masing rombel untuk memastikan orangtua menjaga anaknya untuk tetap di rumah.

7. Salah satu keluarga murid saya terinfeksi COVID-19, dan serentak grup whatsapp orangtua gaduh dan khawatir. Apa yang sebaiknya saya lakukan?
  • Beri pemahaman bahwa terinfeksi COVID-19 bukanlah alasan untuk mengucilkan, dan jika penanganan dilakukan secara baik, tentu dapat kembali sembuh.
  • Selalu ingatkan orangtua, terutama yang tinggal di zona merah COVID-19 untuk mematuhi aturan stay at home, menjaga jarak dan menerapkan pola hidup sehat dan bersih untuk pencegahan penularan.
  • Pastikan orangtua mendapatkan akses informasi yang resmi dari pemerintah tentang penularan COVID-19 dan bagaimana menghindari penyebarannya.

8. Bagaimana kepala sekolah merefleksikan program sekolah terutama kegiatan belajar mengajar di sekolahnya di masa pandemi COVID-19?
  • Kepala Sekolah dapat melakukan refleksi mandiri kepemimpinan (leadership self reflection) mingguan dalam bentuk jurnal harian, sehingga Kepala Sekolah. mengetahui apa yang bekerja dan tidak untuk menunjang pembelajaran di masa COVID-19.
  • Melakukan refleksi itu sepenting membuat perencanaan. Kita bisa melihat apakah rencana kegiatan yang kita laksanakan sudah sesuai dengan tujuan. Apa yang sudah berjalan dengan baik dan apa yang perlu perbaikan.

    Download Panduan Kepala Sekolah/Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Panduan Kepala Sekolah/Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    [Download] Panduan Kepala Sekolah/Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19.pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Panduan Kepala Sekolah/Madrasah Memimpin dari Rumah Saat Pandemi Covid-19. Semoga bisa bermanfaat.

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel